Mengapa Inovasi Penting bagi Bisnis? Belajar dari Apple dan Netflix

0
innovation day, innovation
[Reading Time Estimation: 3 minutes]

innovation day, innovation, inovasiDari Apple hingga Netflix, perusahaan yang berani berinovasi tak hanya memenangkan pasar tetapi juga membentuk ulang cara dunia bekerja dan berinteraksi.

Marketing.co.id – Berita UMKM | “Innovate or be left behind” bukan lagi sekadar peringatan, melainkan realitas bisnis modern. Namun, masih banyak perusahaan yang terjebak dalam euforia inovasi tanpa benar-benar memahami apa itu inovasi dan bagaimana cara menerapkannya secara efektif.

Menurut para ahli, inovasi dimulai dari pemahaman mendalam terhadap dynamics of change — memahami konteks dan titik-titik di mana perubahan bisa dilakukan. Tahap ini menuntut riset mendalam terhadap pain points pelanggan seperti apa yang menjadi masalah, kebutuhan, dan harapan.

Setelah itu, perusahaan perlu masuk ke tahap eksplorasi solusi. Di sinilah ide-ide diuji, diperkaya, dan diperluas. Semakin lama perusahaan bisa menjelajahi beberapa ide yang baik secara paralel, semakin kaya lingkungan inovasi yang bisa tercipta. Pendekatan ini memungkinkan perusahaan tetap fleksibel sebelum menentukan arah yang paling menjanjikan.

Baca Juga: Inovasi Berdampak Dimulai dari Masalah, Bukan dari Ide!

Tahap terakhir adalah implementasi atau mengubah ide menjadi kenyataan. Pertanyaan penting di fase ini adalah apakah produk sudah memiliki fitur yang tepat? Apakah teknologinya yang digunakan relevan? Apakah operasionalnya efisien dan berkelanjutan?

Metode design thinking juga menjadi pendekatan populer dalam inovasi karena berfokus pada kolaborasi dengan pelanggan untuk memastikan solusi yang diciptakan benar-benar relevan dan berdampak.

Baca Juga: Membangun Budaya Inovasi di Perusahaan, dari Mana Mulainya?

Tujuan utama bisnis adalah memberikan nilai bagi pelanggan. Untuk melakukannya, perusahaan perlu terus menciptakan sesuatu yang baru, entah itu produk, layanan, maupun experience. Melalui inovasi, perusahaan dapat menyesuaikan diri dengan kebutuhan pasar yang dinamis (bersaing), tetap berada di garis depan perkembangan teknologi (memanfaatkan teknologi), dan menyederhanakan proses dan menurunkan biaya (efisiensi).

Belajar dari Apple dan Netflix

Apple telah menjadi simbol inovasi sejak meluncurkan Apple II pada 1977, salah satu komputer rumahan pertama yang diproduksi massal. Filosofi desain yang sederhana dan pengalaman pengguna yang intuitif menjadikannya pionir dalam membuat teknologi mudah diakses.

Namun, inovasi Apple bukan hanya soal produk. Struktur organisasinya pun inovatif. Para pemimpin unit bisnis diberi otonomi penuh untuk mengambil keputusan berdasarkan keahlian dan kebutuhan pelanggan masing-masing. Pendekatan ini, seperti disebut Harvard Business Review sebagai “menyelaraskan keahlian dengan hak pengambilan keputusan.”

Baca Juga: Kisah Raja Hiburan Dunia yang Tumbang karena Gagal Berinovasi

Sementara itu, Netflix menunjukkan bagaimana inovasi bisa menjadi penyelamat di tengah perubahan besar. Dimulai sebagai layanan penyewaan DVD lewat pos, Netflix bertransformasi menjadi platform streaming global. Langkah berani seperti meluncurkan open innovation challenge pada 2006, dan berinvestasi dalam konten orisinal sejak 2011, membuatnya menjadi pemimpin industri hiburan digital.

Sebaliknya, Blockbuster menjadi contoh klasik kegagalan inovasi. Lantaran terlalu fokus pada model bisnis lama, mereka gagal merespons pergeseran perilaku konsumen ke arah digital. Akibatnya, raksasa rental video itu gulung tikar pada 2010.

Keunggulan Kompetitif Melalui Inovasi

Mengintegrasikan inovasi ke dalam strategi bisnis bukan sekadar pilihan, melainkan kebutuhan. Inovasi bisa menjadi pembeda utama di pasar yang jenuh, baik melalui produk baru, pendekatan pemasaran, maupun proses operasional yang lebih efisien.

Laporan McKinsey menunjukkan bahwa 70% perusahaan teratas di dunia menggunakan inovasi untuk memperluas atau menciptakan pasar baru. Kuncinya bukan hanya menciptakan produk baru, tetapi juga meningkatkan proses internal dan struktur organisasi agar lebih adaptif dan efisien.

Tiga Jenis Inovasi dalam Bisnis

Di dunia bisnis dikenal 3 jenis inovasi. Pertama inovasi produk. Perusahaan menciptakan atau memperbarui produk dan layanannya agar lebih relevan dengan kebutuhan pelanggan.  Kedua inovasi proses. Perusahaan menyempurnakan cara kerja, mulai dari rantai pasok hingga manajemen karyawan untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi. Ketiga onovasi model bisnis. Perusahaan mengubah caranya menghasilkan value dan pendapatan, seperti yang dilakukan Netflix yang beralih dari penyewaan DVD menjadi langganan digital.

Baca Juga: Menjadikan Inovasi sebagai Identitas Kolektif

Inovasi tidak bisa didelegasikan hanya kepada satu departemen R&D, tapi harus menjadi DNA perusahaan—ditanamkan ke dalam budaya kerja, struktur peruahaan, hingga strategi jangka panjang. Sebagaimana dilakukan Apple dan Netflix, perusahaan yang berani bereksperimen dan mendengarkan pelanggannya akan selalu menemukan cara untuk tetap relevan, bahkan di tengah perubahan yang paling disruptif sekalipun.

Inovasi adalah perjalanan berkelanjutan untuk menciptakan nilai baru. Di era disrupsi, hanya organisasi yang menjadikan inovasi sebagai kebiasaanlah yang mampu bertahan, tumbuh, dan memimpin.

Baca Juga: [Innovation Matrix] Panduan Cerdas Menavigasi Strategi Produk dan Pasar