Transaksi Jual-Beli Melalui Media Sosial

0
[Reading Time Estimation: 3 minutes]

www.marketing.co.id – Dari begitu banyak media sosial, tentu hanya segelintir yang mampu menarik cukup banyak user dan bertahan di internet. Para user itu pun banyak yang menggunakan lebih dari satu media sosial untuk berbagai keperluan, mulai dari aktivitas membangun jaringan, chatting, status update, sampai ke aktivitas promosi dan jual-beli online.

UprightDecision melakukan analisis ilmiah untuk mengeksplorasi penggunaan media sosial di Indonesia, terutama aktivitas jual-beli melalui media sosial. Analisis dilakukan berdasarkan data hasil survei terhadap responden yang tinggal di Indonesia (ada 344 respons yang diolah, 337 di antaranya menyatakan sebagai pengguna media sosial).

UprightDecision pun mencermati jawaban responden yang masuk kemudian serta perkembangan yang terjadi dengan media sosial akhir-akhir ini, sehingga dapat melengkapi dan memperkuat analisis tersebut. Survei media sosial ini dilakukan melalui web sejak Januari 2011 sampai dengan Mei 2012.

Berdasarkan lamanya penggunaan media sosial per minggu, responden terbagi menjadi 6 golongan, yaitu: sangat ringan (5 jam atau kurang), ringan (6–10 jam), sedang ringan (11–15 jam), sedang (16–25 jam), berat (26–40 jam), serta sangat berat (lebih dari 40 jam). Mayoritas pengguna dan pembeli karena penggunaan media sosial adalah pengguna sangat ringan dan pengguna ringan.

Kita tahu bahwa aktivitas belanja atau mencari produk yang diinginkan bisa jadi lebih mudah dan lebih praktis jika dilakukan lewat internet. Kini dengan hadirnya media sosial, aktivitas belanja dan pencarian barang menjadi lebih mudah. Kita bisa mencari (search) barang yang diinginkan, berkomunikasi dengan pihak-pihak lain (untuk mendapatkan referensi lebih detail), sekaligus mengambil keputusan untuk melakukan pembelian.

Sampai saat ini pihak penjual dan pembeli terlihat “kompak” masuk dan berkumpul di media-media sosial tertentu. Hampir semua responden yang menggunakan media sosial menyatakan mereka menemukan produk yang sesuai dengan keperluan mereka di media sosial. Bahkan hampir sepertiga di antaranya (105 responden) melakukan pembelian melalui media sosial.

Responden pengguna media sosial menghabiskan lebih dari separuh waktunya di media sosial dengan menggunakan Facebook. Hal serupa terjadi di antara responden yang membeli karena penggunaan media sosial. Responden dapat membeli lebih dari satu macam produk dan dapat menggunakan lebih dari satu macam media sosial. Barang yang dibeli terutama adalah produk fashion.

Jumlah responden yang membeli karena penggunaan Facebook mendominasi pembelian hampir semua kategori produk,  kekecualian hanya terjadi untuk pembelian food/beverage, dimana terbanyak dikarenakan penggunaan Kaskus. Suatu hal menarik yang ditemukan adalah bahwa Linked-In belum cukup populer di kalangan masyarakat pengguna media sosial di Indonesia untuk pembelian professional services. Hal ini ditunjukkan dengan ketiadaan responden yang membeli professional services dikarenakan penggunaan Linked-In. Mayoritas responden membeli professional services karena penggunaan Facebook dan media sosial lain.

Menurut hasil IBM Global CMO Study, penggunaan media sosial menciptakan banyak peluang bagi pemasar untuk bisa meningkatkan pendapatan dan nilai merek, serta mempererat hubungan antara perusahaan dan pelanggan. Para pemasar yang mengakui pentingnya media sosial akan lebih mampu mengantisipasi perubahan pasar dan teknologi di waktu mendatang.

Para pemasar menggunakan platform sosial untuk berkomunikasi—dengan 56% CMO menganggap media sosial sebagai media penting untuk membina hubungan dengan pelanggan—tetapi mereka kesulitan mendapatkan masukan pelanggan yang berharga dari data tidak terstruktur yang dihasilkan pelanggan dan pelanggan potensial.

Dari hasil survei yang didapat, kita bisa lihat bahwa media sosial semakin berpengaruh terhadap terjadinya transaksi jual-beli secara online. Sampai kini Facebook masih menjadi media sosial yang dominan dan terpopuler bagi kebanyakan orang. Tapi, beberapa media sosial tertentu memang lebih berpengaruh terhadap transaksi jual-beli untuk kategori produk tertentu.

Misalnya, media sosial Linked-In pastilah lebih dipercaya jika kita hendak mencari suatu jasa profesional atau sedang memburu tenaga kerja profesional di bidang tertentu. Di lain pihak, Kaskus mungkin lebih cocok dan merupakan media yang paling tepat untuk tempat transaksi jual-beli produk keperluan sehari-hari, seperti produk fashion, buku, produk elektronik, serta makanan dan minuman.

Sumber: UprightDecision