Bermain Solo

www.marketing.co.id – I-Radio, yang mengusung slogan “100% Musik Indonesia”, untuk menjaring pendengar tak segan menjadikan artis papan atas sebagai penyiar. Siapa saja artisnya?

Sejak pertama kali secara resmi diperkenalkan kepada publik pada 28 Maret 2001 lalu, I-Radio Jakarta sudah tampil unik. Visinya “menjadikan musik Indonesia tuan rumah di negerinya sendiri” dan misi menjadi yang nomor satu di formatnya. Sesuai slogannya “100% Musik Indonesia”, I-Radio pun hanya memutar lagu-lagu pop urban karya musisi negeri sendiri.

Segmen yang dibidik I-Radio adalah para pendengar di usia 21–35 tahun dengan status ekonomi sosial A, B, dan C. Sebagian besar berprofesi sebagai ibu rumah tangga, karyawan, pekerja pemula, dan para mahasiswa. Ini sesuai dengan karakter I-Radio yang berjiwa muda, aktif, bersemangat, mengikuti perkembangan terkini, dan yang pasti 100% cinta musik Indonesia.

I-Radio Jakarta—dengan ID station: 89.6 FM—merupakan salah satu jaringan radio dari kelompok usaha PT Mugi Rekso Abadi (MRA) yang kemudian berkembang menjadi mass-radio yang menjangkau wilayah udara Jabodetabek. Kelompok usaha MRA sendiri mempunyai beberapa stasiun radio seperti Hard Rock FM (Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Bali), Cosmopolitan FM (Jakarta), Trax FM (Jakarta dan Semarang), dan I-Radio sendiri (Jakarta, Bandung, dan Yogya).

Program Director I-Radio Nino Budiyanto mengatakan bahwa dari 24 jam siarannya, I-Radio Jakarta hadir dengan musik dalam negeri berkualitas dari era ‘80, ’90, hingga era milenium. Jenis musik yang dipilih adalah lagu-lagu yang sedang dan pernah menjadi hit dari berbagai aliran, seperti pop, rock, jazz, hip hop, ska, balada, hingga alternatif. Saat ini, I-Radio Jakarta telah menjadi referensi utama dalam perjalanan dan perkembangan musik Indonesia, baik di kalangan musisi maupun masyarakat. Tak heran, saat ini I-Radio Jakarta telah menjadi “barometer musik Indonesia”. “Sejak awal kami memang ingin tampil beda dan unik. Terserah orang berbicara apa, tapi kami konsisten dengan visi dan misi kami sejak awal,” tegasnya.

Dituturkan Nino, seiring perkembangan zaman dan semakin derasnya arus informasi, I-Radio Jakarta juga mempertebal sisi informatifnya bagi para I-Listeners—sebutan bagi pendengar setia I-Radio. Ini diwujudkan dengan sajian sejumlah informasi bermutu yang aktual dan faktual. Diharapkan I-Listeners bisa memperoleh informasi yang lengkap dengan tetap bisa menikmati musik-musik Indonesia yang berkualitas. Program acara lokal pun digabung dengan program dari network. Adapun program-program unggulannya adalah “Pagi-Pagi”, “Sore-Sore”, “Pelangi Jakarta”, dan “Karaoke di I-Radio”.

Octaviyanti “Vivi” Coster, Group Station Manager MRA Media Broadcasting menambahkan, I-Radio memang bukan sekadar radio yang menyiarkan musik-musik Indonesia semata. Siaran I-Radio Jakarta yang dipancarkan langsung dari Gedung Sarinah lantai 8, Jl. MH. Thamrin 11, Jakarta Pusat ini, dibawakan dengan gaya siaran yang “dekat dan bersahabat” oleh penyiar-penyiar senior. Antara lain, M. Rafiq dan Poetri Soehendro di acara Pagi-Pagi, serta Sandy Andarusman dan Liza Harun di acara Sore-Sore. Program Pagi-Pagi dan Sore-Sore memang diakui Vivi menjadi “jagoan” yang diandalkan I-Radio dalam menggarap pendengar karena hadir di jam prime-time.

Acara Pagi-Pagi dan Sore-Sore merupakan sebuah program berupa obrolan khas I-Radio yang bersifat mencerahkan suasana pagi para I-Listeners. Lewat program ini, problematika dan romantika kehidupan masyarakat kota dikemas secara “micro to macro” yang informatif, serta memberikan sentuhan khas I-Radio bagi pendengar. Termasuk di dalamnya terdapat perkiraan cuaca, informasi nilai tukar rupiah, informasi lalu lintas, koran pagi hari ini, games dan jokes, talkshow tentang politik, ekonomi, hukum, sosial budaya, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain, dengan “kacamata” yang berujung pada public impact.

Berbicara soal keunggulan dan strategi, kualitas penyiar menjadi kekuatan I-Radio—walaupun menurut Vivi, kekuatan I-Radio sendiri adalah satu-satunya radio yang menyiarkan 100% musik Indonesia. “Dalam hal ini, kita akui I-Radio tidak ada pesaing. Selain itu, kami juga menjual kreativitas lewat konten program yang kami siarkan,” imbuhnya.

Sementara itu, untuk lebih memperkuat brand awareness I-Radio, menurut Quary Mitratama, Media Relations I-Radio, peran marcomm lebih diperkuat. Selain itu, juga memanfaatkan MRA Group sebagai media promosi baik di jalur ATL maupun BTL. Rencananya di tahun depan I-Radio juga akan memperluas pasar dengan menggarap wilayah pinggiran Jabodetabek dengan membuat banyak venue off air. Strategi di ranah social media juga tidak ketinggalan. Saat ini, sudah ada divisi social media yang akan memperkuat digital communication I-Radio di dunia maya.

Ditambahkan Quary, contoh serius I-Radio menggarap strategi komunikasi dalam rangka menciptakan dan meningkatkan brand awareness adalah lewat program yang baru-baru ini digarap I-Radio, yaitu “Sabotase I-Radio”. Program tersebut menghadirkan grup band Ungu sebagai penyiar I-Radio selama dua jam setiap hari Selasa, mulai pukul 20:00–22:00 WIB, selama bulan Oktober 2011. “Lewat program ini, I-Radio dapat market baru, para pendukung Ungu. Kunci sukses di industri radio adalah jangan pernah berhenti dalam berkreativitas,” tegasnya. (Harry Tanoso)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.