Anlene Ingatkan Pentingnya Investasi Kesehatan Menyeluruh

Marketing.co.id – Berita Consumer Goods I Dalam rangka Hari Aktivitas Fisik dan Hari Kesehatan Dunia, Fonterra Brands Indonesia melalui brand Anlene, bersama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI), mengedukasi dan mendorong masyarakat baik dewasa maupun lansia agar tetap rutin beraktivitas fisik, konsumsi nutrisi seimbang dan deteksi dini. Dimana, gaya hidup sehat harus dilakukan sedini mungkin sebagai investasi kesehatan masa depan.

Anlene

Rhesya Agustine, Marketing Manager Anlene, Fonterra Brands Indonesia, mengatakan, selama lebih dari 20 tahun, Anlene bersama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan PEROSI selalu aktif mengedukasi masyarakat tentang kesehatan tulang, sendi, dan otot, termasuk kampanye ‘Ayo Indonesia Bergerak’ yang diluncurkan tahun 2018 untuk mendukung program pemerintah melawan sedentari.

“Sejak awal pandemi, Anlene selalu mendampingi masyarakat untuk tetap aktif bergerak di rumah melalui serangkaian kegiatan virtual, baik untuk dewasa maupun lansia. Kegiatan tersebut secara konsisten hingga kini, untuk mengedukasi pentingnya investasi tulang, sendi dan otot sejak dini untuk mendapatkan kesehatan secara menyeluruh hingga hari tua,” papar dia.

Dia pun menambahkan, salah satu implementasi dari kampanye ‘Ayo Indonesia Bergerak’ untuk meningkatkan gaya hidup sehat aktif untuk dewasa dan lansia adalah WEBINAR “Persiapan Puasa untuk Lansia” yang diadakan bertepatan dengan Hari Aktivitas Fisik Sedunia pada 6 April 2021 lalu. Di kesempatan ini, Anlene bersama dengan Komunitas Lansia Sejahtera Surabaya melakukan edukasi kepada masyarakat dewasa dan lansia, mengenai pentingnya menjaga kesehatan tulang, sendi dan otot dengan melakukan aktivitas fisik bahkan saat sedang berpuasa di bulan Ramadhan.

dr. Riskiyana Sukandhi Putra, M.Kes, Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga, Kementerian Kesehatan RI mengatakan, “Menurut WHO, 1 dari 4 orang dewasa dan 3 dari 4 remaja umur 11-17 tahun tidak memenuhi standar aktivitas fisik yang dianjurkan. Sementara di Indonesia, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2018, sebanyak 33,5% masyarakat kurang aktivitas fisik. Hasil pengukuran kebugaran jasmani yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan pada ASN, masyarakat umum dan Calon Jemaah Haji menunjukkan bahwa sekitar 45% tingkat kebugaran jasmani yang masih kurang dan sebesar 44 % dalam kategori berat badan overweight dan obesitas.

Dalam situasi pandemi COVID-19 masyarakat dianjurkan menjalani aktivitas dari rumah saja, hal ini memicu gaya hidup sedentari dan kurang aktivitas fisik. Gaya hidup sedentari berisiko menyebabkan penyakit tidak menular seperti hipertensi, stroke, diabetes, penyakit jantung, dan lainnya.

“Sejak tahun 2017, pemerintah Indonesia telah menginisiasi GERMAS (Gerakan Masyarakat Sehat) untuk mendorong masyarakat Indonesia agar rutin melakukan aktivitas fisik, menerapkan perilaku hidup sehat, pola makan gizi seimbang dan deteksi dini penyakit. Untuk melawan gaya hidup sedentari, disarankan untuk melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit per hari 3 sampai 5 kali per minggu. Aktivitas fisik untuk melawan gaya hidup sedentari dapat dilakukan di mana saja, termasuk saat di rumah saja selama pandemi.

Dalam upaya meningkatkan aktivitas fisik masyarakat di masa pandemi , Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Kementerian Kesehatan RI telah meluncurkan aplikasi SIPGAR untuk melakukan pengukuran kebugaran jasmani mandiri, program penurunan obesitas melalui Weight Loss Challenge (WLC) serta beberapa upaya edukasi kelompok olahraga dan masyarakat umum terkait peningkatan aktivitas fisik melalui webinar, pelatihan bagi tenaga kesehatan secara daring, sejumlah kompetisi olahraga virtual, senam virtual, dan beberapa rangkaian acara dalam rangka Hari Aktivitas Fisik Sedunia,” imbuh dr. Riskiyana.

Sementara dr. Bagus Putu Putra Suryana, SpPD-KR, Ketua Umum Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI), mengatakan, menurut penelitian, lansia dengan usia ≥60 tahun yang aktif secara fisik, memiliki risiko lebih rendah terhadap penyakit kardiovaskular, kanker payudara dan prostat, patah tulang, jatuh berulang, cacat ADL (Activity Daily Living), keterbatasan fungsional dan penurunan kognitif. Dalam penelitian lain menjelaskan bahwa masyarakat yang berolahraga rata-rata 92 menit per minggu atau 15 menit sehari, memiliki penurunan risiko penyebab kematian secara keseluruhan sebesar 14%, dan memiliki harapan hidup 3 tahun lebih lama. Sementara bagi individu yang tidak aktif memiliki peningkatan risiko kematian sebesar 17%.

dr. Bagus Putu Putra Suryana, SpPD-KR, menambahkan, “Seseorang harus aktif melakukan aktivitas fisik sejak dini serta konsumsi asupan kalsium dan vitamin D yang cukup, sebagai investasi agar tulang cukup padat dan tetap optimal hingga hari tua. Kurang bergerak (sedentari), kurang latihan fisik, atau olahraga tidak teratur juga akan mengurangi tekanan pada tulang sehingga mengurangi pembentukan tulang baru dan berakibat meningkatkan risiko tulang keropos atau osteoporosis.”

dr. Siti Pariani, MS., MSc., PhD., FISPH, FISCM, Ketua dan Pendiri Komunitas Lansia Sejahtera Surabaya, mengatakan, aktivitas fisik dan olahraga penting untuk tetap dilakukan di bulan puasa, untuk mencegah tulang keropos (osteoporosis), membuat tulang menjadi lebih kuat, mengurangi risiko patah tulang, hingga memastikan tulang mendapatkan nutrisi yang baik. Aktivitas fisik untuk lansia bisa tetap dilakukan selama berpuasa di bulan Ramadhan dengan intensitas sedang seperti jalan kaki jarak dekat. Adapun kunci untuk mencegah tulang keropos atau osteoporosis adalah dengan gaya hidup sehat aktif dan memenuhi kebutuhan nutrisi harian.

“Salah satunya dengan menyediakan nutrisi susu berkualitas tinggi melalui Anlene Actifit dan Anlene Gold Plus yang diformulasikan khusus untuk memenuhi kebutuhan konsumen Indonesia demi kesejahteraan dan kesehatan tulang, sendi dan otot dan mendapatkan kesehatan secara menyeluruh,” tutup Rhesya Agustine.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.