www.marketing.co.id – Dalam dunia bisnis, siapa yang kreatif dan inovatif biasanya dialah yang akan menjadi pemenangnya. Tanpa terkecuali persaingan di dunia teknologi seperti Apple, Google, Microsoft, maupun Yahoo.
Masih ingatkah Anda, pada tahun 2000-an Google dan Yahoo bersitegang melalui mesin pencari search engine di internet. Dengan daya dan upaya mereka masing-masing , mereka ingin menjadi yang terbaik. Memang saat ini kita pahami untuk search engine masih dikuasai Google, tapi untuk layanan chatting, Yahoo masih bisa menang beberapa langkah dari Google dengan Yahoo Messenger (YM).
Pada saat ini, konflik yang lagi hangat-hangatnya antara Apple dan Google. Konflik ini melalui sistem operasi mobile untuk supremasi di pasar smart-phone yakni Apple dengan produk andalannya seperti iPhone sedang Google dengan Android.
Dengan melihat pangsa pasar media seluler yang begitu besar. Maka pergeseran itu pasti terjadi, yang tadinya mencari keuntungan di internet juga akan menggarap ke ranah mobile. Mungkin kita tahu bahwa iPhone dan Android telah melonjak kedepan dengan model bisnis yang bertentangan. Maka diprediksi tak satu pun dari pemain ini, akan kalah dalam waktu dekat dan sudah barang tentu butuh waktu bertahun-tahun untuk melihat siapa yang akan menjadi pemenangnya.
Apple dan Google menyadari besarnya taruhan pada laga ini. Sampai-sampai Steve Jobs selaku CEO Apple sebelum wafat merevolusi pasar ponsel dengan produk iPhone nya. Dia marah ketika Google meluncurkan Android karena ia yakin akan merusak fitur dari iPhone.
Google, pada saat itu telah menggelontorkan jutaan dolar dalam mengembangkan Android dan miliaran lebih untuk memperkuat posisi kekayaan intelektualnya dengan membeli Motorola Mobility sebesar $ 12,5 miliar.
Pertarungan Apple dan Google bukan sekedar bentrokan komersil antar dua raksasa teknologi. Ini adalah perang antara dua visi yang berbeda secara mendasar bagi masa depan teknologi dan bisa diistilahkan sebagai tertutup vs terbuka.
Model Apple melalui proses iPhone adalah end-to –end yakni dari perangkat keras ke perangkat lunak untuk aplikasi mobile- nya. Sedangkan Google telah mendistribusikan sistem Android secara gratis kepada komunitas pengembangnya dan meyakini akan berkembang dengan pesat.
Setiap perusahaan telah berhasil dengan strategi masing-masing. Untuk Apple sendiri telah menjual $ 1 miliar per bulan dalam penjualan iPhone dan perangkat ini dianggap sebagai peluang emas untuk bisnis di pasar smart-phone. Sedangkan Android menghasilkan pendapatan jauh lebih sedikit per unit yang terjual dan mereka meyakini akan memimpin ruang OS mobile lima tahun kedepan.
Eric Schmidt selaku ketua eksekutif Google yang berbicara di sebuah acara di New York City menggambarkan intensitas pertarungan antara Google dan Apple ditandai dengan banyak manfaat yang di terima oleh konsumen. “Perjuangan platform antara Android dan Apple adalah pertarungan yang menentukan dalam industri seluler saat ini,” ungkapnya.
Mungkin beberapa waktu lalu persaingan di pasar teknologi ini telah berakhir di ruang sidang, seperti Apple terhadap Samsung dan HTC salah satu mitra Google.
Sementara itu, Schmidt mengatakan, “Perang paten adalah kematian dan menggambarkan perlombaan senjata paten menghilangkan pilihan untuk berinovasi,” katanya.
Pandangan dari New York Times iEkonomi mengungkapkan, “Pasar untuk ide-ide baru seperti perangkat lunak sudah di rusak oleh hak paten dan digunakan untuk senjata pemusnah.” Apple dan Google telah banyak menghabiskan kekayaan intlektualnya untuk ligilitasi hak paten daripada penelitian dan pengembangan.
Seorang mantan eksekutif Apple menegaskan bahwa dalam kasus tahun 2010 gugatan perusahaan terhadap HTC yang nota bene nya mitra Android, “Google adalah musuh dan target yang sebenarnya.”
Bisakah Apple dan Google akhirnya akan jemu mengahadapi perang paten? Adakah secercah harapan untuk berdamai. Reuters dalam laporannya mengungkapkan, untuk mendorong perusahaan-perusahaan yang berbasis teknologi untuk bersaing di pasar dengan sehat dan tidak bertengkar di ruang sidang.
Sebagai pertempuran di pasar smart-phone antara Apple dan Google, mungkin bisa dikatakan siapa yang tebaik pasti akan menang, bukan pengacara dengan pengacara paten terbaik. (Mashable / HN)