
Setelah 22 tahun tak berpartisipasi dalam penyelenggaraan AdAsia, Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI) berhasil memenangkan bidding untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan AdAsia, Kongres Periklanan terbesar di Asia. AdAsia diselenggarakan setiap dua tahun sekali oleh AFAA (Asian Federation of Advertising Associations) yang terdiri dari 16 negara anggota.

Empat tahun lalu di Vietnam, PPPI mengikuti bidding untuk menjadi tuan rumah Kongres AdAsia yang ke-30. Indonesia berhasil memenangkan bidding tersebut dengan menyisihkan Thailand dan Filipina. Indonesia terakhir menjadi tuan rumah di tahun 1995. Maya Watono Kepala Hubungan Internasional PPPI dan Committee AdAsia 2017 Bali, mengatakan penyelenggaran AdAsia 1995 di Indonesia saat itu merupakan yang terbaik dibanding penyelenggaran sebelumnya. Maya menegaskan, pihaknya berupaya mengulang prestasi tersebut di AdAsia 2017.
Maya mengatakan, terpilihnya Indonesia menjadi tuan rumah AdAsia 2017 tidak lepas dari perkembangan ekonomi Indonesia dan tingkat kepercayaan konsumen. Maya mengutip data yang menyebutkan pertumbuhan ekonomi dan kepercayaan konsumen Indonesia merupakan salah satu yang tertinggi di negara G-20. “Konsumen Indonesia sangat percaya diri menghadapi kondisi apapun,” tuturnya dalam jumpa pers AdAsia di Jakarta, Kamis (31/10/17).
Pesatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia antara lain dapat dilihat dari menggeliatnya industri periklanan dan pertumbuhan merek. “Indonesia memiliki 8.000 merek yang aktif di pasar dan 400 perusahaan periklanan, dengan sekitar Rp120 triliun uang yang beredar di industri periklanan,” imbuh Maya.
30 Pembicara
Janoe Arijanto, Committee AdAsia 2017 mengatakan, yang menarik dari AdAsia 2017 momentumnya beriringan dengan transisi di industri periklanan. Saat ini, industri periklanan tengah mengalami transisi dari media konvensional ke media digital. “Kita ingin mempercepat transisi itu,” tuturnya.
Di sisi lain, dunia periklanan tidak melepaskan diri dari isu-isu sosial. Karena itu, dalam AdAsia kali ini Kofi Annan, mantan Sekertaris Jenderal PBB dan penerima hadiah nobel perdamaian diundang. Sebagai keynote speaker Annan akan membawakan pidato bertema ‘Positive Change’. “Harus ada yang di-share dari perusahaan untuk kemanusian dan publik, kita undang Kofi Annan untuk menyoroti hal ini,” tuturnya.
Total ada 30 pembicara kelas dunia di AdAsia 2017. Salah satunya David Coulthard, pembalap F1 yang akan mengupas konten bisnis di industri F1. Lindstrom, penulis buku best seller ‘Buyology’ akan membahas strategi perusahaan dalam memanfaatkan small data. “Small data menjadi antitesis dari big data, obrolan sekelompok kecil orang menjadi insight penting dalam pemasaran,” tuturnya.
Shelina Janmohamed, vice president of Ogilvy Noor akan berbicara mengenai perkembangan pasar segmen Muslim atau dikenal dengan Gen-M. Pembicara lain yang ikut meramaikan AdAsia 2017, Guy Kawasaki (brand evangelist of Canva & former brand evangelist of Apple), Charles Adler (co-founder of Kickstarter.com), Piotr Jakubowski (CMO of Go-Jek Indonesia), dan Azran Osman Rani (CEO of iflix Malaysia).
AdAsia Bali 2017 yang mengusung tema “Globalizasian – Advancing New Possibilities” akan berlangsung selama tiga hari, 8-10 November 2017 di Bali Nusa Dua Convention Center. Maya mengatakan, jumlah peserta AdAsia 2017 mencapai 1.000 orang. Sebanyak 600 peserta berasal dari Indonesia dan 600 dari luar negeri.
Tony Burhanudin