Marketing.co.id – Berita Consumer Goods | AQUA, perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang produknya menggunakan kemasan plastik meluncurkan kampanye ”100% Murni, 100% Petualangan Indonesia”. Kampanye ini bertujuan mempromosikan destinasi wisata prioritas dan meningkatkan kesdaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan selama perjalanan wisata.
Sebagai bagian dari kampanye tersebut, AQUA bersama Pandawara Group, Najwa Shihab, Kole Project, perwakilan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan masyarakat setempat melaksanakan aksi bersih-bersih Pantai Binongko, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Aksi ini bertujuan untuk mengedukasi dan menginsipirasi konsumen dalam menjaga kelestarian lingkungan di destinasi wisata.
Masalah sampah merupakan tantangan utama dalam meningkatkan kualitas destinasi wisata. Berdasarkan data World Population Reviewl, terdapat 4,8 juta hingga 12,7 juta ton sampah plastik yang dibuang ke laut setiap tahun di dunia.
Di Labuan Bajo sendiri, jumlah timbulan sampah mencapai 16 ton per hari, dengan 33% di antaranya merupakan sampah daur ulang.
Baca juga: Refill Station: Cara Baru Lakukan Ekonomi Sirkular
Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ni Made Ayu Marthini, menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, industri, sektor swasta dan masyarakat dalam mengurangi sampah.
Sebagai salah satu negara dengan luas laut terbesar di dunia, masyarakat Indonesia juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran terhadap kelestarian lingkungan.
“Indonesia dianugrahi keindahan alam oleh Tuhan yang harus dijaga, jangan menunggu hingga krisis terjadi. Mari kita jaga alam Indonesia bersama.”
Sejak 2019, AQUA berkolaborasi dengan Kole Project di Labuan Bajo untuk mendirikan Rumah Daur Ulang (RBU) yang mampu mengelola sekitar 20 ton sampah per bulan. Tidak hanya itu saja, dengan membawa semangat collection, education, dan collaboration, kerjasama ini telah berhasil memberikan edukasi mengenai pengelolaan sampah berkelanjutan kepada lebih dari 300 pelajar dan 1000 orang, serta melibatkan lebih dari 100 hotel, restoran, warung, dan lebih dari 50 orang petugas kebersihan.
Pendiri Kole Project, Putra Hawan, menjelaskan, ”Sampah-sampah yang dikumpulkan selama aksi bersih-bersih dibawa ke RBU untuk dipilah sesuai jenisnya dan dibersihkan. Setelah itu, sampah ini di-press dengan mesin khusus hingga berbentuk kotak kemudian dibawa ke Jawa Timur untuk didaur ulang menjadi bahan baku baru.”
Proses ekonomi sirkular di Labuan Bajo ini melibatkan lebih dari 50 orang, termasuk kalangan difabel, yang mendapatkan manfaatnya. “Sekarang 70 persen sampah berasal dari pengumpulan masyarakat. Dan sudah ada 200 titik pengumpulan sampah termasuk di gereja-gereja melalui gerakan kolekte sampah,” lanjut Putra.
Ekonomi sirkular ini memiliki dampak positif bagi masyarakat. “Sebagian besar pekerja RBU adalah ibu-ibu yang tinggal di dekat RBU. Mereka mendapatkan penghasilan dari per kilogram sampah yang dipilah pada waktu senggang mereka.” kata Putra.
Baca juga: Ngumpulin Sampah Plastik dan Keluar dari Kemiskinan
Sustainable Packaging Circularity Senior Manager AQUA, Jeffri Ricardo, mengatakan, “AQUA berkomitmen untuk mengambil kembali lebih banyak plastik dari yang kami hasilkan pada 2025. Untuk itu, kami terus bekerja sama dengan pemangku kepentingan untuk membangun infrastruktur dan meningkatkan kapasitas pengelolaan sampah melalui unit bisnis daur ulang, Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce dan Recycle (TPS3R), dan bank sampah. Ini bertujuan memaksimalkan manfaat ekonomi sirkular bagi lingkungan, masyarakat dan juga kelangsungan usaha AQUA.”
Saat ini, AQUA telah mengembangkan dan mendampingi hingga enam unit bisnis daur ulang (RBU) dan 10 collection center di lokasi seperti Likupang, Danau Toba, Mandalika, Candi Borobudur, dan Labuan Bajo.
Selain itu, AQUA juga melakukan pendampingan kepada 26 TPS3R serta lebih dari 60 unit bank sampah. Melalui berbagai inisiatif tersebut, AQUA telah berhasil mengumpulkan lebih dari 22.000 ton sampah plastik per tahunnya, yang kemudian didaur ulang kembali menjadi bahan baku kemasan botol baru ataupun produk lain yang memiliki nilai ekonomi.