Menjelajah Menu-Menu di Simpang Jalan

www.marketing.co.id – Sajian kuliner yang menggugah selera tidak melulu datang dari olahan tangan chef profesional restoran bintang lima. Ternyata, di beberapa persimpangan jalan yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia, santapan unik yang tak kalah nikmat juga marak ditemui. Sayang, minimnya publikasi menjadikan menu-menu istimewa tersebut hanya bisa dinikmati oleh sebagian kalangan saja. Berangkat dari persoalan ini, lahirlah sebuah portal yang menyajikan informasi seputar kuliner khas Indonesia, berlabel jelajahkuliner.com.

Sejak awal berdiri pada Juli 2010, jelajahkuliner.com yang dirintis oleh Dimas Prakoso serta Cinthya Yustesia memang berambisi untuk memberikan informasi sebanyak-sebanyaknya mengenai kuliner khas Indonesia yang selama ini belum tersiar dengan baik. Di samping itu, kedua rekanan ini juga memiliki kecintaan yang sama terhadap dunia kuliner.

“Kami mempromosikan segala macam jenis makanan dari semua tempat makan—apa pun bentuknya, karena kami percaya tidak hanya tempat bagus, mewah, dan yang bisa mempekerjakan chef profesional saja yang mampu menghadirkan makanan dengan cita rasa yang luar biasa. Akan tetapi, makanan lezat adalah makanan yang disajikan dan diolah dari hati, dan tidak jarang makanan-makanan itu kita temui di pinggiran jalan dalam bentuk warung tenda kaki lima. Selain itu, saya dan Cinthya juga memiliki kesamaan hobi, yaitu ‘berburu’ makanan-makanan enak dan unik di mana pun itu berada,” ungkap Dimas.

Soal daerah cakupan, Dimas memasang target untuk meliput makanan enak di seluruh wilayah di Indonesia. Pasalnya, Indonesia mempunyai warisan kuliner yang beraneka ragam. Cita rasa setiap daerah begitu kaya, dan mempunyai keunikan yang berbeda dari daerah lainnya.

Menu-menu hasil liputan tersebut oleh jelajahkuliner.com digolongkan ke dalam empat rubrik sesuai klasifikasinya, yaitu food, beverage, snack, dan bakery. Fasilitas lain yang diberikan situs web ini adalah sebuah forum diskusi bagi para pencinta kuliner se-Indonesia.

Dalam hal pengelolaan, Dimas dan Cinthya terjun langsung untuk menangani segala hal, mulai dari observasi tempat, liputan, menulis resensi, sampai pengawasan forum diskusi bagi pencinta kuliner di jelajahkuliner.com.

Meski usianya belum genap satu tahun, jelajahkuliner.com ternyata menarik minat tidak hanya pencinta kuliner, tetapi juga para pemilik restoran dan kafe. Hal tersebut terbukti dari rentetan daftar rumah makan yang telah mengantre untuk pasang iklan di jelajahkuliner.com. Wow, ternyata peluang bisnisnya cukup besar.

“Semula kami berpikir untuk tidak mencari keuntungan. Kami menjalankan web ini semata-mata untuk hobi. Tetapi, semakin berkembang web ini, makin banyak pihak yang mendorong kami untuk membuka space iklan bagi promosi usaha resto, kafe, tempat makan, atau usaha kuliner mereka. Saat ini, kami memang belum menjalin kerja sama dengan pihak mana pun, karena fasilitas untuk pemasangan iklan baru saja selesai ditambahkan ke dalam web. Kami belum memikirkan tarif beriklan di web ini. Dengan kondisi ini pun banyak resto dan tempat makan yang sudah mengantre untuk memasang iklan di web kami.”

Menanggapi besarnya permintaan, Dimas tak mengelak kemungkinan laba yang akan diraih. Ia pun berniat menambah value anggota komunitas yang tergabung dalam jelajahkuliner.com. Salah satu trik jitu yang dilakukan untuk menarik minat anggota baru adalah mengenalkan jelajahkuliner.com kepada masyarakat luas lewat corporate identity.

“Meninggalkan jejak, mungkin itu strategi kami. Kami akan membuat stiker yang nantinya akan ditempelkan di resto dan kafe yang menyatakan jelajahkuliner.com telah merekomendasikan lokasi tersebut sebagai tempat makan pilihan kami. Dan ini akan dipromosikan di web kami, sehingga tempat itu menjadi incaran para penjelajah kuliner seperi kami,” kata Dimas.

Sementara, Dimas menyambut dengan sangat baik maraknya situs web kuliner yang kini hadir sebagai media komunikasi antara restoran dengan para konsumennya. ”Saya harap akan lebih banyak website seperti kami, dengan ide yang lebih fresh. Dan berdiri tidak hanya untuk mencari keuntungan, tetapi untuk kecintaan akan dunia kuliner,” tandasnya. (Angelina Merlyana)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.