Marketing.co.id – Berita Digital Techno | PT Bukalapak.com Tbk (“Bukalapak”, “BUKA” atau “Perseroan”) telah merilis kinerja keuangan untuk kuartal pertama yang berakhir pada 31 Maret 2023. Total Processing Value (TPV) selama kuartal pertama tahun 2023 (“1Q23”) dilaporkan tumbuh sebesar 19% menjadi Rp 40,5 triliun. Pertumbuhan ini didorong oleh pertumbuhan YoY dari Marketplace dan TPV specialty verticals. Sebanyak 72% TPV Perseroan berasal dari luar daerah Tier 1 di Indonesia, di mana penetrasi all-commerce dan tren digitalisasi warung serta toko ritel tradisional terus menunjukan pertumbuhan yang kuat.
TPV Mitra Bukalapak pada 1Q23 naik sebanyak 9% YoY menjadi Rp 18,7 triliun. Pertumbuhan Mitra utamanya didukung oleh ekspansi varian produk, di mana pertumbuhannya meningkat sebesar 10% YoY untuk TPV produk-produk fisik dan tumbuh sebesar 8% untuk TPV produk-produk virtual dan layanan finansial dari kuartal yang sama tahun lalu. Pada akhir Maret 2023, jumlah Mitra yang telah terdaftar mencapai 16,8 juta, meningkat dari 16,1 juta pada akhir Desember 2022.
Pendapatan Bukalapak pada 1Q23 tumbuh sebesar 28% YoY menjadi Rp 1.006 miliar YoY, sementara pendapatan Mitra Bukalapak pada 1Q23 meningkat sebesar 9% YoY menjadi Rp 515 miliar. Marketplace menunjukkan pertumbuhan yang kuat dengan peningkatan pendapatan sebesar 77% YoY menjadi Rp 517 miliar, didorong oleh specialty verticals dengan take rate yang lebih tinggi.
Perseroan terus fokus pada strateginya untuk mencapai pertumbuhan yang kuat dan berkelanjutan, diiringi dengan pengelolaan beban yang baik. Pada periode 1Q23, rasio beban umum dan administrasi (tidak termasuk kompensasi berbasis saham) terhadap TPV membaik menjadi -0.8% dibandingkan dengan -1.0% pada periode yang sama tahun lalu.
Margin kontribusi Bukalapak, yang dihitung sebagai laba kotor dikurangi beban penjualan dan pemasaran terhadap TPV, menunjukkan peningkatan dari -0,2% pada TPV di 1Q22 menjadi 0,3% terhadap TPV di 1Q23. Margin kontribusi Marketplace Bukalapak terhadap TPV Marketplace meningkat dari 0,2% di 1Q22 menjadi 0,7% di 1Q23, sementara margin kontribusi Mitra terhadap TPV Mitra membaik dari -0,4% di 1Q22 menjadi -0,1% di 1Q23.
Bukalapak membukukan adjusted Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (“adjusted EBITDA”) sebesar -Rp 209 miliar pada 1Q23 atau naik sebesar 44% YoY, di mana rasio adjusted EBITDA terhadap TPV menunjukkan peningkatan dari -1,1% di 1Q22 menjadi -0,5% di 1Q23.
Baca juga: Bukalapak & Yayasan Bakti Barito Dukung UMKM Kelola Sampah
Selanjutnya, Bukalapak membukukan rugi operasional sebesar Rp 1.177 miliar pada 1Q23, atau mengalami penurunan secara YoY terutama karena di periode 1Q22 Perseroan mendapatkan laba yang substansial dari laba nilai investasi di PT Allo Bank Tbk. Oleh karena itu, Perseroan juga mencatat rugi bersih sebesar Rp 1.008 miliar pada 1Q23 dari laba bersih sebesar Rp 14.549 miliar pada 1Q22.
Dengan peningkatan efisiensi yang diiringi oleh pertumbuhan yang kuat, Bukalapak juga memiliki permodalan yang kuat dengan posisi kas Perseroan, termasuk investasi lancar seperti obligasi pemerintah dan reksadana, sebesar Rp 20,3 triliun, pada akhir Maret 2023.
Kinerja Mitra Bukalapak
Presiden Bukalapak Teddy Oetomo menegaskan, Bukalapak berbeda dengan e-commerce lainya karena memiliki Mitra Bukalapak. “Melalui Mitra Bukalapak kami menjadi enabler bagi warung-warung untuk berkembang,” kata Teddy dalam kesempatan Halal Bihalal Bukalapak dengan media, di Jakarta, Kamis (4/5/23).
Dengan bergabung menjadi member Mitra Bukalapak, para pemilik warung berkesempatan untuk barang dagangan yang dijual. “Mungkin sebelumnya produk yang dijual warung hanya mie instan dan barang kebutuhan sehari-hari lainnya, kini warung bisa menjual pulsa atau token listrik. Secara garis besar ada tiga kategori yang bisa dijual warung, yaitu produk fisik, produk finansial, dan produk virtual,” lanjut Teddy.
Baca juga: Industri Fesyen Melesat, Coaching Clinic Lazada Hadir di Bandung
Diluncurkan pada tahun 2017, Mitra Bukalapak adalah platform online-to-offline (o2o) pertama di Indonesia yang menyediakan akses ke beragam produk fisik, virtual, dan finansial. Di tahun 2019, sebanyak 3.4 juta pelaku UMKM terdaftar sebagai Mitra Bukalapak. Per Maret 2023, jumlahnya naik secara signifikan ke 16.8 juta. Mitra Bukalapak tersebar di lebih dari 200 kota di Indonesia.
“Di kuartal pertama tahun 2023, Mitra Bukalapak berkontribusi sebanyak 46% terhadap Total Processing Value Bukalapak,” jelas Becquini Akbar, VP Mitra Operations and Commerce, Mitra Bukalapak.
Berdasarkan survei internal, rata-rata pendapatan pemilik warung bertambah 3x lipat setelah menggunakan platform Mitra Bukalapak. Salah satu kontribusi terbesar dari peningkatan pendapatan yang signifikan ini ialah peningkatan kapabilitas warung ke lebih dari 42 produk virtual, sehingga warung-warung ini dapat bertransformasi dengan peningkatan kapabilitas yang kompetitif dengan peritel modern/convenience store.
Mitra Bukalapak juga memiliki komunitas warung terbesar di Indonesia, Komunitas Juwara, dengan jumlah peserta lebih dari 130,000 yang tersebar di lebih dari 50 kota di Indonesia. “Dalam membangun komunitas, Mitra Bukalapak mengedepankan program pemberdayaan yang berfokus pada perluasan bisnis, kemandirian transaksi melalui aplikasi digital, pemasaran digital, dan kewirausahaan,” ungkap Akbar.