Alcatel optimistis dapat merebut kembali hati pengguna ponsel di Tanah Air. Upaya yang dilakukan adalah menawarkan ponsel berkualitas dengan harga terjangkau.
Mampu menguasai pasar dunia tidak menjamin bisa menaklukkan pasar Indonesia. Begitu pula yang dialami Alcatel.
Kendati menyandang predikat sebagai salah satu dari 10 produsen ponsel di dunia yang paling cepat berkembang, kenyataannya merek asal Perancis ini sulit bersaing di pasar ponsel di Tanah Air. Bahkan merek ini seolah-olah timbul tenggelam di tengah persaingan.
Lama tak terdengar kiprahnya, kini Alcatel kembali agresif meramaikan bursa pasar ponsel Indonesia dengan nama “Alcatel One Touch” yang menjadi suatu bagian terintegrasi dari merek dan identitas perusahaan. Agresivitas Alcatel untuk menggempur pasar ponsel nasional terlihat dengan dirilisnya seri ponsel pintar, One Touch Idol, Pop, Hero, dan Flash.
Kehadiran empat seri ponsel ini membuat Alcatel optimistis menapaki persaingan dengan mulus. Eko Susanto Country Marketing Manager TCT Mobile Indonesia mengaku percaya diri Alcatel akan mendapatkan tempat di hati konsumen Indonesia, sebab secara global Alcatel mengalami pertumbuhan penjualan. Khusus di India saja, Alcatel mampu menjual 10.000 unit dalam waktu kurang dari satu bulan.
“India bisa menjadi lumbung pertumbuhan penjualan Alcatel secara global. Padahal secara perilaku, konsumen di sana tidak jauh berbeda dengan di Indonesia.”
“Masyarakatnya memiliki kecenderungan memilih produk berkualitas dengan harga murah. Secara psikologis harga ponsel pintar yang dapat diterima konsumen di kisaran harga Rp 1,8 juta hingga Rp2,5 juta,” sebut Eko.
Selain harga, saat ini konsumen pun sudah melihat sisi kualitas. Salah satu cara mudah menentukan kualitas produk bisa dilihat dari merek lokal atau global.
Merek global memiliki standarisasi kualitas yang cukup tinggi. Apalagi vendor global lazimnya bekerja sama atau bundling dengan operator seluler terkemuka di dunia. Merek global inilah yang merupakan kekuatan Alcatel yang tidak banyak dipunyai kompetitor.
“Ponsel besutan Alcatel memiliki sertifikasi produk yang memenuhi standar Eropa, seperti ketahanan terhadap air, sekaligus menyediakan fitur andalan. Misalkan, One Touch Flash yang mengedepankan fitur selfie kamera depan 5 megapiksel dan kamera utama 13 megapiksel yang dilengkapi dengan fitur beautify. Mungkin saat ini merupakan ponsel selfie terbaik di dunia,” kata Eko mengklaim.
Flash Series Jadi Andalan
Guna mendongkrak penjualan, Eko mengatakan akan mengubah strategi penjualan dengan lebih berfokus memasarkan One Touch seri Flash ketimbang seri lainnya di tahun 2015. Menurut rencana, sepanjang tahun ini akan dirilis tiga tipe Flash terbaru untuk melengkapi lini produk yang ada.
“Seri Flash dinilai sebagai ponsel yang paling cocok untuk konsumen Indonesia, sebab memiliki spesifikasi yang mumpuni, bergaya Eropa, dan harganya miring. Flash berikutnya tidak menonjolkan fitur selfie lagi, tetapi menjadi fitur wefie. Lewat fitur ini, selfie bisa dilakukan bersama-sama. Nantinya juga akan hadir Flash dengan teknologi LTE,” ungkap Eko, sedikit memberi bocoran.
Online Marketing
Langkah lainnya adalah mengubah strategi marketing secara langsung menjadi online menyesuaikan segmen pasar yang dibidik, yakni kaum muda yang melek teknologi dan mengutamakan gaya hidup.
Realisasinya, Alcatel sudah bekerja sama dengan situs belanja online seperti Lazada sejak Desember tahun lalu, bertepatan dengan Hari Belanja Online Nasional 2014, membuka sesi pre-order untuk One Touch Flash.
“Flash secara eksklusif hanya dijual di Lazada, jadi tidak bisa ditemui di toko ponsel lainnya, termasuk di toko Alcatel sendiri. Pemasaran online dirasa cukup efektif. Terbukti selama pre-order, kami kebanjiran permintaan. Awalnya sebanyak 500 unit, tetapi di luar dugaan permintaannya melonjak. Bahkan sampai saat ini jumlah pemesanan sudah mencapai 2.000 unit,” beber Eko.
Tak hanya melibatkan Lazada dalam menggenjot penjualan, Alcatel juga bekerja sama dengan Telkomsel melalui strategi bundling. Ada sekitar 500 ribu unit ponsel yang imei-nya sudah terdaftar di operator seluler ini, kendati barangnya belum masuk ke Indonesia. Kolaborasi tersebut diharapkan dapat mendukung strategi Telkomsel yang sedang mengalihkan teknologi 2G ke 3G.
Melalui berbagai kerja sama ini, Eko menargetkan dalam dua tahun mendatang Alcatel One Touch Indonesia dapat menguasai pasar ponsel nasional sebesar 5%. Angka ini dianggap realistis seiring dengan berkembangnya teknologi LTE yang diadopsi operator seluler di Tanah Air.
“Alcatel One Touch merupakan salah satu pionir vendor ponsel LTE di Eropa. Ini yang membuat kami optimistis. Target penjualan sampai akhir tahun diharapkan mencapai 250 ribu unit, dengan kontribusi penjualan sekitar 70% dari online dan 30% dari offline,” imbuhnya.
Guna mencapai target tersebut, upaya membangun kesadaran merek pun terus dibangun. Bila di ranah online Alcatel banyak bekerja sama dengan komunitas dan para blogger untuk mendapatkan viral marketing, di sisi BTL Alcatel banyak mensponsori kegiatan yang melibatkan khalayak ramai untuk mendapatkan word of mouth.
“Kegiatan BTL yang pernah kami lakukan di antaranya mensponsori Mandiri Run di Jakarta dan Bandung. Uniknya pelari mendapatkan medali dengan tulisan Alcatel One Touch. Ada pula Mandiri Karnaval Nusantara buat mereka yang suka kuliner.”
“Kegiatan teranyar yang sedang dipersiapkan dalam waktu dekat adalah mega bazar untuk mengedukasi pelanggan, tetapi bila ingin membeli tetap harus online melalui Lazada,” ujar Eko. (Moh. Agus Mahribi)