Cara PR Buktikan Perannya dalam Meningkatkan Penjualan

0
Pelajari cara PR menguasai customer journey untuk membuktikan kontribusinya pada penjualan lewat strategi data, CTA, dan integrasi marketing.
[Reading Time Estimation: 2 minutes]

Pelajari cara PR menguasai customer journey untuk membuktikan kontribusinya pada penjualan lewat strategi data, CTA, dan integrasi marketing.Pelajari cara PR menguasai customer journey untuk membuktikan kontribusinya pada penjualan lewat strategi data, CTA, dan integrasi marketing.

Marketing.co.id – Berita UMKM | Di era digital seperti sekarang ini, batas antara marketing, advertising, dan public relations (PR) semakin kabur. PR kini tidak bisa lagi hanya mengandalkan media impressions atau pemberitaan di media sebagai ukuran keberhasilan. Pimpinan perusahaan menuntut bukti konkret — sejauh mana aktivitas PR berkontribusi pada penjualan dan pertumbuhan bisnis.

Greg Swan, Senior Partner dan Midwest Digital Lead di FINN Partners, menekankan bahwa profesional PR perlu berpikir seperti pemasar. Menurutnya, kunci keberhasilan PR masa kini adalah dengan “menguasai perjalanan pelanggan” dari tahap awareness hingga action.

“Kalau Anda menguasai bagaimana pelanggan pertama kali mendengar tentang brand, bagaimana mereka belajar, dan bagaimana mereka akhirnya melakukan aksi, maka Anda juga menguasai hasilnya. Jika Anda menguasai journey-nya, Anda menguasai hasilnya,” ujar Swan dikutip dari PRDailycom.

Mengubah Perhatian Menjadi Data Pelanggan

Swan mengatakan, selama ini PR sering dinilai hanya dari digital impressions, shares, atau news clippings. Padahal, angka tersebut sulit dikaitkan langsung dengan penjualan. Metrik tersebut tetap penting asal disertai dengan data pelanggan.

Caranya adalah dengan membuat call-to-action (CTA) yang jelas dalam setiap kegiatan PR seperti menyertakan tautan khusus atau custom URL di rilis media, menambahkan QR code pada materi promosi, atau menyebutkan website tertentu di berita atau siaran TV.

Langkah sederhana ini memungkinkan calon pelanggan untuk secara sukarela memberikan data mereka (self-volunteer data), sehingga perusahaan bisa mengumpulkan first-party data yang bernilai tinggi.

Swan pernah menjalankan kampanye untuk industri pariwisata dengan tujuan meningkatkan trafik situs dan pendaftaran email. Ia menggunakan contest widget yang mengharuskan peserta memasukkan alamat email. Hasilnya, data email yang dikumpulkan bisa dipadankan dengan pelanggan lama dan baru untuk memperluas database audiens dan peluang konversi.

Bahkan, untuk audiens yang melihat liputan PR di media TV atau cetak, Swan menggunakan strategi search engine marketing (SEM) dengan menyesuaikan kata kunci agar mereka tetap diarahkan ke situs resmi brand. “Dengan cara ini, kami bisa mengkuantifikasi liputan media yang sebelumnya sulit diukur,” ujarnya.

Integrasi PR dan Marketing

Memang, tidak semua hasil PR bisa dilacak langsung melalui tautan. Namun, integrasi antara PR dan marketing dapat membantu membuktikan dampaknya terhadap hasil bisnis. Beberapa langkah yang disarankan Swan antara lain:

  • Analisis waktu liputan dan lonjakan trafik situs. Bandingkan kapan berita tayang dengan peningkatan pencarian brand di Google.
  • Selaraskan kata kunci SEM dengan kampanye PR. Ketika audiens mencari berita yang mereka lihat, mereka akan diarahkan ke situs Anda.
  • Gunakan social listening tools. Pantau percakapan daring dan lihat bagaimana audiens bereaksi terhadap pemberitaan.

Selain data penjualan, PR juga bisa menunjukkan dampaknya melalui engagement yang lebih dalam seperti pendaftaran loyalty program, penggunaan store locator, atau unduhan white paper. Semua ini adalah indikator kuat dari niat beli konsumen.

Mengubah Cara Mengukur Keberhasilan PR

Lebih lanjut, Swan menekankan bahwa bukan medianya yang bermasalah, melainkan cara mengukurnya. “Hanya karena sesuatu tidak dapat diukur seperti kanal digital lainnya, bukan berarti tidak efektif. Cara kita mengukurnya yang perlu disesuaikan,” tegasnya.

Dengan mengadopsi pola pikir pemasaran—mengintegrasikan strategi PR dengan data digital, CTA yang kuat, dan indikator konversi—para profesional PR dapat membuktikan mereka bukan sekadar pembentuk citra, tetapi juga penggerak pertumbuhan bisnis yang nyata.