Arief Widhiyasa: Hampir Bangkrut Karena Salah Ambil Keputusan

Arief Widhiyasa ceo agate studioBerkat tangan dingin Arief Widhiyasa, Agate Studio kini berkembang cepat menjadi salah satu developer game terbesar di Indonesia. Seperti apa perjalananya membesarkan Agate Studio?

Bagi Anda penggemar game, sudah pasti mengenal nama Agate Studio. Dalam waktu singkat, perusahaan ini melesat bak roket dan menjadi salah satu developer game terbesar di Indonesia.

Kesuksesan Agate Studio memang tidak bisa lepas dari sosok Arief Widhiyasa. Berkat tangan dingin pemuda kelahiran Denpasar, 4 April 1987 inilah lah Agate Studio bisa menjadi besar seperti sekarang.

Perjalanan hidupnya dari sekolah TK hingga kuliah tidak berbeda dengan kebanyakan orang. Satu-satunya yang berbeda mungkin hobi Arief bermain game. Baginya tiada hari tanpa main game. Hal ini juga yang membuatnya bermimpi bekerja di industri game. Hal tersebut juga merupakan passion paling dasar bagi dirinya.

Penghobi olahraga basket ini menceritakan alasannya mendirikan Agate Studio. “Saya bertemu dengan orang-orang yang mempunya visi sama. Namun, tak ada satu pun developer yang mau menerima kami yang berjumlah 18 orang. Sejak itu, saya bersama teman-teman memutuskan untuk terjun ke dunia bisnis, dan peluang memang terbuka,” begitu tuturnya.

Diakuinya membangun Agate merupakan pengalaman yang paling berkesan. Ia bisa bertemu dengan orang yang mempunyai passion dan keinginan sama untuk membuat dunia lebih bahagia.

Membangun bisnis dari awal memang tidak lah mudah. Perusahaan ini hampir saja bangkrut karena salah mengambil keputusan. Keterbatasan pengetahuan tentang industri game dan pengembangan game merupakan tantangan terbesarnya di awal membangun bisnis ini.

Berhubung industri tersebut tergolong sangat baru, kebanyakan pengetahuannya dipelajari secara otodidak dari senior dan juga internet. Lewat perusahaan ini ia mengoptimalkan pengembangan dirinya untuk mendukung karir dengan banyak membaca buku, terutama buku manajemen, leadership, dan marketing.

Industri ini sangat potensial. Secara market, market game, baik di Indonesia maupun di dunia terus bertumbuh dengan sangat pesat. Diprediksi pertumbuhan industri game per tahunnya akan mencapai 10%.

Meski begitu memasarkan produk yang ia ciptakan tidaklah mudah. Pasalnya pelaku game dari negara lain sudah lebih dulu berkembang dan terkenal di pasar Indonesia. Merekalah pesaing utama Agate Studio.

Hal itu tidak membuat pemuda dengan segudang prestasi ini gentar. “Kita perlu benar-benar concern untuk terus berusaha cepat mengembangkan kemampuan dalam negeri untuk memproduksi game sehingga posisi kita pun signifikan ketika nantinya semakin banyak pelaku industri masuk ke negeri ini,” kata Arief.

“Dengan kita sudah semakin mampu untuk memproduksi game berkualitas tinggi, kita juga jadi bisa ekspor dan akhirnya kita bisa semakin diperhitungkan di kancah industri game dunia,” lanjutnya.

Sebagai pemimpin muda, ia membuat terobosan revolusioner di perusahaan. Misalnya, Agate membuat sebuah konsep aliansi di mana kepemilikan perusahaan adalah bersama-sama. Agate juga merupakan salah satu perusahaan unik karena semua krunya diminta bermain game sebanyak mungkin.

Arief Widhiyasa - CEO Agate Studio (14) Courtesy by Reo LudiansaSaat ini, Agate memiliki dua model bisnis. Pertama, menjual game satuan ke luar negeri seperti yang sudah dilakukan di awal bisnis (B2C). Kedua, menjual game untuk kebutuhan iklan (B2B). Tujuannya, untuk membantu suatu produk atau merek tertentu. Komposisi pendapatan dari kedua model bisnis tersebut 50:50.

Untuk menjangkau pasar B2B dan B2C ini, kegiatan marketing yang dilakukan berbeda. Untuk pasar B2B banyak hal-hal yang sifatnya lebih depth dan berkualitas, seperti seminar/workshop, event, in-depth-article. Sementara untuk menjangkau pasar B2C, Agate lebih banyak menggunakan promosi yang sifatnya massal seperti iklan di media massa, placement di online, dan social marketing strategy.

Beragam partner berhasil ia rangkul untuk memperluas pasar bagi produk-produknya dan juga bekerja sama dengan berbagai perusahaan besar di Indonesia. Itu semua diperoleh lantaran Agate menciptakan standar yang tinggi untuk masing-masing role, dan concern pada pencapaian standar itu.

Hal itu mengharuskan setiap orang dalam lingkungan Agate untuk berkomitmen memberikan yang terbaik, sehingga apa yang ditawarkan ter-deliver dengan baik. Ketika ter-delivery, proses tidak berhenti. Agate terus membina hubungan baik dengan banyak pihak sehingga tercapai engagement.

Inovasi terbaru yang dilakukannya Agate Studio adalah bekerja sama dengan klien hingga men-delivery game untuk training game, seperti rekrutmen karyawan dan penilaian kerja. Selain itu. Agate juga menciptakan hardware sebagai konsol utama tambahan dalam game untuk keperluan strategi below the line klien.

Arief berharap ke depan bisnisnya dapat terus berkembang dan menjadi market leader company di industri game Indonesia. Dan dalam jangka panjang bisa membantu dunia menjadi lebih bahagia, “Lets live the fun way,” ujarnya.

Arief berpesan kepada teman-teman yang akan atau sedang membangun bisnis, banyak-banyaklah belajar dan lihat perilaku orang-orang sukses dan inspiratif. Lalu, gantunganlah cita-cita setinggi mungkin dan pantang menyerah dalam mengejarnya. (Cecep Supriadi)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.