Brand yang Kuat Itu Seperti Apa, Sih?

0
[Reading Time Estimation: 2 minutes]

Dalam seminar Branding Talk for Top Brand Achievers 2025 Handi Irawan mengupas 5 karakteristik brand tangguh yang tahan krisis, tetap relevan, dan dicintai konsumen

Marketing.co.id – Berita Marketing | Di tengah banjir informasi, ledakan produk baru, dan cepatnya perubahan selera konsumen, satu pertanyaan besar yang selalu kembali ke ruang rapat tim pemasaran adalah apa yang membuat sebuah brand tetap kuat?

Tak cukup hanya dikenal. Tak cukup juga sekadar punya logo bagus atau tagline catchy. Brand yang benar-benar kuat adalah mereka yang bertahan dalam benak dan hati konsumen. Bukan hanya hari ini, tapi bertahun-tahun ke depan.

Lalu, apa saja ciri-ciri brand yang kuat? Dalam seminar Branding Talk for Top Brand Achievers 2025, CEO Frontier sekaligus founder Top Brand Award Irawan D mengatakan bahwa setidaknya ada 5 karakter utama yang membuat brand itu dikatakan kuat.

1. Brand yang Punya Top of Mind Awareness

Brand yang kuat bukan hanya yang pernah didengar, tetapi yang pertama kali terlintas saat konsumen memikirkan suatu kategori produk.

Misalnya, ketika seseorang ditanya tentang motor, air mineral, atau eCommerce, brand kuat adalah yang langsung disebut pertama kali, tanpa pikir panjang. Inilah yang disebut Top of Mind, indikator awal kekuatan sebuah brand.

Konsumen membeli berdasarkan persepsi, bukan kenyataan. Jadi, kalau brand Anda tidak disebut, artinya Anda sedang keluar dari radar pasar.

2. Memiliki Brand Image yang Konsisten dan Positif

Tak cukup dikenal, brand harus punya asosiasi makna yang kuat. Apple dikenal sebagai inovatif, BMW sebagai “driving pleasure”, dan Gojek sebagai solusi hidup sehari-hari.

Brand image ini harus dibentuk secara konsisten. Dari produk, komunikasi, pelayanan, hingga pengalaman pelanggan.

Brand kuat tidak membuat konsumen berpikir dua kali untuk membeli karena mereka sudah punya citra yang jelas di benak pelanggan.

3. Diperkuat oleh Future Intention dan Retensi Pelanggan

Brand yang kuat adalah brand yang dipilih lagi dan lagi. Indikatornya jelas, konsumen tidak hanya puas dengan pengalaman terakhir, tetapi juga punya niat kuat untuk membeli ulang, bahkan merekomendasikan ke orang lain. Loyalitas ini tidak datang dari promosi, tetapi dari kepercayaan yang dibangun terus-menerus.

4. Mampu Bertahan Lewat Inovasi dan Relevansi

Tidak ada brand besar tanpa inovasi. Brand yang kuat terus menyesuaikan diri dengan zaman, bukan bertahan pada kejayaan masa lalu.

Contohnya, Indomie tetap digemari Gen Z karena adaptif dalam rasa, kemasan, hingga kolaborasi digital. Tokopedia dan BCA bertahan kuat karena terus memperbarui fitur dan mendengarkan kebutuhan pengguna. Relevansi adalah oksigen dari kekuatan brand.

5. Didukung oleh Ekuitas Emosional

Konsumen bukan hanya membeli produk, tapi juga membeli cerita, makna, dan emosi. Brand yang kuat memiliki keterikatan emosional, dari cerita kemanusiaan, kepedulian sosial, hingga filosofi hidup.

Nike tak sekadar menjual sepatu. Mereka menjual kepercayaan diri. Dove tidak hanya menjual sabun, mereka menjual self-acceptance. Brand yang kuat tahu bahwa yang dibeli konsumen bukan barang, tapi value. Brand kuat menyentuh emosi, bukan hanya logika.

Membangun brand itu seperti maraton. Dibutuhkan waktu, konsistensi, dan keberanian untuk tampil beda. Brand yang kuat adalah gabungan dari awareness yang tinggi, image yang positif, komitmen konsumen, kemampuan berinovasi, dan koneksi emosional.

Jadi kalau Anda bertanya, apakah brand saya kuat? Ukur bukan hanya dari penjualan, tapi dari seberapa besar konsumen Anda percaya, memilih, dan merekomendasikannya tanpa diminta.