Platform jaringan profesional LinkedIn merilis daftar Power Profiles 2017. Pengguna yang masuk dalam daftar ini adalah mereka yang profile-nya paling banyak dikunjungi. Inilah pertama kalinya Power Profiles ada di Indonesia, sebelumnya ada di Australia, Malaysia, Singapura dan beberapa negara lainnya.
Power Profiles Indonesia 2017 dibagi menjadi beberapa kategori, termasuk ‘Marketing & Advertising’. Dalam daftar pengguna paling populer di bidang ‘Marketing & Advertising’, Dimas Noviandri – Digital Banking Social & Brand Activation Lead Bank BTPN menjadi salah satunya.
Pria yang akrab disapa Dimas ini mengawali karirnya di Jakarta dengan bekerja di bidang Public Relation (PR). Pria yang pernah mengenyam pendidikan di bidang hukum ini sudah menyukai bidang komunikasi sejak sekolah menengah. Ia mengekspresikan kesenangannya melalui hobi menulis. Di satu titik perjalanan karirnya, Dimas memasuki dunia digital, khususnya marketing yang menurutnya menarik.
“Menariknya marketing itu selalu ada hal baru. Bagaimana kita bisa membuat produk menarik di banding produk lain itu cukup seru,” katanya.
Digital personal branding adalah kendaraan
Sebagai profesional yang bekerja di bidang marketing, Dimas menyadari pentingnya personal branding dalam membentuk kariernya kini. Baginya personal branding menggunakan media sosial, seperti LinkedIn amat dirasakan manfaatnya. Kesuksesan karir Dimas di bidang marketing tak luput dari personal branding yang ia bangun melalui profil LinkedIn.
“Personal branding yang bagus memudahkan kita mendapatkan kesempatan tertentu, misalnya peluang bisnis. Profil LinkedIn yang bagus memudahkan dalam karier tapi ingat selalu ada verifikasi, jadi harus jujur,” ujarnya.
“Digital personal branding itu menurutku adalah kendaraan kita untuk membukan pintu. LinkedIn bagus buat karier. Kita pingin diingat sebagai apa itu yang harus ditampilkan/share,” lanjutnya.
Menurutnya networking cukup sulit dilakukan secara offline bagi para marketers muda lantaran waktu dan kesibukan yang luar biasa, terlebih di kota besar seperti Jakarta. Media sosial seperti LinkedIn memudahkan seorang profesional untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan profesional muda lainnya.
Ditambah lagi pertumbuhan jumlah marketer yang tinggi mengharuskan mereka untuk berkompetisi. Melalui personal branding inilah menurut Dimas seorang marketer bisa ‘menjual’ dirinya dengan tampilan yang berbeda dari marketer lainnya.
“Orang cerdas dan pintar itu banyak, tapi orang yang bisa mem-package dirinya dan memperlihatkan kepada dunia bahwa dia memang good di seluruh bidang itu perlu bantuan digital juga,” ujarnya.
LinkedIn, platform bagi para profesional
Dimas sudah menggunakan LinkedIn sejak tahun 2011 saat ia mulai bekerja di Bangkok. Kala itu platform digital ini sangat populer di kalangan profesional dan para penggunananya sangat apik menata profile. Pria lulusan salah satu kampus negeri di Yogyakarta ini pun tak mau kalah.
“Saya mulai mempercantik isinya, bahkan kita sempat bikin sesi foto semua karyawan untuk update foto di LinkedIn karena itu bisa membentuk image profesional juga,” katanya.
Menurutnya LinkedIn adalah platform profesional paling oke hingga saat ini. Namun, sayangnya banyak profesional muda yang belum tahu pentingnya personal branding. Padahal zaman sekarang, tak bisa seperti itu. Dimas menekankan bahwa profesional muda harusnya menunjukkan kemampuan dan keberhasilan karier mereka di media sosial seperti LinkedIn.
Berbeda dengan media sosial lainnya, LinkedIn dirasanya sangat tepat untuk menampilkan image profesional para penggunanya. Selain menampilkan image profesional, di media sosial ini para penggunanya bisa berbagai informasi tentang berbagai hal, termasuk kegiatan profesional mereka.
“Nah, LinkedIn itu medsos yang tepat untuk sharing. Saya ingin orang kenal saya bekerja di bidang marketing walaupun enggak expert,” ujarnya.
Pengelolaan konten adalah bagian terpenting jika seseorang memiliki akun media sosial. Ini pula yang ditekankan oleh Dimas berdasarkan pengalamannya di LinkedIn.
“Yang penting jangan bohong, aku pribadi sering mengajak mehasiswa bahwa LinkedIn itu sangat penting dan kita harus bisa mengemas profil kita semenarik mungkin, seperti storytelling,” jelasnya.
Berbagi pengetahuan, perbesar peluang karier profesional
Bisa berbagi wawasan adalah salah satu keuntungan menggunakan LinkedIn. Bagi Dimas, jumlah follower hanyalah bonus, utamanya adalah berbagi dan memilih koneksi dengan piawai. Ia pun mem-follow banyak profesional yang berasal dari luar negeri dengan begitu ia mendapat pengetahuan baru.
“Banyak teman marketer global yang update konten, Saya hampir mem-follow mereka semua sehingga bisa update pengetahuan,” katanya.
Selain bisa mendapat pengetahuan baru, dengan berbagi menurutnya ia dan para followers-nya bisa bersama-sama belajar dan memperluas wawasan.
Diakuinya, selama ini ia mengalami perpindahan karier juga karena media sosial. Tawaran kerja banyak yang berasal dari media sosial, LinkedIn utamanya. Bahkan, mitra baru di kariernya yang sekarang didapatkan dari LinkedIn. Prinsipnya, semakin banyak profile kita dilihat pengguna, semakin besar peluang kita mendapatkan koneksi dan mungkin tawaran kerja.
Dimas pun berbagi tips supaya profile mendapatkan banyak pengunjung. “Pertama update konten. Kedua, konsisten update konten, jangan lupa kita harus piawai memilih koneksi,” ucapnya.
Ke depannya Dimas yakin bahwa LinkedIn semakin dibutuhkan karena dirasanya sangat membantu. “Di LinkedIn saya percaya para penggunanya bekerja dan memerlukan sesuatu, maka jarang saya menemukan akun LinkedIn bodong/palsu. LinkedIn mempermudah hidup juga sih,” tutupnya.