Belajar Sambil Bermain dengan Aplikasi Baby Write Number

Marketing.co.id – Masyarakat hendaknya tak perlu alergi dengan kemajuan teknologi dan peradaban. Saat ini, pesatnya perkembangan teknologi bisa dimanfaatkan para orang tua dalam mendidik anak, seperti yang ditawarkan oleh aplikasi Baby Write Number. Bagaimana bentuk aplikasi ini, dan strategi apa yang dilancarkan dalam menggarap pasar?

Pesatnya perkembangan teknologi ibarat pedang bermata dua. Di satu sisi ini bisa menjadi musibah jika kita kurang bisa memanfaatkannya. Misalnya saja, tidak sedikit orang tua yang terlihat kesal saat anak-anak mereka terlihat sibuk bermain dengan gadget.

Maraknya game kekerasan yang dimainkan oleh anak usia dini di perangkat smartphone dan komputer tablet tentu membuat para orang tua khawatir dengan perkembangan anak kelak.

Tapi di sisi lain, perkembangan teknologi dapat dimanfaatkan pula untuk kepentingan pendidikan anak. Seperti yang dilakukan Mico Wendy, CEO PT Konsep Dot Net, yang tergugah untuk menyelamatkan dunia anak-anak dari game kekerasan dan mendorong mereka ke arah permainan terbarukan seperti game bernuansa pendidikan atau pengetahuan.

Sejak pertengahan tahun 2011 silam, Wendy—demikian ia biasa disapa—telah berhasil mengembangkan aplikasi game edukasi mengenal huruf dan angka yang bisa berfungsi mengajarkan anak menulis angka dengan menggerakkan jarinya ke layar ponsel.

Game tersebut diberi nama “Baby Write Number” dan bisa dimainkan di ponsel Nokia berlayar sentuh (Nokia S40 Touch Screen) yang dapat dinikmati secara gratis dan dapat diunduh dari aplikasi Nokia Store. Nokia S40 Touch Screen sendiri, menurut Wendy, merupakan feature phone dengan harga yang tidak mahal, tetapi memiliki fitur yang baik.

Menurutnya, saat ini belum banyak produk serupa Nokia S40 Touch Screen di pasaran, padahal banyak negara telah menggunakan ponsel jenis ini (termasuk Indonesia).

Lantas, bagaimana dengan strategi pemasarannya? Siapa segmen yang dibidik oleh Baby Write Number? Menurut Wendy, segmen yang dibidik adalah masyarakat yang menggunakan feature phone (bukan smartphone) yang sebagian besar berada di piramida bawah SES (status ekonomi sosial).

“Yang menggunakannya adalah anak dari usia 3–6 tahun,” imbuh laki-laki lulusan Teknik Sipil dan MM Teknologi ITB ini.

Hebatnya, beberapa waktu lalu, aplikasi game ini meraih juara pertama pada ajang game pengetahuan yang diselenggarakan oleh Nokia di Spanyol dan berhak membawa pulang hadiah € 50 ribu, atau sekitar Rp 615 juta.

Menurut Wendy, diferensiasi yang ditawarkan—berupa penggunaan fitur touch dengan baik serta memberikan manfaat kepada penggunanya—membuat game ini meraih juara pertama.

“Dengan Baby Write Number, kita dapat mengajarkan anak-anak untuk belajar sambil bermain. Anak-anak bisa menulis angka dengan jari di atas layar ponsel. Selain belajar angka (ada produk lain seperti alfabet pada lini yang sama), juga belajar pengucapan (dua bahasa). Jadi, anak-anak bisa belajar angka/huruf dan belajar pengucapan dalam dua bahasa. Orang tua juga dapat dengan tenang meminjamkan ponsel mereka untuk sang anak,” klaim Wendy yang saat ini juga aktif sebagai dosen di Universitas Bina Nusantara.

Adapun cara kerja aplikasi ini, menurut Wendy, dapat dilihat di YouTube: http://www.youtube.com/watch?v=NsEKL7TTqlk dan untuk melihat produk lain bisa kunjungi www.konsep.com.

Sementara itu, menyikapi persaingan yang cukup ketat dan kondisi pasar di industri software saat ini, ia optimistis menggunakan saluran distribusi lewat application store yang disediakan oleh vendor adalah cara yang terbaik, karena biaya distribusinya minim.

Ia pun mengaku hanya dikenakan potongan 30% untuk setiap aplikasi yang berbayar. Selain itu, dengan menggunakan application store, ia bisa seperti memiliki toko di satu dunia.

“Selain artinya pasar kita adalah satu dunia, artinya juga persaingan kita satu dunia. Tetapi, untuk jenis aplikasi yang dibuat oleh kami, belum ada kompetitor yang sejenis. Bisa dibilang semua pemain besar di dunia game (Gameloft dan lain-lain) juga merupakan kompetitor potensial,” ungkap penghobi komputer ini.

Disadarinya, perkembangan aplikasi software sangat cepat. Jika tidak segera berinovasi dan dapat menentukan pilihan yang tepat, akan segera terlibas. Menurut dia, salah satu cara yang dilakukannya adalah ikut perlombaan sebagai salah satu sarana publisitas. Selain itu, ia pun memanfaatkan media digital marketing dan media sosial untuk brand awareness.

Lebih lanjut ia mengungkapkan, saat ini user yang paling banyak mengunduh aplikasi Baby Write Number berasal dari Meksiko, disusul India, baru dari Indonesia dan Thailand.

Untuk pasar internasional menurutnya baru dibuka sejak Februari 2012 lalu. Jika dilihat dari statistik download—sudah ada puluhan ribu download, mulai Februari sampai Mei 2012 grafiknya terus meningkat.

“Saat ini kami sedang mengusahakan dapat memasuki pasar Cina. Karena untuk masuk ke pasar Cina, dibutuhkan aturan dan prosedur yang berbeda dengan memasuki pasar negara lain. Padahal pengguna di sini sangat besar,” imbuh Wendy.

Untuk itu, pihaknya mengaku terus berusaha memperkenalkan aplikasi edukasi kepada masyarakat luas. Dan memperkenalkan Konsep.net sebagai perusahaan mobile apps development. Maklum saja, peluang pasarnya cukup besar.

Untuk pasar Nokia saja, yang dibidik adalah target pengguna Nokia S40 Touch Screen di seluruh dunia. Saat ini mereka mengaku sedang mengembangkan aplikasi untuk platfom lain, seperti Windows Phone dan Android.

Menurutnya, tantangan terbesar adalah industri itu sendiri (pilihan platform dan teknologi yang diambil). Persaingan antarvendor dan operator yang masing-masing berebut developer dan customer membuat pilihan teknologi menjadi sangat penting.

“Tidak ada yang bisa tahu apakah vendor X akan bertahan atau tidak, mana yang memberikan hasil paling baik, jenis ponsel apa, vendor apa, operator apa, application store apa, di mana kita harus investasi, dan lain-lainnya. Tapi, justru di sini tantangannya, dan sekaligus opportunity-nya,” jelas dia.

Untuk itu, selain memanfaatkan word of mouth dan media sosial, membuat tampilan yang menarik, ikon, screen capture, dan teks adalah sangat penting. “Karena kalau produk bagus, tapi penampilan luar kurang menarik, akan menyebabkan orang malas untuk mencobanya,” ujar Wendy.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.