Sebagai lembaga bimbingan belajar (Bimbel), Primagama bisa dikatakan sukses. Hal ini antara lain bisa dilihat dari jumlah jaringan yang dimiliki Primagama. Seperti ditutukan Hari Nuryanto, GM Sales & Commercial Primagama, saat ini Primagama memiliki sekitar 500 cabang di seluruh Indonesia. “Kami hadir di sekitar 245 kota di Indonesia,” tutur Hari yang dijumpai di sela-sela penganugerahaan Social Media Award 2016, beberapa waktu lalu, di Hotel Mulia, Jakarta.
Hari menuturkan, sebagai lembaga Bimbel Primagama memposisikan diri sebagai pendamping belajar bagi anak didik mereka. Primagama menerima siswa mulai dari kelas 3 SD hingga kelas 12 SMA. Hari menegaskan, salah satu kunci kesuksesan Primagama karena jujur kepada anak didik mereka. Misalnya bagi anak-anak kelas 12 yang ingin kuliah, tidak diberi janji muluk-muluk pasti dapat Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
“Dulu di awal-awal kita promosi kita kepada anak-anak SMA dijamin masuk PTN, tapi dalam perkembangannya tdak semua anak didik ingin masuk PTN. Lagi pula kita tidak ingin berbohong kepada anak didik, misalnya kapasitas PTN menerima mahasiswa baru di kisaran 100 ribuan, lalu pendaftarnya ada sejuta, kan tidak mungkin mereka tertampung semua,” beber Hari. Sebagai pendamping belajar Primagama lebih fokus membantu meningkatkan prestasi anak didik mereka.
Dia menambahkan, kalau ada Bimbel yang sampai berani memberi jaminan uang kembali jika tidak masuk PTN, itu hanya gimmick marketing yang harus dilihat syarat dan ketentuannya (term and condition).
Menyoal peran media sosial bagi Primagama, katanya cukup vital sebagai media komunikasi dengan seluruh siswa dan membangun merek. Selain memiliki website, Primagama mengelola akun di tiga media sosial, yaitu Facebook, Twitter, dan Instagram. “Kita menggunakan konsultan digital untuk mengelola akun, terutama teknologinya, karena butuh sentuhan profesional,” ujarnya.
Dia mengatakan, Primagama sangat hati-hati mengelola media sosial, karena kekuatan media ini dalam membentuk viral. Sebelum api membesar di media sosial, Primagama langsung memadamkannya.
“Sejuta kebaikan akan musnah dengan satu keburukan jika sudah tersebar di media sosial. Primagama akan merespon cepat jika ada sentimen negatif di media sosial. Ada keluhan kecil saja, misalnya guru terlambat, biasanya mereka langsung posting,” jelas Hary.
Tony Burhanudin