

Kisah inspiratif Apple dan Netflix beradaptasi di era digital, dari keberanian bertransformasi, memahami pelanggan, hingga menciptakan pengalaman yang mengubah dunia bisnis.
Marketing.co.id – Berita UMKM | Inovasi bukan sekadar menciptakan sesuatu yang baru, tetapi tentang membaca arah perubahan sebelum orang lain menyadarinya. Apple dan Netflix adalah dua nama besar yang membuktikan filosofi ini.
Keduanya berasal dari industri yang sangat berbeda, namun sama-sama memiliki keberanian untuk mengubah aturan main. Di dunia yang bergerak cepat, di mana setiap teknologi baru bisa mengubah pasar dalam semalam, Apple dan Netflix menunjukkan bahwa inovasi adalah budaya.
Apple, dari Hampir Bangkrut ke Pusat Inovasi Dunia
Pada akhir 1990-an, Apple nyaris runtuh. Penjualannya menurun drastis, dan banyak analis menilai perusahaan itu sudah kehilangan arah. Namun, saat Steve Jobs kembali memimpin pada 1997, semuanya berubah. Jobs membawa visi sederhana namun revolusioner, yaitu membuat produk yang tidak hanya berfungsi, tapi dicintai.
Hasilnya, produk-produk Apple seperti iMac, iPod, iPhone, hingga Apple Watch menjadi simbol gaya hidup digital. Setiap produk Apple menggabungkan teknologi, desain, dan pengalaman pengguna (user experience) menjadi satu kesatuan yang emosional.
Baca Juga: Membangun Budaya Inovasi di Perusahaan, Mulai Dari Mana?
Jobs pernah berkata, “Inovasi adalah kemampuan untuk melihat perubahan sebagai peluang — bukan ancaman.” Filosofi itu kini menjadi DNA perusahaan. Apple terus berinovasi, bukan hanya di sisi produk, tetapi juga ekosistem: App Store, iCloud, hingga Apple Pay.
Mereka menciptakan sistem tertutup namun saling terintegrasi yang membuat para pengguna sulit berpindah ke merek lain. Inilah bentuk inovasi strategis yang melampaui teknologi: inovasi dalam pengalaman.
Netflix, Mengubah Dunia Hiburan dengan Keberanian Melawan Arus
Sementara Apple mengubah cara orang berinteraksi dengan teknologi, Netflix mengubah cara orang menikmati hiburan. Didirikan pada 1997, oleh Reed Hastings dan Marc Randolph, Netflix awalnya hanyalah layanan penyewaan DVD lewat pos.
Namun di awal 2000-an, Netflix melihat tanda-tanda perubahan dimana internet mulai mengubah perilaku konsumen. Alih-alih mempertahankan model lamanya, Netflix justru membunuh bisnisnya sendiri sebelum orang lain melakukannya. Mereka beralih ke layanan streaming online meski itu berarti mengorbankan sumber pendapatannya yang sudah stabil.
Baca Juga: Terlalu Fokus AI, C Level Malah Lupa Keamanan Siber
Langkah ini menjadi taruhan besar namun berhasil. Netflix kini memiliki lebih dari 270 juta pelanggan global, dan bukan hanya penyedia konten, tetapi juga produser film dan serial kelas dunia seperti Stranger Things, The Crown, dan Squid Game.
Hastings pernah berkata, “Kami tidak takut gagal, kami takut tidak belajar cukup cepat.” Itulah mentalitas inovasi sejati. Bukan hanya mengikuti tren, tapi menciptakan tren baru.
Pelajaran Inovasi dari Apple dan Netflix
Dua perusahaan ini memberi pelajaran penting bagi siapa pun yang ingin bertahan dan tumbuh di era digital:
1. Berani Mengubah Diri Sebelum Terlambat – Apple dan Netflix sama-sama tidak menunggu pasar memaksa mereka berubah. Mereka memulai perubahan dari dalam, bahkan ketika bisnis lama mereka masih menguntungkan.
2. Fokus pada Pengalaman – Apple tidak menjual teknologi, mereka menjual pengalaman hidup. Netflix tidak menjual film, mereka menjual kenyamanan dan kebebasan menonton kapan saja.
3. Data dan Empati sebagai Bahan Bakar Inovasi – Netflix menggunakan data untuk memahami preferensi pengguna, tetapi tetap mengandalkan empati kreatif dalam memilih cerita. Apple pun memadukan riset mendalam dengan intuisi desain.
4. Budaya Eksperimen yang Terus Hidup – Di Netflix, setiap ide diuji lewat A/B testing. Di Apple, tim kecil diberi kebebasan berkreasi tanpa birokrasi berlebihan. Keduanya menunjukkan bahwa inovasi tumbuh di lingkungan yang memberi ruang untuk gagal dan belajar.
Kisah Apple dan Netflix memperlihatkan bahwa inovasi lahir dari strategi, visi, dan budaya yang mendukung keberanian untuk bereksperimen. Banyak perusahaan ingin menjadi seperti Apple atau Netflix, tetapi lupa satu hal penting bahwa kedua perusahaan ini berani menantang kebiasaan mereka sendiri.
Di era ketika perubahan menjadi satu-satunya hal yang pasti, pelajaran terbesar dari Apple dan Netflix adalah jangan menunggu krisis untuk berinovasi. Tapi, jadikan inovasi sebagai kebiasaan.
Apple mengajarkan tentang keindahan inovasi yang lahir dari empati dan desain. Sementara Netflix mengajarkan tentang keteguhan untuk berubah di tengah ketidakpastian. Keduanya menunjukkan bahwa inovasi adalah satu-satunya cara untuk tetap relevan di dunia yang serba cepat ini.

