Teknologi quantum computing membawa peluang besar bagi inovasi, tapi juga ancaman serius terhadap keamanan digital dunia.
Marketing.co.id – Berita Digital | Dunia keamanan siber sedang berada di ambang perubahan besar. Kemajuan dalam komputasi kuantum (quantum computing), yang digadang-gadang sebagai terobosan paling revolusioner abad ini, mulai menimbulkan kekhawatiran baru di kalangan pakar keamanan. Pasalnya, teknologi ini berpotensi mengancam sistem enkripsi yang selama puluhan tahun menjadi fondasi keamanan siber digital global.
“Quantum computing akan menjadi pedang bermata dua. Ia mampu mempercepat penemuan ilmiah dan kemajuan industri, tapi juga bisa menghancurkan pertahanan siber yang kita miliki saat ini,” ujar Anne Cutler, pakar keamanan siber dari Keeper Security, dalam rangka Cybersecurity Awareness Month.
Ancaman Nyata di Era Quantum Computing
Secara sederhana, komputer kuantum bekerja dengan prinsip mekanika kuantum, memungkinkan pemrosesan jutaan kemungkinan secara bersamaan, dan jauh melampaui kecepatan komputer konvensional. Namun, kekuatan itu juga bisa dengan mudah menembus algoritma enkripsi modern seperti RSA dan Elliptic Curve Cryptography (ECC). Padahal, hampir seluruh sistem digital dunia bergantung pada algoritma tersebut – mulai dari transaksi perbankan, komunikasi pemerintah, hingga perlindungan data pribadi di internet.
Lembaga National Institute of Standards and Technology (NIST) di Amerika Serikat telah mulai menyiapkan standar baru enkripsi tahan-kuantum seperti algoritma Kyber, namun penerapannya belum merata secara global. “Kita masih punya celah waktu beberapa tahun untuk bersiap, tapi hacker sudah mulai mencuri start,” kata Cutler.
Para pelaku kejahatan siber kini menggunakan strategi yang dikenal sebagai “harvest now, decrypt later” – mencuri data terenkripsi hari ini untuk kemudian membukanya di masa depan ketika komputer kuantum sudah mampu memecahkannya.
Strategi ini menjadi ancaman serius bagi lembaga keuangan, rumah sakit, maupun pemerintah. Data sensitif seperti rekam medis, detail kartu kredit, dan informasi login yang tampak aman hari ini bisa terungkap bertahun-tahun mendatang.
Lebih memprihatinkannya lagi, perilaku pengguna justru memperparah situasi. Riset Keeper Security menunjukkan hanya 30% pengguna yang rutin memperbarui kata sandi, sementara 41% masih menggunakan kata sandi yang sama di berbagai akun — kebiasaan yang menjadi celah bagi serangan credential stuffing.
Langkah-Langkah Menuju Era Pasca-Kuantum
Para ahli sepakat, persiapan menghadapi era pasca-kuantum harus dimulai sekarang. Berikut langkah-langkah strategis yang direkomendasikan bagi organisasi dan individu.
1. Ikuti Standar Keamanan Resmi
Perusahaan dan lembaga harus mengikuti panduan resmi dari NIST dan Cybersecurity and Infrastructure Security Agency (CISA) terkait transisi ke enkripsi tahan-kuantum.
2. Perbarui Sistem Secara Rutin
Pastikan perangkat lunak, sistem operasi, dan aplikasi yang digunakan selalu dalam versi terbaru. Pembaruan (patch) sering kali berisi perbaikan keamanan penting yang dapat mencegah eksploitasi celah baru.
3. Audit dan Verifikasi Penyedia Teknologi
Pilih mitra dan vendor yang memiliki komitmen terhadap keamanan jangka panjang. Pastikan produk yang digunakan sudah memenuhi standar internasional dan mendukung adopsi algoritma tahan-kuantum.
4. Perkuat Praktik Dasar Keamanan
Gunakan kata sandi yang kuat dan unik untuk setiap akun. Penggunaan password manager dapat membantu membuat dan menyimpan kata sandi dengan aman. Hindari menyimpan data sensitif di browser atau catatan tidak terenkripsi.
5. Gunakan Pemantauan Kebocoran Data
Manfaatkan layanan dark web monitoring untuk memantau apakah data pribadi atau organisasi muncul dalam kebocoran online. Deteksi dini memungkinkan langkah cepat untuk mengurangi risiko.
Para pakar menegaskan bahwa dunia belum memasuki era komputasi kuantum penuh, namun persiapan dini menjadi kunci utama untuk menghindari bencana keamanan global di masa depan. “Ancaman kuantum bukan lagi fiksi ilmiah. Ia nyata dan sedang menuju kita,” pungkas Cutler.
Dengan langkah-langkah preventif yang tepat, mulai dari adopsi algoritma tahan-kuantum hingga disiplin keamanan digital sehari-hari, perusahaan dan individu dapat melangkah menuju masa depan yang inovatif sekaligus aman.


