PT Bumi Serpong Damai Tbk. (kode saham: BSDE) menargetkan dapat meraup marketing sales senilai Rp7,2 triliun pada 2018.
Hermawan Wijaya, Direktur BSDE mengatakan, “Untuk mencapai target tersebut, kami akan meluncurkan sejumlah proyek di kawasan BSD City, Apartemen SouthGate TB Simatupang dan Klaska Residence di Surabaya sepanjang tahun ini. Untuk mendukung target dan rencana ekspansi tersebut, BSDE menyiapkan belanja modal senilai Rp4 triliun pada tahun ini.”
“Kami meyakini permintaan terhadap properti akan kembali bergairah tahun ini yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang kuat sebesar 5,07% pada 2017. Kondisi ini lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan pada 2016,” kata Hermawan.
Sepanjang tahun lalu, BSDE sukses meraup marketing sales Rp7,23 triliun. Adapun, untuk target marketing sales pada tahun 2018, BSDE akan meningkatkan kontribusi produk komersial menjadi sebesar Rp3,55 triliun, sedangkan produk residensial diharapkan akan memberikan tambahan marketing sales Rp3,65 triliun.
“Kami akan terus berekspansi pada tahun ini baik secara organik maupun anorganik untuk mendukung pertumbuhan kinerja yang berkesinambungan,” lanjut Hermawan.
Tingkatkan Pendapatan Berulang, BSDE Akuisisi Bakrie Tower dan MSIG Tower
BSDE semakin gencar melakukan ekspansi an-organik untuk meningkatkan pendapatan berulang. Pada tahun 2017, BSDE mengakuisisi 13 lantai di Bakrie Tower sebagai bagian dari investasi properti. Adapun, net leasable area atau NLA dari 13 lantai tersebut mencapai 17.000 m2.
Adapun, rata-rata harga sewa di Bakrie Tower adalah Rp300.000/m2/bulan. Sejauh ini, tingkat okupansi di Bakrie Tower mencapai 23% pada Januari 2018 dan diperkirakan akan terisi sekitar 80-90% pada tahun 2019.
Selain itu, pada akhir tahun lalu, BSDE juga telah mengakuisisi Sinarmas MSIG Tower yang berlokasi di Jalan Jendral Sudirman, Jakarta. Adapun, NLA yang diakuisisi mencapai 68.525 m2 dengan rata-rata harga sewa mencapai Rp260.000/m2/bulan. Tingkat okupansi di Sinarmas MSIG Tower mencapai 40% pada tahun 2017 dan ditargetkan terisi sekitar 80-90% pada tahun 2019.
“Tujuan akuisisi ini adalah investasi properti untuk menambah portofolio pendapatan berulang perusahaan. Kami yakin, dengan dukungan pendapatan berulang yang besar, perusahaan dapat menjaga pertumbuhan kinerja di masa mendatang,” tutup Hermawan.