Asyiknya Nonton Bareng Komunitas di Bioskop

Menonton film di bioskop adalah kegiatan yang menyenangkan, apalagi jika dilakukan secara kolektif. Itulah yang dilakukan dua komunitas film, Movie Explorer Club (MEC) dan Nonton Jakarta. Seperti apa sajakah kegiatan dua komunitas ini?

komunitas nonton bioskop

Kesukaan seseorang menonton film ternyata bisa membentuk suatu komunitas yang besar. Inilah yang dialami oleh Galih Aristo. Hobinya menonton dan mengoleksi film indie dan impor adalah awal dari komunitas Movie Explore Club yang dibuatnya pada tahun 2009 silam.

Dari hobi menonton film ini, Galih akhirnya bertemu dengan banyak orang yang mempunyai kegemaran serupa. Dia bertemu kawan-kawan satu hobi ini secara digital melalui media sosial seperti Facebook dan Twitter. Semakin hari perbincangan di kedua media sosial tersebut bertambah ramai karena makin banyak yang bergabung.

Semakin banyak orang yang terkumpul memunculkan inisiatif untuk kegiatan nonton bareng (nobar). Nobar ini dilakukan secara underground dan gerilya, dari rumah ke rumah. “Saat itu karena masih belum menjadi komunitas resmi, masih casual dan santai, kami nobar keliling di rumah-rumah anggota,” jelas Galih.

Nobar sebulan sekali ini berbeda dari nobar biasanya, karena film yang dihadirkan tematis, seperti film tentang perang dan olahraga. Kegiatan yang dilakukan tidak hanya sebatas nobar, tapi juga ada aktivitas lain seperti bedah film. Latar belakang berbeda di antara anggotanya juga menjadikan nobar sekaligus sebagai ajang networking.

Komunitas yang digawanginya ini tambah hari semakin berkembang dengan pesat. Nama Movie Explore Club mulai dikenal dan mulai diajak kerja sama oleh beberapa perusahaan, di antaranya WWF Indonesia, Greenpeace, dan Kopi Indonesia.

“Kerja sama yang terjalin ini membuat kita tidak sekadar nobar dan hura-hura saja. Tapi juga nobar dengan membawa pesan-pesan positif seperti tentang lingkungan dan isu sosial lainnya. Kita juga mengadakan nobar ke luar Jakarta dan di tempat lain seperti kampus,” jelasnya.

nonton komunitas 02

Kerja sama semakin memberikan eksposur yang besar kepada MEC, dan nama MEC mulai dikenal luas. Galih pun menyadari dan mulai berpikir untuk membuat MEC menjadi komunitas yang lebih sustain dan stabil. Komunitas ini menurutnya harus lebih rapi dan terorganisir agar bisa terus bertahan dan berkembang.

Salah satu cara untuk membuat MEC tetap hidup adalah dengan membuat website. MEC berubah menjadi media komunitas dengan nama Movie Explore.com pada Oktober 2013. Website ini awalnya dimaksudkan sebagai lambang eksistensi, agar bioskop-bioskop di Indonesia aware dengan keberadaan MEC.

Cara ini terbilang sukses, MEC pun sering diundang dan diajak oleh bioskop di Indonesia, dari Cinemaxx, XXI, dan CGV Blitz, untuk meramaikan screening film-film terbaru yang tayang di sana. “Kerja sama dengan bioskop ini tidak mudah, kami melalui tahap presentasi. Kami harus meyakinkan pihak bioskop kalau web kami menyajikan berita-berita film dan traffic-nya ramai,” ungkap dia.

MEC pernah menjalin kerja sama secara resmi dan eksklusif dengan beberapa film blockbuster baik dalam maupun luar negeri. Salah satunya adalah The Raid 2. MEC mengerjakan seluruh online campaign film yang dibintangi Iko Uwais di media sosial.

Komunitas Nonton Jakarta

Komunitas film lainnya yang patut diperhitungkan adalah komunitas Nonton Jakarta. Komunitas ini diinisiasi oleh Al Muhtadi pada tahun 2014. Al—panggilan akrabnya, menyebutkan komunitas ini juga berawal dari kecintaannya terhadap film.

“Film selain mempunyai fungsi sebagai hiburan juga sebagai media belajar. Kita bisa belajar banyak hal seperti budaya dan karakter seseorang,” jelas pria yang bekerja di perusahaan agensi ini.

nonton bareng komunitasKegiatan yang dilakukan oleh Nonton Jakarta tidak berbeda jauh dari komunitas film lainnya, yaitu nonton bareng. Tapi, Nonton Jakarta selalu coba membuat nobar ini berbeda, misalnya menetapkan dress code tertentu ketika nobar.

Frekuensi nobar yang dilakukan komunitas ini bisa 1 hingga 2 kali dalam sebulan. Komunitas Nonton Jakarta pernah mencatat angka hingga 100 peserta nobar. “Angka ini sangat mengagetkan sekaligus membuat kami senang. Karena jika melihat grup di Whatsapp kami, hanya ada 68 orang yang terdaftar. Jadi, berarti komunitas ini sudah diterima dan dikenali oleh penonton film di Indonesia,” jelasnya.

Di samping grup Whatsapp, Nonton Jakarta juga menggunakan media sosial lain, seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan Youtube, untuk mempromosikan komunitas mereka. Media sosial pun digunakan untuk kuis dan trivia yang rutin digelar setiap minggu.

Kehadiran komunitas-komunitas film ini menjadi bukti bahwa budaya menonton di bioskop masih sangat relevan di era teknologi digital yang semakin maju. Seperti kita tahu, era digital membawa perubahan baru, terutama dengan hadirnya sistem streaming yang membuat orang bisa menonton film di mana saja dan kapan saja.

Wicaksono

MM.03.2017/W

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.