Berbisnis di Jalan Kebahagiaan

www.marketing.co.id – Drop out dari kuliah bukan menjadi halangan untuk menjalankan usaha sendiri dan meraih kesuksesan. Seperti yang dilakoni Arief Widhiyasa. Sosok muda yang tahun ini baru menginjak usia 24 tahun sukses mengembangkan bisnis game online yang diberi nama Agate Studio.

Bagi penggemar game, pasti mengenal nama Agate Studio, pemain lokal untuk developer game seperti Earl Grey, Football Saga, dan NyanyiYuk.com ataupun developer untuk flash game, Xbox360 game, online game, Silverlight game,
social game, mobile game, dan bahkan riset board game. Perusahaan ini telah berkembang cepat dan menjadi salah satu developer game terbesar di Indonesia.

Beragam partner bisnis telah dirangkul untuk lebih memperluas pasar bagi produk-produknya. Mulai dari international game sponsorship seperti Armor Games (US), Game Pirate (Netherland), King (UK), dan Gamesfree. Kemudian custom game clients seperti Microsoft Indonesia, Microsoft Asia-Pacific, dan Nokia. Lalu, advergames & brands seperti Unilever, GarudaFood, Ford Indonesia, dan Sony Music BMG. Mereka bekerja sama juga dengan Telkom, Telkomsel, berbagai media, dan universitas ternama.

Saat awal berdiri pada tahun 2009, jumlah krunya baru sekitar 15 orang. Sekarang (2011), jumlah kru Agate Studio sudah mendekati 50 orang dan di akhir tahun 2011, ditargetkan 70 orang kru ada di perusahaan yang berkantor di Bandung ini. Pencapaian prestasi tersebut terbilang cukup spektakuler, mengingat orang-orang yang berkecimpung di dalam industri yang sangat baru ini adalah anak-anak muda yang (masih) duduk di bangku kuliah.

“Sebenarnya, kami nekat mendirikan perusahaan ini,” kata Arief Widhiyasa, CEO Agate Studio, saat ditemui dalam sebuah kesempatan wawancara beberapa waktu silam.

Pemuda kelahiran Denpasar, 4 April 1987 ini kemudian bercerita awal mula berdirinya Agate Studio. Dituturkan, dia bersama teman-temannya yang lain, berpatungan untuk menyewa rumah seharga Rp 80 juta per tahun yang berfungsi sebagai kantor—sementara untuk perlengkapan kerja, seperti komputer, laptop, dan meja-kursi, dibawa sendiri oleh tiap orang. Alhasil, kuliahnya sudah tidak dilanjutkan lagi (drop-out). Namun demikian, bekerja di industri game merupakan mimpi dia dari kecil dan juga merupakan passion paling dasar bagi dirinya.

Arief mengungkapkan bahwa potensi di industri game di Indonesia sebenarnya sangat besar, dengan pertumbuhan sekitar 22–34% per tahun sejak tahun 2006. Sekarang ini, size dari industri game sudah tiga kali lipat dari industri film dan akan terus berkembang. Berhubung industri ini sangat baru dan potensial, kebanyakan pengetahuannya dipelajari secara otodidak dari senior dan juga internet. Lewat perusahaan ini, Arief mengaku melakukan optimalisasi pribadi untuk mendukung kariernya dengan banyak membaca buku, terutama buku manajemen, leadership, marketing, dan lain-lain.

“Dulu kami sampai ada aturan setiap minggu harus menyelesaikan satu buku dan menulis resumenya. Selain buku, banyak juga membaca artikel di internet dan tentunya majalah,” katanya sambil menyebut majalah MARKETING merupakan favoritnya sejak dulu.

Sebagai pemimpin muda, Arief melakukan perubahan revolusioner di perusahaan. Misalnya, Agate membuat sebuah konsep aliansi dimana kepemilikan perusahaan adalah bersama-sama (mirip model stock option, cuma lebih ekstrem). Atau juga, Agate termasuk salah satu perusahaan unik karena semua krunya diminta bermain yang banyak, dan jikalau mengantuk dipersilakan tidur. Menariknya juga, ada banyak hewan peliharaan di kantor.

Selain itu, Agate memiliki dua model bisnis. Pertama, menjual game satuan ke luar negeri seperti yang sudah dilakukan diawal bisnis. Model bisnis kedua, menjual game untuk kebutuhan iklan. Tujuannya, membantu suatu produk atau merek  tertentu. Misalnya, artis Cinta Laura, label Sony Music Indonesia, dan grup band The Changcuter. Untuk merek, Agate telah membuat game aktivasi Bodrex, Hemaviton, dan Cussons. Yang jelas, komposisi pendapatan dari kedua model bisnis tersebut 50:50.

Arief mengklaim, sejak awal Agate dikelola secara profesional. Para pendiri berbagi peran, fungsi, dan manajerial. Namun demikian, menurutnya, marketing memiliki peran yang sangat penting dan merupakan salah satu pilar utama yang menopang perusahaan.

“Tanpa adanya marketing yang tepat, perusahaan tidak akan sustain,” ungkap pemuda asal kota kecil Singaraja, Bali, yang mulai aktif membuat game sejak tahun 2007. Dikarenakan umur perusahaan masih baru, angka pertumbuhan omzet sejak perusahaan ini berdiri menjadi sangat fantastis. Mengenai hal tersebut, Arief memiliki alasan tersendiri. “Sebenarnya ini karena start dari angka yang sangat kecil, tapi dari tahun 2009 ke 2010, omzet kami meningkat sekitar 1200% (12 kali lipat),” jelas penghobi olahraga basket ini.

Di perusahaan industri kreatif seperti  Agate Studio, posisi SDM menjadi sangat krusial. Pengelolaan SDM berawal dari proses perekrutan yang sangat mementingkan integritas. “Skill belakangan, karena kami percaya semua orang bisa  berkembang. Jadi, semua kru yang lolos proses perekrutan memiliki integritas super terhadap Agate, yang dilanjutkan dengan proses internal. Kami memberikan bonus yang sangat banyak bagi yang berperforma bagus. Work environment pun selalu kami setting bersuasana rumahan,” tutur Arief.

Secara tegas, kunci sukses dalam membesarkan perusahaan menurut versinya adalah harus memiliki rencana terarah, manajemen dengan sistem yang bagus dan transparan, serta fondasi dasar (SDM, uniqueness/ niche, competence, dan lain-lain) yang memang sudah solid. Namun, itu saja tidak cukup. Arief percaya bahwa pada akhirnya kunci sukses perusahaan cuma beberapa, yaitu corporate vision, mission and dream yang jelas. Semua kru di perusahaan memiliki visi yang sama dengan perusahaan dan juga mimpi pribadi yang sejalan dengan perusahaan.

“Selebihnya, go with the flow of nature, dimana perusahaan dibentuk dengan dasar-dasar spiritual dan usaha yang dilakukan memang seiring dengan keinginan alam dan membangun alam,” jelas Arief. Hal yang diinginkan dia adalah membuat kehidupan semua orang menjadi menyenangkan dan makin produktif lagi dengan game. Seperti yang dilakukannya lewat Agate Studio, Life the Fun Way, dengan berbisnis di jalan kebahagiaan.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.