Bob Farmers, Ingin Sejahterakan Petani

Sebagai pemasok hasil pertanian dan perkebunan, Boby Erlangga tidak mencari keuntungan semata, tetapi juga memperjuangkan agar kehidupan petani menjadi lebih baik.

 petani

Motivasi di belakang keinginan seseorang untuk menjadi entrepreneur sangatlah beragam.  Seperti halnya Boby Erlangga yang menjalankan bisnis pemasok buah-buahan dan sayur-mayur karena termotivasi ingin menyejahterakan dan memajukan para petani di Indonesia. Lewat bendera bisnis Bob Farmers, Boby rutin memasok buah dan aneka sayuran segar yang berasal dari petani lokal ke berbagai hotel ternama di Jabodetabek.

Boby menjelaskan, Bob Farmers hadir dari rasa kepedulian terhadap para petani. Pasalnya, pasar hortikultura—khususnya buah dan sayur dalam negeri—kian dikuasai oleh produk impor, sehingga petani selalu mempunyai pendapatan atau penghasilan yang kurang memadai. Hal ini membuat gairah petani lokal semakin turun, bahkan banyak dari mereka mulai beralih profesi.

“Selain lahan pertanian semakin sempit lantaran berubah fungsi menjadi pabrik dan produk properti, masalah lain yang dihadapi petani adalah modal mereka tidak kuat. Ditambah lagi mahalnya harga pupuk dan obat-obat tanaman serta kurangnya inovasi dalam bidang pertanian dan pemasaran,” ungkapnya.

Dari situlah timbul ide untuk membantu para petani memasarkan hasil panennya. Maka pada tahun 2011, ia memutuskan untuk mendirikan Bob Farmers yang memasok buah dan sayur ke berbagai hotel. “Saya memilih di bidang ini karena kesadaran masyarakat akan manfaat mengonsumsi buah dan sayur semakin tinggi, serta menjamurnya hotel-hotel di Indonesia, terutama di Jakarta,” sebut Boby.

Meski potensi pasarnya sangat besar karena belum banyak pemasok buah dan sayur untuk hotel, perjalanan bisnis Boby tidaklah mudah. Dalam tiga bulan pertama, ia harus membawa langsung proposal penawaran dari hotel ke hotel. Ironisnya dari sekian banyak proposal yang diajukan, tak satu pun yang direspons.

Setelah tiga bulan berjalan, baru ada beberapa hotel yang merespons. Itu pun Boby harus mengubah strategi dengan menawarkan solusi pembayaran mundur 30 hari setelah tagihan (invoice) masuk. Ini dianggap menguntungkan pihak hotel karena biasanya membeli buah dan sayur dilakukan secara tunai di pasar atau supermarket.

“Harga yang kami tawarkan lebih murah sekitar 20%─30% dari harga pasar karena mengambil langsung dari petani. Selain buah dan sayur, kami juga memasok perlengkapan hotel, seperti sandal, sabun, sisir, dan lainnya yang diambil dari perajin langsung di daerah Jawa Tengah,” beber lulusan Manajemen Perhotelan dari Griffith University, Australia.

Untuk pasokan buah dan sayur, awalnya Boby membeli dari petani di beberapa daerah. Setelah permintaan semakin meningkat, akhirnya ia menjalin kerja sama dengan petani melalui sistem pemberian bibit dan modal pemeliharaan, kemudian petani dapat menjual hasil panennya ke Bob Farmers dengan harga terbaik.

“Harapannya petani Indonesia bisa sejahtera dan bangga menjadi petani sehingga terjadi regenerasi, dan menjadikan Indonesia sebagai negara yang gemah ripah loh jinawi,” ujarnya.

Saat ini Boby telah bermitra dengan 10 petani dari beberapa daerah. Untuk buah dan sayur, Bob Farmers bermitra dengan petani di daerah Sukabumi, sedangkan di daerah Kebumen khusus bermitra dengan petani buah. Selain bermitra dengan petani buah dan sayur, Bob Farmers juga bermitra dengan petani beras di Rengas Dengklok.

“Bob Farmers lebih mendorong untuk memasok buah dan sayur lokal, sedangkan untuk memenuhi permintaan hotel akan buah impor, pasokannya diambil dari distributor. Saat ini komposisi buah yang dipasok sekitar 70% lokal dan sisanya 30% impor,” terang Boby.

Seiring perjalanan waktu, Boby pun pelan-pelan mulai merasakan hasil jerih payahnya. Jika sebelumnya kesulitan mencari pelanggan, sekarang lima hotel berbintang ternama telah menjadi pelanggan setianya. Dalam sebulan dia bisa memasok sekitar 1,3 ton buah dan sayuran dengan omzet sekitar Rp1 miliar─Rp2 miliar.

Terinspirasi Bob Sadino 

Nama Bob Sadino pasti sudah cukup terkenal di dunia usaha, dan kisah hidup sosok nyentrik ini dijadikan inspirasi oleh banyak wirausaha, termasuk Boby. Menurutnya, Bob Sadino sukses bertransformasi, yang tadinya hanya pedagang telur dan daging ayam kelas lokal menjadi pengusaha besar yang melayani pelanggan secara nasional, bahkan pasar luar negeri melalui Kemchick dan Kemfood.

“Bob Sadino memiliki jiwa entrepreneur yang sangat tinggi dengan memperjuangkan kemajuan produksi hasil alam Indonesia. Inilah yang menginspirasi saya untuk mengangkat pamor buah dan sayur lokal agar menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” kata Boby.

Sosok pekerja keras ini bukan hanya menginspirasi Boby dalam menjalankan bisnis, tetapi juga ketika hendak menentukan merek dagangnya. Alhasil, dipilihlah nama Bob Farmers lantaran keduanya memiliki kemiripan nama. Pemilihan nama tersebut diharapkan membuat bisnis Bob Farmers bisa berkembang ke pasar mancanegara dengan membawa buah-buahan lokal ke luar Indonesia, baik dalam bentuk buah-buahan segar maupun kemasan kaleng.

Guna mewujudkan target tersebut, Boby mengaku sudah memiliki segudang rencana dan strategi, di antaranya bekerja sama dengan IPB untuk penelitian tanah pertanian dan instansi terkait untuk riset dan inovasi mengemas buah dalam kaleng. Selain itu, ia pun mulai mengajak petani untuk membudidayakan kembali buah-buahan Indonesia yang hampir hilang, seperti buah nona, matoa, kemang, kecapi, lobi-lobi, menteng, dan lainnya.

Era digital pun akan dimanfaatkan Boby untuk mengembangkan bisnis. Rencananya di tahun ini akan dirilis toko online Bob Farmers khusus buah dan sayur. “Peluang online lebih bagus ketimbang membuka toko sendiri. Apalagi kami sudah memiliki layanan pengiriman ke hotel-hotel, sehingga bisa dimanfaatkan untuk pengiriman pembelian secara online,” pungkasnya.

 

Moh. Agus Mahribi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.