Anda Entrepreneur? Pastikan Anda Menguasai Storytelling

Tantangan bagi para entrepreneur adalah bagaimana mereka dapat secara efektif mengomunikasikan nilai-nilai produk. Tak hanya pada konsumen, namun juga terhadap vendor, partner, investor, dan tim mereka sendiri. Tantangan ini terutama dihadapi oleh para penemu berbasis teknologi yang biasanya hanya membeberkan beberapa fakta mengenai produk mereka.

Pada kenyataannya, fakta kadang tidak begitu memikat. Terkadang ceritalah yang sering bekerja lebih baik ketimbang fakta, karena kadang manusia tidak selalu membuat keputusan yang rasional.

Banyak orang lebih peduli terhadap sesuatu yang mereka sentuh, sesuatu yang bergerak, sesuatu yang dapat memberikan inspirasi bagi mereka. Mereka membuat keputusan berdasarkan emosi terlebih dahulu, baru kemudian melihat fakta-fakta pendukung. Itu sebabnya penting bagi para entrepreneur untuk belajar bagaimana merangkai cerita dari pengalaman personal mereka sendiri. Cerita tersebut kemudian digunakan untuk menjalin koneksi emosional, dan tak lupa yang dikaitkan dengan fakta yang diberikan.

Berikut lima cara menjadi storyteller yang handal:

1. Cerita yang tepat untuk pendengar yang tepat

Storyteller yang sukses adalah mereka yang memperhatikan pendengarnya. Mereka mengerti betapa pentingnya menarik di mata pendengar, daripada memaksa diri untuk tampil menarik. Apa kebutuhan dan keinginan pendengar? Kuasai hal ini, lalu sesuaikan cerita agar mampu mencapai tujuan Anda.

2. Temukan sumber materi cerita Anda

Kuncinya bukan pada cerita yang sempurna latarnya, atau cerita yang lengkap. Bisa jadi cerita Anda berupa potongan-potongan, atau sebuah metafora yang punya potensi untuk menjadi sebuah cerita. Cerita yang efektif datang dari pengalaman, yang tak lupa memasukan perasaan dan emosi Anda sendiri mengenai cerita tersebut.

3. Buat cerita tersebut interaktif

Anda dapat membuat cerita apapun menjadi mudah diingat, berpengaruh, dan mendorong nurani dengan memancing respon pendengar. Buat pendengar merasa terlibat dengan cerita Anda, baik secara fisik maupun verbal. Apabila pendengar merasakan kehadiran dirinya dalam cerita tersebut, cerita Anda akan lebih bermakna, dan tentu saja baik untuk mencapai tujuan Anda menceritakan hal tersebut.

4. Masuklah ke dalam cerita tersebut

Anda harus rasakan bagaimana emosi yang tepat, perhatian pendengar, dan ketertarikan pendengar dari momen ke momen. Respon dari cerita yang Anda ceritakan akan jauh lebih positif.

5. Ceritakan di saat kondisi yang tepat

Kondisi yang tepat tidak hanya melibatkan mental saja, emosional saja, atau fisik saja. Kondisi yang tepat melibatkan ketiganya. Kondisi saat bercerita sangatlah vital dalam menyampaikan ide-ide Anda. Ingat, pendengar melihat apa yang Anda lakukan.

Cerita sering digunakan untuk berbagi mengenai ilmu, sejarah, dan ide. Ya, di dalamnya tentu ada fakta-fakta, tapi emosilah yang kadang membuat mereka bekerja. Seberapa sering Anda berhadapan dengan situasi dimana harus menyampaikan ide-ide ke konsumen atau malah investor? Jika Anda mau meningkatkan bisnis Anda, mungkin ini waktunya Anda menambahkan sedikit bumbu cerita pada pesan Anda.(www.forbes.com)

 

This article powered by eXo Digital Agency. eXo is a digital media agency serving local and international brands ranging from SME (small and medium enterprises) to multinational companies from various industries. We are an all-round agency with tremendous experience in digital activation, social media, search engine marketing, interactive game, web and software development.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.