Boneka-Boneka Nusantara

[Reading Time Estimation: 3 minutes]

www.marketing.co.id – Apa yang terlintas dalam pikiran Anda tentang Boneka? Tentu tidak jauh dengan dunia anak, sesuatu yang lucu dan menggemaskan. Walau di awal pembuatannya, boneka ditujukan atau berfungsi sebagai salah satu alat ritual.

Berikut boneka-boneka nusantara yang merupakan aset budaya yang patut dilestarikan keberadaanya:

1.         Si Gale-Gale

Ada kisah sedih yang melatarbelakangi pembuatan boneka kayu yang berada di pulau Samosir ini. Konon dulunya boneka  sigale-gale dibuat untuk menghibur raja yang berkuasa di daerah Toba yang pada waktu itu sakit lantaran kehilangan putranya yang tewas dalam peperangan. Dengan upacara ritual berikut pemaggilan roh, patung kayu tersebut akan menari mengikuti  iringan musik yang berasal dari sordam dan gondang yang merupakan alat musik tradisional yang ada di tanah Batak. Saat ini boneka si gale-gale dipamerkan di dalam museum yang berada  di daerah Tuk-Tuk pulau Samosir.

2.           Ondel-Ondel

Boneka besar yang telah menjadi ikon kota Jakarta ini terbuat dari anyaman bambu yang mempunyai tinggi sekitar 2,5 meter dengan garis tengah kurang lebih 80 cm. Umumnya boneka raksasa ini dibuat sepasang yakni boneka dengan topeng warna merah adalah laki-laki, sedang yang bermuka putih adalah perempuan.

Meski pada awalnya ondel-ondel digelar sebagai acara penolak bala atau untuk mengusir gangguan roh halus. Namun dalam perkembangannya, boneka ondel-ondel ditampilkan sebagai salah satu hiburan, penyambutan tamu, atau penyemarak acara.

3.           Badawang

Kemunculan Badawang adalah hasil perpaduan budaya eropa (kolonialisasi) dan tradisi mistis yang berlaku khususnya di daerah Jawa Barat. Boneka Badawang yang bisa diartikan sebagai orang-orangan tinggi ini, dalam proses pembuatannya mirip dengan boneka Ondel-ondel. Hanya wajah boneka Badawang biasanya mempunyai profil orang kaya dan berlente, seperti; bangsawan, orang asing, atau militer.

Saat ini boneka Badawang telah mengalami perubahan yakni mempunyai bentuk-bentuk menarik, contohnya Badawang punakawan yang mempunyai karakter lucu dan menghibur, lebih diminati khususnya anak-anak.

4.           Golek (Wayang Golek)

Boneka kayu yang dipahat dengan halus menyerupai tokoh-tokoh dalam pewayangan ini  pada bagian bawahnya berbentuk lancip, hal ini bertujuan agar boneka dapat diberdirikan pada batang pisang ketika pertunjukkan berlangsung. Wayang golek merupakan pekembangan budaya yakni dari wayang kulit yang menyajikan pertunjukkan dua dimensi menjadi tiga dimensi.

Lebih jauh lagi karena penampilan wayang golek yang lebih menarik, selanjutnya dalam masyarakat Jawa muncul penyebutan ‘golek’ yang berarti sama dengan ‘boneka’. Dewasa ini pertunjukan seni wayang golek mempunyai tujuan yang disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat dan lingkungan, seperti untuk bersih desa, khitanan, pernikahan, dll.

5.           Barong Landung

Terdapat beberapa versi cerita mengenai boneka yang dibuat dengan ukuran besar ini. Namun pada dasarnya boneka yang lebih dikenal dengan nama Barong Landung adalah dua perwujudan yang sangat bertolak belakang. Dimana boneka laki-laki berwajah menyeramkan bagai raksasa yang diberi nama Djero Gede, sedangkan yang perempuan berwajah jelita dengan mata sipit dan senyum menyungging mirip dengan gadis Cina, diberi nama Djero Luh.

Umumnya pementasan Barong Landung diperuntukkan untuk mengusir malapetaka ataupun wabah penyakit. Bahkan dibeberapa pure di pulau Bali hingga saat ini masih mengkeramatkannya karena dipercaya memiliki kekuatan ghaib.

6.           Tau-Tau

Patung Tau-tau di tanah Toraja propinsi Sulawesi Selatan merupakan representasi keluarga terhadap anggota keluarganya yang telah meninggal. Patung-patung tersebut dibuat semirip mungkin dengan almarhum, dilengkapi dengan pakaian, sarung dan ikat kepala khas Toraja. Kemudian Patung tersebut diletakkan di luar kubur.

Selain sebagai simbol kematian, boneka kayu tersebut berfungsi sebagai media komunikasi antara yang meninggal dengan keluarga yang ditinggalkan, tentunya hal ini dilakukan dengan ritual pemanggilan roh (Wedhya Wardani).

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here