www.marketing.co.id – Seni merupakan bagian dari hidup manusia. Manusia dan seni memang tidak dapat dipisahkan karena memang telah saling mengkontaminasi. Seberapa banyak seni telah mempengaruhi hidup kita?
Coba menunduklah pada makan siang Anda. Seni bukan lagi sekadar lukisan atau musik yang biasa terdengar sehari-hari. Pakaian, rumah, bahkan makanan pun telah dibuat sedemikian rupa agar mengandung seni yang dapat menarik perhatian orang-orang di sekitarnya.
Geser sedikit mata Anda dan lihat ke botol minum kemasan yang Anda genggam. Apa dan kenapa Anda membeli minuman tersebut? Sekarang mungkin Anda membelinya karena memang haus dan menyukai rasa pada minuman tersebut, tapi dulu sebelum anda mencobanya, mengapa harus merek tersebut yang Anda pilih? Kuncinya terletak pada label.
Sepele namun penting, itulah kalimat yang cocok untuk sebuah label. Walaupun akhirnya hanya akan dibuang bersama kemasan tetapi label adalah salah satu kunci sukses pemasaran sebuah produk.
Biasanya orang-orang berpendapat “desainnya bagus” atau “warnanya menarik” setelah melihat kemasan serta label dari sebuah produk. Sebuah label yang baik pasti memberikan pandangan yang positif pada setiap pembelinya. Nama brand serta komposisi warna, font, dan gambar adalah hal-hal penting yang harus sangat diperhatikan ketika akan membuat sebuah label. Hasil dari kombinasi hal-hal tersebut kemudian akan membentuk sebuah seni yang tertuang dalam bentuk label.
Memunculkan sebuah label baru yang sebelumnya belum pernah dikenal masyarakat haruslah penuh perhitungan. Pastikan membuat desain yang dapat memancing antusiasme masyarakat dengan menonjolkan bahwa label tersebut adalah baru dan patut dicoba. Munculkan desain baru yang orisinil dan jauhkan pembuatan label yang menyerupai label lain karena hal tersebut akan menimbulkan citra yang buruk di mata konsumen.
Lain halnya dengan label baru, label lama yang ingin mengganti desainnya sebaiknya tidak membuat terlalu banyak perbedaan dengan yang sebelumnya karena nantinya malah akan menghapus brand image yang telah ada. Seringkali terjadi kegagalan karena perubahan yang terlalu drastis yang kemudian memunculkan perasaan asing di benak konsumen.
“Sebuah merek ternama akan terus sukses akibat kesetiaan konsumen atas kualitasnya, namun dirintis dari first impression dengan para konsumennya”. (Karin Annisa Amalia)