Asal Jangan Hit and Run

www.marketing.co.id – Belakangan ini, kegiatan membangun komunitas merek dengan memanfaatkan kampung atau desa cukup marak dibesut oleh para pemasar. Beberapa di antaranya sebut saja Kampung BNI, Kampung Aora, dan Kampung Indosat.

Cara ini terbilang efektif dalam meningkatkan awareness merek. Konsumen menjadi semakin merasa dekat dengan merek dalam kehidupan mereka. Hasilyang diperoleh pun sudah dapat ditebak, yakni loyalitas yang semakin kuat.

Apa saja hal yang kudu diperhatikan dalam menjalankan aktivitas marketing semacam ini? Simak penuturan salah seorang pengamat below the line (BTL), Hendra Suryadi, yang saat ini menjabat sebagai Managing Director Six Dimensions Brand Experience Agency.

Kegiatan community marketing sekarang kian kreatif. Trennya mengarah kepada bentuk kemitraan yang dibarengi program CSR yang melibatkan suatu badan atau masyarakat setempat. Seperti mem-branding kampung atau desa. Buat masyarakat hal ini akan memberikan nilai tambah, sedangkan untuk brand bisa meningkatkan consumer engagement.

Sebab untuk menciptakan suatu engagement diperlukan suatu kegiatan yang dapat menyentuh konsumen secara emosional, bukan hanya fungsional. Contoh pembentukan kampung brand A, atau desa brand B, di samping untuk menyejahterakan penduduk, brand juga akan memperoleh brand awareness dan brand image. Sehingga, tingkat pengetahuan dan pengenalan suatu brand di area tersebut menjadi semakin baik, serta persepsi konsumen terhadap citra brand juga semakin positif.

“Umumnya, buat konsumen yang tinggal di kampung atau wilayah tersebut, brand yang melakukan aktivitas community marketing akan dianggap tidak hanya komersil, tapi juga memerhatikan kebutuhan dan keinginan mereka. Sementara itu, buat konsumen umum, brand akan dianggap peduli lingkungan dan membantu mengembangkan masyarakat,” ujar Hendra.

Hal berikut yang didapat dari kegiatan ini antara lain brand engagement dan loyalty. Pelanggan brand di kampung tersebut akan semakin dekat dan loyal karena ada kedekatan emosional yang terbangun. Sehingga, tidak heran bila terjadi referensi dari pelanggan kepada keluarga atau kerabatnya.

Selanjutnya, brand penetration. Dengan brand awareness dan image yang baik serta lebih dekat dengan konsumen, maka semakin mudah ditembus pasar di area tersebut. Otomatis melakukan selling kepada mereka akan lebih mudah.

Yang harus diperhatikan saat melakukan community marketing ialah: pertama, relevansi dengan brand, termasuk kesesuaian event dengan kebutuhan konsumen. Pastikan muncul keterkaitan yang erat antara event dengan lifestyle masyarakat setempat. Kedua, consumer journey, cari tahu tentang kegiatan yang bisa membekas di hati mereka atau dapat memberikan pengalaman serta kenangan tersendiri.

Ketiga, consistent branding, mulai dari sisi penamaan acara, look and feel yang sesuai dengan warna perusahaan, penempatan dan ukuran logo, hingga keseragaman branding di setiap point of contact. Lalu keempat, campaign awareness, baik melalui ATL, public relations, media digital, dan media lainnya. Pastikan ada call to action. Kelima, sustainability, konsistensi dalam melakukan kegiatan ini secara jangka panjang, agar hasil yang diharapkan dapat tercapai, juga persepsi positif konsumen dapat terjaga dengan baik.

Pada intinya, sebelum melaksanakan community marketing, pemasar harus memerhatikan tahap perencanaan, bagaimana rencana tersebut dibuat untuk menambah nilai kepada konsumen, brand, dan perusahaan sekaligus.

Kemudian, di tahap eksekusi, bagaimana kegiatan ini dapat tereksekusi dengan baik sesuai rencana, diterima dengan terbuka oleh konsumen, dan konsisten dilakukan dalam jangka panjang. Contohnya, pembinaan usaha kecil oleh suatu bank, maka untuk memberikan hasil yang baik, perusahaan harus konsisten untuk melakukan kegiatan yang berkesinambungan dalam jangka panjang.

“Buat rencana yang matang dan lakukan secara bertahap, tapi konsisten dan berkesinambungan sehingga berjangka panjang. Apabila rencananya belum matang, sebaiknya ditunda dahulu kegiatannya, agar tidak seperti ‘hit and run’,” ujar Hendra

Selain itu, kegiatan ini harus terintegrasi dengan brand campaign, sehingga bisa menghasilkan multiimpact dalam suatu integrated marketing campaign. Apabila bisa, ditambah dengan kolaborasi bersama media partner akan semakin baik. (Andri Darmawan)

 

This article powered by eXo Digital Agency. eXo is a digital media agency serving local and international brands ranging from SME (small and medium enterprises) to multinational companies from various industries. We are an all-round agency with tremendous experience in digital activation, social media, search engine marketing, interactive game, web and software development.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.