Majalah Property-In menggelar acara Indonesia Property Summit 2016 di Ritz Carlton pada 28 Juli kemarin Ritz Carlton – Mega Kuningan Jakarta, 28 Juli 2016. Tema yang diangkat adalah Property Market Warning: Tax Amnesty, New Regulations, REIT and Market Trends.
Bisnis property diprediksi bakal meroket lagi tahun ini ditandai dengan menguatnya nilai rupiah dan turunnya inflasi ke tingkat 3,6%. BI Rate juga sudah turun ke level 6,5% sementara di sisi lain PDB naik dari 4,73% menjadi 4,92%.
Isu tax amnesty yang bakal diberlakukan pemerintah tentu akanberdampak signifikan di sektor bisnis, property di antaranya. Triliunan dana yang diparkir di luar negeri bakal masuk ke tanah air dan bukan mustahil akan di investasikan di bidang property.
Selain itu, isu pembiayaan property melalui skema Dana Investasi REI (DIRE) tentu menjadi hal menarik untuk dibicarakan. DIRE merupakan peluang sekaligur tantangan yang wajib mendapat perhatian serius dari para investor dan pebisnis property.
Hadir sebagai pembicara dalam acara tersebut tersebut adalah tokoh-tokoh berpengalaman dalam bidang property maupun perpajakan.
Pakar Hukum Perpajakan Dr Tjip Ismail mengulas tentang Regulasi Perpajakan Pengalihan Hak atas Tanah dan Bangunan. Tjip Ismail juga dikenal sebagai dosen di Pasca Sarjana UI, Unpad dan PTIK.
Sementara itu Ali Tranghanda dari Indonesia Property Watch mengangkat topik Property Market Trends 2016. Turut hadir juga sebagai pembicara adalah Corporate Marketing Director PT Modernland Realty Tbk, Andy K. Natanael. Beliau mengungkap Market Trends in Property Industry.
Eddy Hussy, Ketum DPP REI yang juga menjadi pembicara, menyampaikan materi tentang Peluang Dan Tantangan Kontrak Investasi Kolektif – DIRE (REITs). DIRE merupakan wadah untuk menghimpun dana masyarakat, yang selanjutnya diinvestasikan pada aset real estat, aset yang berkaitan dengan Real Estat dan atau kas dan setara kas.
Anthony Budiawan, analis bisnis dan ekonomi yang juga menjadi pembicara, menyampaikan ulasannya mengenai Ekonomi Real Estate. Menurutnya, kinerja sektor properti, sebagaimana juga durable goods lainnya seperti mobil, sangat tergantung dari kondisi ekonomi. Kalau pertumbuhan ekonomi sedang tinggi, angkatan kerja meningkat, permintaan terhadap properti juga meningkat. Sebaliknya, kalau ekonomi sedang lesu maka permintaan terhadap properti akan turun.
Indonesia Property Summit 2016 merupakan event tahunan yang digelar oleh Majalah Property-In untuk para investor property, maupun para direktur perusahaan pengembang, kontraktor, broker property, dan pebisnis lainnya yang berkaitan dengan industry property.