Elite Springbed: Percaya Kekuatan Branding (2)

[Reading Time Estimation: 2 minutes]

Marketing.co.id – Seperti kebanyakan merek besar lain yang menggunakan buzzer dan influencer dalam berkampanye di digital, Alvin Abednego, CEO PT Royal Abadi Sejahtera mengakui Elite Springbed juga menggunakan kedua jasa tersebut. Keduanya diperlukan untuk membuat review produk, mengingat review ikut memengaruhi keputusan pembelian konsumen di online. “Kami pakai buzzer dan influencer dari skala medium sampai high, karena ada kelasnya masing-masing,” tambah Alvin.

Meskipun tidak pernah diungkap dalam riset-riset penjualan online—biasanya dalam riset yang muncul tren penjualan online produk fashion atau gadget—saat ini, kata Alvin, sudah muncul perilaku pembelian spring bed atau kasur secara daring. Pembelian online kasur didorong oleh promo seperti flash sale maupun pembelian karena desakan kebutuhan (bukan karena promo).

“Menurut saya, susah kalau hanya mengandalkan impulsive buying di digital, paling kalau ada flash sale atau sejenisnya. Tapi, kekuatan digital marketing yaitu orang yang mau beli bisa searching, membandingkan harga, setelah cocok bisa langsung beli,” jelas Alvin lagi.

Mengenai strategi harga, Alvin mengatakan harga Elite Springbed disesuaikan dengan segmen yang diincar, yakni segmen menengah atas. Sekadar informasi, pasar kasur di Indonesia masih didominasi oleh kasur untuk segmen bawah dengan harga di bawah Rp2 juta. Meski begitu, harga yang dipatok Elite tetap mengacu pada prinsip value for money.

elite spring bed, elite
Alvin Abednego – CEO PT Royal Abadi Sejahtera. Foto: Majalah MARKETING/Ll

Dengan harga yang tetap terjangkau Elite memberikan sejumlah keunggulan, antara lain pegas yang berkualitas dan lapisan (layer) antibakteri. Bahkan, Elite berani mengklaim sebagai satu-satunya kasur antibakteri di Indonesia. Jika kasur Elite dituangi susu, lalu dikeringkan, itu tidak akan berbau dan menimbulkan bakteri karena sudah disanitasi. “Kasur bukan hanya untuk tidur, tapi juga menyusui anak. Jika tetesan susu jatuh ke kasur, apakah kita yakin tidak merembes ke dalam, bukan hanya merembes ke kain atau sprei,” katanya.

Bicara produk kasur memang tidak sesederhana yang dibayangkan banyak orang. Life cycle produk di industri ini cukup singkat, yakni berkisar 2–3 tahun. Adapun life cycle kasur ditentukan oleh teknologi baik layer system, spring system, maupun kain. Faktor lainnya ditentukan oleh tampilan desain seperti warna.

Tidak seperti kebanyakan anak muda yang sangat gandrung dengan media digital, Alvin mengaku sangat membatasi diri di media sosial. Dia mengaku hanya memiliki satu akun medsos, yakni Instagram. Itupun dia jarang melempar posting, dia hanya memantau posting teman-temannya. “Saya tidak menggunakan social media untuk personal branding, yang di share ke publik adalah produk-produk perusahaan saya,” pungkas dia.

Marketing.co.id | Info & Portal Berita Marketing dan Bisnis

1 COMMENT

  1. […] Salah satu kelebihan digital marketing yakni merek dapat mempelajari perilaku segmen yang lebih luas dengan kemampuan daya beli yang juga beragam. Tapi bagi Elite Springbed, yang potensial tetap segmen milenial dan Gen X. “Di digital kami melakukan campaign yang sifatnya soft sell dengan menampilkan gambar-gambar indah. Tapi, di digital kami juga melakukan campaign yang sifatnya hard sell sejalan dengan campaign yang dilakukan market place seperti flash sale,” urai dia. (Bersambung ke Bagian 2) […]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here