CEO Klinik Pintar: Masih Banyak Klinik Belum Siap Go Digital

[Reading Time Estimation: 3 minutes]

transformasi klinik , klinik pintarBerbagai tantangan yang dialami klinik seperti pengembangan usaha, akreditasi dan standarisasi layanan membuat digitalisasi klinik semakin sulit dilaksanakan.

Marketing.co.id – Berita Digital | Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui Digital Transformation Office (DTO) beberapa waktu lalu mengumumkan target implementasi roadmap transformasi industri kesehatan, termasuk digitalisasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dapat rampung diwujudkan di tahun 2024.

Integrasi sistem dan agregasi data pasien kelak dapat diakses pasien dari setiap puskesmas, klinik, rumah sakit, dan fasilitas kesehatan secara nasional. Namun, realisasi program transformasi ini memiliki tantangannya sendiri, terutama dari kesiapan klinik di berbagai daerah.

Guna memberikan solusi atas tantangan di atas, Klinik Pintar menggelar pertemuan “Silaturahmi Klinik Berdaya” dengan pemilik klinik, dokter praktik mandiri, dan pemangku kepentingan untuk berdiskusi lebih jauh soal digitalisasi klinik dan berbagai tantangan yang dirasakan klinik dalam menghadapi era transformasi kesehatan di Indonesia.

Acara bertema “Peningkatan Layanan Kesehatan melalui Pemberdayaan Klinik di Indonesia” ini turut dihadiri Ketua IDI Cabang Riau dan Pekanbaru, Ketua PDUI Komisariat Pekanbaru, Ketua ASKLIN wilayah Riau dan Pekanbaru, serta Kepala Dinas Kesehatan Pekanbaru.

CEO Klinik Pintar Harya Bimo menyatakan, Klinik Pintar siap mendukung program transformasi kesehatan Indonesia yang dicanangkan Kementerian Kesehatan. Klinik swasta sebagai bagian penting dari ekosistem pelayanan kesehatan primer di Indonesia perlu menggunakan teknologi dalam kegiatan usahanya.

Menurut Bimo, data kesehatan kita sebagian besar masih belum updated dan tidak konsisten. Pandemi Covid-19 semestinya mengajarkan kita tentang pentingnya digitalisasi terutama di sektor primary care sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan, namun sayangnya masih banyak klinik yang belum siap go digital.

“Berbagai tantangan yang dialami klinik seperti pengembangan usaha, akreditasi dan standarisasi layanan membuat digitalisasi klinik semakin sulit dilaksanakan. Maka dari itu, Klinik Pintar hadir memberikan solusi secara menyeluruh tidak hanya melalui digitalisasi, namun juga memberdayakan klinik agar lebih maju melalui jaringan pendukung yang terintegrasi,” ujar Harya Bimo.

Melalui riset yang didapatkan Klinik Pintar di wilayah Pekanbaru, beberapa permasalahan utama yang dihadapi klinik adalah Strategi Pengembangan Bisnis dan Layanan (29,8%), Akreditasi dan Standardisasi Layanan Klinik (19,3%), serta Peningkatan Kualitas SDM Klinik (12,5%). Permasalahan lain yang juga ditemukan antara lain Sistem Pengelolaan Uang dan Perpajakan (8,8%) dan Pengadaan Obat yang Terjangkau (7,1%).

Senada dengan hal tersebut, Ketua Asosiasi Klinik (ASKLIN) wilayah Riau dan Pekanbaru dr. Nuzelly Husnedi mengatakan bahwa berbagai permasalahan yang ada di layanan primer khususnya klinik menjadi konsentrasi bersama bagi asosiasi fasilitas kesehatan.

“Klinik sebagai bagian dari layanan primer harus bisa berdaya dari segi SDM maupun manajerial bisnis. Penguatan layanan primer merupakan faktor penting dalam membangun ekosistem kesehatan di Indonesia. Momentum acara silaturahmi klinik berdaya ini harus dimanfaatkan baik oleh ASKLIN, IDI, Dinas Kesehatan, pemilik dan pengelola klinik, serta seluruh stakeholder kesehatan tingkat pratama di Pekanbaru untuk berbenah dan segera menyiapkan diri untuk digitalisasi dan transformasi industri kesehatan,” jelasnya.

Klinik Pintar meyakini bahwa digitalisasi tidak akan terjadi tanpa pemberdayaan klinik. Maka dari itu, Klinik Pintar siap menjadi one-stop-solution bagi mitra klinik untuk bisa sukses bersama-sama di era transformasi kesehatan ini.

Chief Medical Officer Klinik Pintar dr. Eko S. Nugroho menjelaskan, selain menyediakan platform yang disebut Klinik OS (Klinik Operating System), Klinik Pintar juga turut membantu klinik mengembangkan usahanya melalui kerja sama layanan baru seperti kesehatan preventif, layanan ibu & anak, peningkatan kompetensi dokter umum dan tenaga medis klinik melalui Learning Management System (LMS), dukungan penguatan rantai pasok klinik, pendampingan standarisasi & akreditasi klinik, sampai membantu pemilik klinik mengelola usahanya secara profesional melalui joint operation sehingga dapat terus bersaing dan tumbuh ke depannya.

Semua dukungan ini dilakukan agar semakin banyak klinik di Indonesia yang dikelola secara modern dan dapat memberikan layanan kesehatan primer dengan kualitas yang tidak kalah dari negara maju. Tentunya dalam mewujudkan hal ini, Klinik Pintar menyadari perlu ada peran aktif dari semua pelaku industri kesehatan dalam mendukung program pemberdayaan klinik di daerah. Maka dari itu, Klinik Pintar mengajak seluruh pemangku kepentingan terutama di sektor pelayanan kesehatan primer di Indonesia, untuk bersama-sama mewujudkan #KlinikBerdaya.

Selain Pekanbaru, acara Silaturahmi Klinik Berdaya ini akan digelar di beberapa kota lain di Indonesia. Kunjungan ke Pekanbaru diikuti lebih dari 100 peserta yang mayoritas adalah pemilik dan pengelola Klinik Pratama dan Utama di daerah Pekanbaru dan sekitarnya.

Dalam acara ini, Klinik Pintar juga menggelar sesi diskusi panel dengan beragam pokok bahasan, mulai dari layanan primer di Indonesia, peluang dan tantangan yang dihadapi para pemilik klinik, serta digitalisasi klinik di Indonesia. Para pemilik klinik pun berkesempatan melakukan konsultasi langsung dengan Klinik Pintar lewat sesi Curhat Klinik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here