Indonesia Rawan Bencana, Mengapa Asuransi Properti Wajib Dimiliki?

0
Asuransi risiko, risk insurance, allianz, allianz utama
Bagi segmen yang tengah membangun aset seperti rumah dan kendaraan, kerugian akibat bencana bisa memutarbalikkan rencana keuangan bertahun-tahun. Foto: Ist.
[Reading Time Estimation: 2 minutes]

Marketing.co.id – Berita Financial Services | Indonesia berada di jalur geologis yang rawan bencana. Sepanjang 2025, banjir bandang di Bali dan Jabodetabek hingga gempa bumi di Bekasi menjadi pengingat bahwa risiko alam dapat datang kapan saja. Asuransi properti untuk rumah dan kendaraan menjadi sebuah pilihan.

Asuransi risiko, risk insurance, allianz, allianz utama
Bagi segmen yang tengah membangun aset seperti rumah dan kendaraan, kerugian akibat bencana bisa memutarbalikkan rencana keuangan bertahun-tahun. Foto: Ist.

Dampaknya tidak hanya dirasakan masyarakat, tetapi juga mengganggu roda perekonomian, dari usaha kecil hingga korporasi besar.

Bagi kelompok usia produktif 20–40 tahun yang sedang membangun aset dan karier, kerugian pasca-bencana bisa berakibat fatal. Meski tingkat literasi keuangan terus meningkat, kesadaran akan asuransi properti masih tertinggal jauh.

Baca juga : Ini Cara Gen Z Kelola Asuransi Dwiguna

Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025 mencatat literasi asuransi baru 45,45 persen, dengan inklusi kepemilikan hanya 28,50 persen. Padahal, data MAIPARK 2023 menunjukkan hanya 0,1 persen rumah tinggal di Indonesia yang terlindungi asuransi.

Ignatius Hendrawan, Direktur & Chief Technical Officer Allianz Utama Indonesia, menyoroti rendahnya penetrasi tersebut. “Banyak masyarakat dan pelaku bisnis memahami pentingnya pengelolaan keuangan, tetapi belum menjadikan asuransi sebagai bagian strategi perlindungan aset. Tanpa proteksi, kerugian akibat bencana bisa menghentikan aktivitas usaha dan mengganggu kesinambungan ekonomi,” ujarnya.

Risiko ini nyata dan berulang. Ruben Damanik, Strategic Planning & Risk Management Group Head MAIPARK Indonesia, menekankan potensi gempa yang tinggi dengan 295 sesar aktif, termasuk patahan baru yang belum terpetakan. “Kerentanan Indonesia terhadap bencana sudah terbukti. Tanpa mitigasi, termasuk perlindungan finansial melalui asuransi, kerugian bisa meluas ke masyarakat maupun sektor ekonomi,” katanya.

Asuransi properti bukan sekadar perlindungan fisik, melainkan mekanisme vital menjaga kelangsungan bisnis dan pendapatan. Produk seperti Property All Risk mencakup risiko standar serta perluasan perlindungan untuk banjir, gempa bumi, hingga potensi kehilangan pendapatan akibat terhentinya operasional.

Baca juga: Tips Memilih Asuransi Properti

Mengintegrasikan asuransi bencana dalam perencanaan keuangan menjadi langkah antisipatif menghadapi risiko alam. Lebih dari sekadar proteksi, ini merupakan investasi jangka panjang untuk menjaga stabilitas finansial di tengah ketidakpastian geografis Indonesia.