Jejak Mas Maman, Petani Muda Banyuwangi yang Menjadi Inspirasi Pertanian Modern
Marketing.co.id – Berita Marketing | Di tengah menurunnya minat generasi muda terhadap dunia pertanian, sosok Nur Azitah Azman, atau yang akrab disapa Mas Maman, hadir sebagai bukti nyata bahwa bertani bisa menjadi profesi yang menjanjikan dan berkelanjutan.
Pada usia 33 tahun, petani muda asal Banyuwangi ini sukses mengelola lahan seluas lima hektar dengan berbagai komoditas sayuran unggulan.
Dari Belajar di Lahan Keluarga hingga Menjadi Teladan Petani Muda
Perjalanan Mas Maman dimulai sejak tahun 2011, ketika ia belajar langsung dari orang tuanya tentang teknik budidaya tanaman. Dengan ketekunan dan semangat belajar tinggi, ia terus mencoba berbagai metode tanam hingga menemukan pola terbaik yang sesuai dengan kondisi tanah di wilayahnya.
Kini, Mas Maman menanam cabai merah besar, cabai keriting, timun, jagung manis, dan bunga kol menggunakan benih unggul Cap Panah Merah. Ia mengaku, kualitas benih tersebut berperan besar dalam menjaga hasil panen yang stabil dan berkualitas tinggi sepanjang tahun.
Berbagi Ilmu dan Mendorong Kolaborasi Antarpetani
Tidak berhenti pada keberhasilan pribadi, Mas Maman aktif mendampingi petani lain di sekitar Banyuwangi. Ia membuka lahannya sebagai tempat belajar bersama bagi petani muda yang ingin meningkatkan keterampilan budidaya.
Hingga kini, sekitar 50 petani di wilayahnya menerapkan pola tanam yang ia kembangkan, dan lebih dari 200 petani dari berbagai daerah pernah datang langsung ke lahannya untuk belajar. “Kalau ilmu dibagi, hasilnya lebih luas. Kita bisa maju bersama,” ujarnya.
Petani Muda yang Adaptif terhadap Pasar dan Teknologi
Mas Maman menyadari bahwa keberhasilan pertanian tidak hanya bergantung pada cara menanam, tetapi juga pada kemampuan membaca pasar dan memanfaatkan teknologi pertanian. Ia berani melakukan inovasi, mulai dari pengelolaan lahan, sistem irigasi, hingga strategi pemasaran hasil panen.
“Dulu saya belajar dari pengalaman dan banyak mencoba. Sekarang saya ingin petani lain bisa berkembang tanpa harus mengulang kesalahan yang sama,” tuturnya.
Ia juga mengikuti program Learning Farm Cap Panah Merah, yang menjadi wadah pembelajaran dan kolaborasi antarpetani untuk mengembangkan pertanian modern berbasis ilmu dan praktik lapangan.
Menanam Harapan untuk Pertanian Indonesia
Bagi Mas Maman, bertani bukan sekadar mencari nafkah, melainkan jalan hidup yang penuh tantangan dan peluang. Ia memaknai setiap musim tanam sebagai kesempatan untuk tumbuh bersama — baik secara ekonomi, sosial, maupun lingkungan.
Semangat berbagi dan kolaborasi menjadikannya figur inspiratif di kalangan petani muda Indonesia. Melalui contoh nyata, ia menunjukkan bahwa dengan tekad, kerja keras, dan inovasi, petani muda bisa menjadi agen perubahan dalam pertanian berkelanjutan.


