Marketing.co.id – Berita Consumer Goods | Saat ini permasalahan lingkungan semakin beragam dan menghantui seluruh ekosistem yang mendiami bumi. Salah satu permasalahan lingkungan yang terjadi ialah masalah sampah, khususnya sampah plastik. Pada tahun 2022, berdasarkan data yang dihimpun oleh Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), volume timbunan sampah di Indonesia mencapai 19,45 juta ton. Apabila dirincikan berdasarkan jenisnya, mayoritas sampah nasional pada 2022 berupa sampah sisa makanan yang berada di angka 41,55% disusul sampah plastik yang berada di urutan kedua dengan proporsi 18,55%.
Bukan tanpa alasan, jumlah sampah plastik tentu akan terus bertambah jumlahnya setiap tahun. Hal ini didasari pada sifat sampah plastik yang sulit terurai. Sampah plastik yang sudah terurai akan tetap menjadi mikroplastik yang sifatnya beracun yang dapat mencemari tanah, air, dan membahayakan makhluk hidup apabila tidak sengaja tertelan. Penambahan sampah plastik juga terjadi karena kebutuhan akan plastik selalu tetap ada.
Dapat dikatakan bahwa kebutuhan akan plastik memang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Plastik yang bersifat ekonomis tentu dapat membantu aktivitas seharihari, seperti menjadi wadah kemasan, wadah makanan, membawa barang, dan lain sebagainya.
Dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tanggal 5 Juni 2023, cooking oil Tropical produk minyak goreng dari PT Bina Karya Prima (BKP), menyadari peliknya fenomena yang terjadi dan mengambil langkah untuk mengganti botol kemasannya dengan bahan yang lebih ramah lingkungan. Sebagai jawaban dari fenomena ini, Roland Octasilva Layandi, Brand Manager Food Division – PT Bina Karya Prima menjelaskan bahwa kemasan Tropical menggunakan botol berbahan Polyethylene Terephthalate (PET) yang dapat didaur ulang dan dilengkapi dengan sertifikasi ecolabel.
“Saat ini, botol kemasan minyak goreng Tropical GO GREEN mendapatkan sertifikasi ecolabel yang merupakan validasi dari program yang sudah dijalankan sebelumnya. Kami sudah melakukan recycle dari botol tersebut menjadi tas dan sepatu yang kemudian diberikan kepada anak-anak pemulung di Sekolah Tunas Alam, Bantar Gebang,” tutur Roland.
Sertifikasi ecolabel adalah sertifikasi pada suatu produk yang memerhatikan kaidah kepedulian terhadap lingkungan. Fokus penilaiannya adalah melihat penggunaan bahan baku, manajemen lingkungan, energi dan penggunaan kemasan. Kemasan botol minyak goreng Tropical mendapatkan sertifikasi ecolabel tipe II untuk kemasan produk Tropical Go Green. Ecolabel tipe II merupakan tipe ecolabel dengan klaim “dapat didaur ulang” yang diberikan kepada kemasan pangan.
Shirley Dewi, Senior Vice President PT International Association of Plumbing and Mechanicals Official Group Indonesia (IAPMO) menuturkan bahwa, IAPMO adalah lembaga verifikasi ecolabel yang melakukan verifikasi kepada kemasan botol produk Tropical varian Tropical GO GREEN. Verifikasi dilakukan mulai dari jumlah produk kemasan Tropical Go Green yang diproduksi dan didistribusikan kemana saja, lalu pengumpul dari kemasan yang sudah tidak digunakan atau dibuang termasuk metode pengumpulannya, kemudian pemilahan atau pengumpulan penyortiran produk serta pemanfaatan melalui pengolahan kemasan bekas menjadi produk lainnya.
“Proses verifikasi dilihat berdasarkan data 6 bulan terakhir. Hasil verifikasi tersebut dapat diketahui efektifitas dari daur ulang yang dilakukan. Efektifitas daur ulang akan dilihat peningkatannya tahun ke tahun melalui kegiatan pengawasan untuk satu siklus sertifikasi selama 3 tahun,” ujar dia.
Shirley menambahkan, pihak BKP juga telah menyampaikan kepada pusat pengelolaan sampah terkait rencana peta jalan sampah sebagai pemenuhan persyaratan dalam Peraturan Menteri LHK no 75 tahun 2019 terkait dengan peta jalan sampah sebagai bentuk compliance dalam mendukung pengurangan sampah s/d 2030.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memberikan apresiasi terhadap langkah yang diambil oleh Tropical. Diah Wati Agustayani, S.T dari Pusat Fasilitas Penerapan Standardisasi Instrumentasi KLHK menambahkan, upaya yang dilakukan Tropical tentu dapat membantu menekan polusi akibat dari sampah plastik di Indonesia. KLHK juga berharap bahwa lewat upaya yang dilakukan Tropical, dapat mengajak masyarakat atau industri untuk bersama-sama bertanggung jawab dan melakukan produksi berkelanjutan.
“Harapan lain yang disampaikan adalah recycle yang dilakukan dapat ditingkatkan menjadi 30%, 50% bahkan 100% untuk semua kemasan yang telah terpakai,” imbuh dia.