ITDP dan ViriyaENB Gelar MOV-E, Dorong Percepatan Mobilitas Listrik Inklusif untuk Capai Target Emisi Nol

0
[Reading Time Estimation: 2 minutes]

Marketing.co.id – Berita Lifestyle | Upaya mempercepat transisi mobilitas listrik yang berkelanjutan di Indonesia semakin didorong melalui kegiatan penjangkauan publik bertajuk MOV-E: Moving Cities the Electric Way. Acara yang diselenggarakan oleh Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Indonesia, bersama ViriyaENB dan ENVELOPS Co., Ltd. di Universitas Katolik Atma Jaya ini, bertujuan meningkatkan pemahaman publik dan mendorong partisipasi aktif masyarakat serta pelaku industri dalam elektrifikasi transportasi.

MOV-E hadir menyoroti tren adopsi, tantangan, dan peran kelembagaan dalam implementasi bus listrik, keterjangkauan kendaraan roda dua dan tiga listrik, serta peluang elektrifikasi sistem logistik perkotaan (last mile delivery) seiring pertumbuhan e-commerce.

Indonesia menargetkan penurunan emisi hingga 31,89% secara mandiri (dan 43,20% dengan bantuan internasional) pada 2030, sebagai bagian dari komitmen menuju target net zero emission (NZE) 2060 atau lebih cepat. Meskipun kendaraan listrik (EV) merupakan strategi penting, populasinya saat ini masih di bawah 1% dari total kendaraan nasional.

Untuk mempercepat dampak signifikan, ITDP dan ViriyaENB sepakat bahwa elektrifikasi perlu dimulai dari sektor transportasi publik. Studi ITDP yang didukung ViriyaENB menunjukkan bahwa elektrifikasi armada bus perkotaan dapat menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 66,7% pada 2040 sekaligus menghemat subsidi transportasi hingga 30%.

“Transisi ke bus listrik bukan hanya soal mengganti teknologi, tapi membuka peluang bagi kota-kota di Indonesia untuk menghadirkan layanan transportasi publik yang lebih efisien, bersih, dan terjangkau. Langkah ini juga dapat menciptakan lapangan kerja hijau dan memperkuat rantai nilai industri transportasi bersih,” ujar Gonggomtua Sitanggang, Direktur Asia Tenggara ITDP Indonesia.

Kegiatan MOV-E juga menyoroti tantangan utama adopsi EV, yaitu keterbatasan akses infrastruktur pengisian daya—baik Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) maupun fasilitas pengisian di rumah (home charging). Meskipun biaya pengisian daya di Indonesia tergolong murah, tantangan prosedur menaikkan daya listrik rumah dan instalasi home charging masih menjadi beban bagi pengguna dan membutuhkan intervensi kebijakan. Di sisi publik, insentif dibutuhkan agar pembangunan SPKLU dapat berkembang lebih cepat dan luas.

Dari sisi ekonomi, investasi elektrifikasi terbukti memberikan nilai balik yang positif. Ditemukan bahwa untuk menghadirkan 100% armada transportasi publik di wilayah perkotaan hingga 2030, Indonesia berpotensi memperoleh manfaat sosial dan lingkungan jangka panjang senilai hingga 2,4 kali dari nilai investasi yang dikeluarkan. Diskusi interaktif MOV-E juga mempertemukan peneliti, pembuat kebijakan, dan praktisi lapangan. Sesi talk show menyoroti kolaborasi multipihak dalam elektrifikasi motor listrik dan bus perkotaan.

Alitt Susanto, Otomotif Content Creator, memaparkan keraguan masyarakat beralih ke motor listrik didasari dua alasan utama, harga awal yang masih tinggi dan keterbatasan akses stasiun pengisian atau penukaran baterai. Ia menekankan pentingnya standar kualitas yang diatur regulasi agar konsumen tidak salah pilih.

Sementara itu, Albert Aulia Ilyas, Direktur Utama KALISTA, melihat tingginya biaya investasi awal dan tidak meratanya infrastruktur sebagai tantangan sekaligus peluang. “KALISTA hadir sebagai katalisator mobilitas berkelanjutan menghadirkan solusi transisi secara end-to-end, memastikan layanan yang disediakan komprehensif, mulai dari penyediaan unit hingga solusi uji coba (proof of concept) dan pengembangan pola pengisian daya,” jelasnya.

Selain transportasi publik, sektor logistik juga disoroti. Menurut Suzanty Sitorus, Direktur Eksekutif ViriyaENB, dengan proyeksi pasar logistik Indonesia yang meningkat 45,6% hingga 2030, transisi sektor ini ke energi bersih akan menciptakan peluang kerja hijau dan mewujudkan kota yang lebih sehat.