Penggunaan aplikasi AI meningkat tajam, short drama naik daun, toko Android pihak ketiga jadi “ladang emas” baru, Mintegral ungkap tren ekonomi aplikasi 2025 di Asia Pasifik
Marketing.co.id – Berita Digital | Platform periklanan global Mintegral merilis data dan panduan terbaru yang menyoroti tiga pergeseran besar yang membentuk masa depan pertumbuhan aplikasi di Asia Pasifik menjelang akhir 2025.
Tiga tren tersebut meliputi lonjakan penggunaan aplikasi AI, meledaknya popularitas short-drama (drama pendek) dari Asia, serta munculnya toko Android pihak ketiga sebagai kanal akuisisi pengguna berbiaya rendah namun berskala besar.
Baca Juga: Melindungi Aplikasi Mobile Banking dari Serangan Trojan Perbankan
Menurut laporan tersebut, fitur AI kini telah menjadi arus utama, short-drama menjadi format hiburan global berikutnya, dan toko Android pihak ketiga diam-diam tumbuh menjadi sumber skala pengguna yang efisien. Mintegral menilai bahwa pengiklan dapat memanfaatkan momentum ini melalui pengujian kreatif, strategi bidding berbasis ROAS, dan distribusi yang lebih beragam di luar dominasi Google Play dan App Store.
AI Menjadi Kebiasaan Pelanggan
Kategori aplikasi AI kini benar-benar menembus pasar massal. Pada 2024, total unduhan aplikasi AI mencapai 1,5 miliar kali dengan pendapatan US$1,3 miliar. Di dalam kategori ini, aplikasi chatbot AI mencatat pertumbuhan 119% YoY, sementara aplikasi pembuat karya seni AI masih tumbuh 21% YoY.
Sebanyak 16 aplikasi berbasis AI generatif berhasil melampaui pendapatan US$10 juta dari pembelian dalam aplikasi (in-app purchase/IAP), dan 25 aplikasi mencapai lebih dari 10 juta unduhan. Fakta ini menunjukkan bahwa konsumen kini semakin terbiasa membayar untuk fungsi AI yang meningkatkan utilitas, kreativitas, dan produktivitas.
Kecerdasan buatan bukan lagi sekadar tren, tapi sudah menjadi bagian dari kebiasaan digital sehari-hari. Aplikasi yang membangun fitur AI pragmatis seperti produktivitas, keuangan, PDF/chat, dan komunitas kini memperoleh daya tarik kuat di pasar. Pengiklan pun dapat menemukan audiens yang siap melakukan konversi dalam skala besar.
Short-Drama dari Asia Naik Daun
Aplikasi video pendek dengan format drama berseri mini atau short-drama mencatat pertumbuhan eksplosif, yakni 50–200% QoQ sejak kuartal ketiga 2023. Model monetisasi utamanya berbasis iklan (in-app ads/IAA) sebesar 90%, sedangkan 10% sisanya berasal dari langganan atau pembelian token.
Indonesia muncul sebagai pasar terbesar dengan 39% pangsa unduhan global, diikuti Brasil, Filipina, Thailand, Meksiko, serta Jepang dan Korea. Tren ini menandai lahirnya format hiburan lintas kawasan yang memiliki cost per acquisition (CAC) rendah dan daya tarik universal.
Baca Juga: 5 Hal Fundamental yang Harus Dimiliki Aplikasi Mobile
Format short-drama menghadirkan peluang baru bagi brand untuk menjangkau audiens global yang gemar menonton episode mini secara maraton. Format iklan video berhadiah (rewarded video) seperti daily check-in, pembukaan episode baru, hingga tugas berhadiah menjadi kanal efektif untuk menjaga keseimbangan antara jangkauan dan retensi pengguna.
Toko Android Pihak Ketiga Jadi Blue Ocean Baru
Di luar Google Play dan App Store, toko Android pihak ketiga seperti Xiaomi, Samsung, Huawei, Oppo, Vivo, Amazon, hingga toko regional di Eropa Timur kini menjadi lahan subur bagi akuisisi pengguna. Melalui integrasi SDK dan akses self-serve, Mintegral memungkinkan pengiklan menargetkan, mengoptimalkan, serta memonetisasi lintas kanal tersebut tanpa hambatan tambahan.
Studi kasus pada toko Amazon menunjukkan biaya per instalasi (CPI) di AS hanya sekitar US$0,26–0,42, dengan jumlah unduhan harian mencapai 2.000–5.000 tergantung genre dan strategi bidding.
Kini, brand tak perlu lagi bersaing di “lautan merah” penuh kompetisi harga tinggi. Kanal alternatif ini membuka peluang untuk menjangkau pengguna baru dengan biaya lebih rendah, terutama bagi kategori gaming, utilitas, hiburan, dan aplikasi short-drama yang tengah naik daun.
Langkah Strategis bagi Pengiklan dan Pengembang Aplikasi
Dari hasil risetnya, Mintegral merangkum tiga prinsip utama untuk para pengiklan dan pengembang aplikasi yang ingin menavigasi perubahan ini:
1. Gunakan bidding berbasis ROAS
Fokus pada hasil nyata seperti pendaftaran, retensi, dan revenue, bukan sekadar metrik tampilan. Model seperti Target ROAS dan Hybrid ROAS terbukti lebih efisien dalam jangka panjang.
2. Manfaatkan otomatisasi kreatif:
Dunia bergerak cepat. Gunakan otomatisasi kreatif, analisis masif, dan playables untuk bereksperimen cepat, terutama pada kategori yang berkembang seperti AI apps dan short-drama.
3. Diversifikasi distribusi
Tambahkan toko pihak ketiga (third-party stores) ke dalam rencana media. Uji, ukur, dan optimalkan kanal-kanal alternatif yang mampu memberikan skala tambahan dengan biaya lebih rendah.
Tren Ekonomi Aplikasi 2025 menunjukkan bahwa pasar aplikasi Asia tidak hanya tumbuh, tapi juga menular ke seluruh dunia. Dari AI hingga hiburan mikro, dari toko besar hingga kanal alternatif, seluruh lanskap kini menuntut brand untuk lebih gesit, lebih kreatif, dan lebih berani bereksperimen. Dalam dunia di mana setiap detik bisa menjadi peluang konversi, data adalah kompas menuju pertumbuhan berikutnya.


