Marketing.co.id – Berita Technology | Transformasi digital tak hanya soal inovasi, tapi arah penggunaannya. Inilah benang merah dari forum strategis bertajuk Melintasi Batas Inovasi, yang digelar BINUS University pada Selasa (1/7/2025), bertepatan dengan Dies Natalis ke-44.

Di hadapan civitas akademika, Ketua Dewan Guru Besar BINUS University, Prof. Harjanto Prabowo, menegaskan peran Dewan Guru Besar sebagai “suara moral dan ilmiah” dalam menjawab tantangan bangsa. “Dunia saat ini butuh lebih dari wacana dan dibutuhkan solusi berbasis ilmu dan nilai,” ujarnya.
Prof. Derwin Suhartono menyoroti urgensi Humanitarian AI yakni kecerdasan buatan yang tidak hanya canggih secara teknis, tapi juga berpihak secara etis. “Teknologi harus diarahkan oleh kebijaksanaan,” ungkapnya.
Sementara itu, Prof. Widodo Budiharto mendorong agar riset AI menyentuh kebutuhan riil masyarakat. Ia menekankan pentingnya literasi publik. “Agar masyarakat tidak hanya jadi pengguna pasif, tapi kritis dan sadar risiko,” katanya.
Isu kedaulatan digital juga mengemuka. Prof. Benfano Soewito menyebut data sebagai aset strategis bangsa. “Kita butuh infrastruktur digital yang mandiri dan aman,” tegasnya, seraya menekankan pentingnya peningkatan SDM dan regulasi sistematis.
Menariknya, teknologi gim tak luput dari sorotan. “Game bukan sekadar hiburan, tapi platform strategis lintas sektor,” kata Prof. Abba Suganda Girsang. Ia menyarankan kolaborasi akademisi dan industri untuk membangun ekosistem digital yang adaptif dan andal.
Forum ini menyatukan refleksi dan arah. Bagi para Guru Besar BINUS, tantangan masa depan bukan sekadar adopsi teknologi, tapi memastikan teknologi selaras dengan konteks sosial dan budaya Indonesia.
Sebagai bagian dari visi BINUS 2035 “A World-class University, Fostering and Empowering the Society in Building and Serving the Nation”, BINUS University melalui Dewan Guru Besar berkomitmen mendampingi masyarakat dalam proses perubahan yang berkelanjutan.