Marketing.co.id – Sejatinya Polytron tidak langsung menjual produknya ke konsumen akhir (end users), namun melalui wholesaler dan big retailer. Adapun upaya untuk meningkatkan market share disiasati dengan meluncurkan produk yang inovatif. “Di antara pelanggan yang membeli produk kami, pasti ada pelanggan lama dan pelanggan baru. Kami belum menemukan cara bagaimana bisa menjaring data pelanggan baru dan pelanggan yang pernah membeli produk kami,” jelas Hariono, CEO Polytron Indonesia.
Salah satu segmen yang perlu dicermati adalah anak muda, karena akan menentukan kelangsungan bisnis di masa depan. Untuk segmen ini Polytron mencoba masuk ke produk yang dekat dengan anak muda seperti mobile phone, headphone, bluetooth speaker, dan produk digital lain.
Di samping itu, merek lokal ini juga memanfaatkan media sosial untuk berpromosi dan mensponsori event di mana anak muda banyak terlibat. Strategi lainnya yaitu memanfaatkan situs dan toko online untuk menjual produk-produk Polytron. Berbagai langkah ini dilakukan karena besarnya potensi pasar di dunia maya. “Jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 100 juta (tahun 2018), potensi yang besar sebagai media promosi,” tandasnya.
Ada manfaat yang bisa dipetik Polytron dan konsumennya dari jalur penjualan online. Konsumen dapat menikmati harga yang lebih kompetitif, karena jalur distribusi menjadi lebih pendek. Sementara itu, biaya akuisisi pelanggan akan lebih murah, mengingat begitu besarnya pengguna internet. “Untuk peremajaan merek, karena mayoritas pengguna internet adalah anak muda,” tuturnya.
Jangkauan distribusi Polytron sudah mencapai seluruh Indonesia, dari Aceh hingga Papua. Bahkan, sejak tahun 1995 Polytron sudah berhasil menembus pasar global (Belanda, Belgia, Perancis, Inggris, dan Jerman). “Saat ini ekspor kami lebih fokus ke negara ASEAN, India, Srilanka, Middle East, dan lain-lain,” ungkapnya.
Meskipun sudah menjadi merek global, Polytron menganggap penting peran karyawan dalam meningkatkan dan mempromosikan merk. “Mayoritas karyawan kami berada di Kota Kudus dan Semarang. Peran karyawan kami dalam mempromosikan merek dari mulut ke mulut cukup membantu meningkatkan awareness akan merek kami, terutama di Kota Kudus dan Semarang,” pungkas Hariono.