Bingung: “Strategi atau Taktik”

Penulis menyajikan topik dalam tulisan ini kelihatannya merupakan sesuatu yang usang atau bahkan terlalu sederhana. Namun pada kenyataannya, saat berhadapan dan berdiskusi dengan klien maupun calon klien, penulis banyak menemui isu yang sama juga dengan kasat mata. Banyak yang bingung, atau bahkan tidak dapat memahami hal-hal yang sangat sederhana. Seperti saat menentukan suatu jabatan, apakah sebagai seorang marketing executive atau sebenarnya hanya seorang salesman, sebagai marketing manager atau sales manager. Begitu juga sales coordinator atau sales supervisor. Bahkan, membedakan antara selling skill dengan salesmanship saja banyak yang tidak  paham, dan keduanya dianggap sama.

Melihat judul di atas, dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh jajaran penjual—mulai dari pimpinan puncak hingga pelaku lapangan—sebenarnya kadang kala terjadi tumpang tindih. Namun, kalau diatur dengan uraian tugas yang jelas, akan tampak garis pembedaan yang tegas dan jelas tentang siapa yang bertanggung jawab dan apa yang harus dilakukan. Siapa yang berpikir tentang strategi dan siapa yang bertindak dengan taktik. Oleh karenanya, untuk lebih memudahkan pemahaman akan hal tersebut, penulis memberikan pembedaan yang lazim terjadi  dalam tabel berikut:

Jadi, kalau kita mengamati tabel di atas, pemahaman kuncinya adalah bahwa strategi memerlukan bantuan dari tim lain, walau tidak perlu rumit. Kemudian, berinteraksi lebih intens dengan bagian yang terkait, seperti bagian teknik, bagian  desain, bagian R & D, bagian survei, bagian produksi atau pihak ketiga.  Sedangkan taktik adalah sesuatu yang bisa dilakukan sendiri, karena faktor bakat akan erat menempel dalam pelaksanaannya. Semoga bermanfaat. (www.marketing.co.id)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.