App Annie dan International Data Corporation (IDC) telah merilis sebuah laporan penelitian bersama, “Gaming Spotlight, 2017 Review”. Laporan tersebut menguraikan keadaan pasar game mobile di 2017 dari beberapa sudut pandang.
Laporan tersebut menyajikan tiga tema utama. Pertama, pertumbuhan game mobile lebih tinggi dibandingkan industri game konsol dan komputer pribadi (PC). Kedua, melesatnya pamor game live player vs. player (PvP) atau co-op multiplayer ke puncak tangga game terlaris tahun lalu, dan pasar Asia Pasifik yang terus bangkit untuk mendominasi pasar global, tidak hanya dalam belanja konsumen, tapi juga dalam awal mula game dan inovasi gameplay.
Belanja langsung game mobile telah melampaui total pengeluaran gabungan game konsol dan PC, total pengeluaran untuk game mobile lebih dari sepertiga di 2017. Selain itu, belanja game berkontribusi hampir 80% dari gabungan total belanja konsumen di iOS dan Google Play, dan 35% dari seluruh unduhan di seluruh dunia.
“Dengan jumlah perangkat mobile di seluruh dunia yang telah mencapai miliaran, aplikasi tersebut kini menjadi platform untuk pasar game yang luas, untuk gamer umum maupun profesional. Aplikasi memungkinkan mereka bermain kapan pun dan dimanapun mereka inginkan,” kata Danielle Levitas, SVP Research, App Annie.
Dua game terlaris di iOS dan Google Play pada 2017 menawarkan gameplay PvP. Hal ini menunjukkan bahwa selain elemen multiplayer sekarang mungkin diimplementasikan di perangkat seluler, elemen tersebut kini populer dan menguntungkan. Naiknya Honor of Kings, Lineage 2 Revolution (Netmarble), Fantasy Westward Journey (NetEase) dan Lineage M (NCSOFT) ke puncak tangga penjualan game mobile terlaris membuktikan bahwa game live multiplayer telah menjadi tren dalam dunia game.
Tahun 2017 menjadi tahun pertama yang mencatat tiga game PvP memimpin tangga game terlaris di iOS, Google Play, dan konsol (Pokémon Sun / Pokémon Moon, yang diterbitkan The Pokémon Company dan Nintendo 3DS / 2DS, berada di puncak game mobile terlaris, dan menampilkan game live PvP).
Sementara itu, survei IDC terhadap gamer di AS pada kuartal ketiga 2017, mengungkap bahwa pangsa pasar live PvP atau co-op (34%) lebih rendah dibandingkan dengan pangsa pasar gamer PC atau konsol (di atas 44%), namun selisihnya telah menurun ketimbang kuartal ketiga 2016. Survei yang sama menunjukkan bahwa lebih banyak gamer muda dan pria yang bermain game live PvP atau co-op dibandingkan dengan gamer mobile dan perangkat genggam yang tidak bermain game tersebut. Gamer live PvP atau co-op di AS cenderung menghabiskan uang untuk game mobile, dan cenderung bermain game yang sama setidaknya lima jam dalam seminggu.
“Game live multiplayer pada perangkat ponsel pintar dan tablet mengalami kemajuan yang berarti pada 2017,” kata Lewis Ward, Research Director of Gaming and AR/VR, IDC. “Clash Royale, ROBLOX dan Hearthstone: Heroes of Warcraft adalah game dari produsen Barat yang sudah lama populer, tapi pengembang dari Asia Pasifik telah berhasil menciptakan game live PvP dan co-op yang mampu bersaing dan bahkan melebihi pesaingnya dalam skala dan kecanggihan.”
Pertumbuhan yang pesat di beberapa pasar besar, terutama Cina, Jepang dan Korea Selatan, telah membantu mendorong game mobile mendaki lebih tinggi pada 2017. Semua pasar mencatat peningkatan dalam belanja game mobile tahun tersebut dan 60% dari total belanja tersebut dilakukan di Asia Pasifik– pasar ini mencatat peningkatan pangsa pasar dibandingkan 2016.
Dengan kian meningkatnya popularitas game seperti PUBG: Exhilarating Battlefield dan PUBG: Army Attack pada perangkat mobile, model game multiplayer diprediksi akan memberikan dampak langsung terhadap game mobile pada 2018, terutama di Asia Pasifik.