BNPL vs Kartu Kredit, Kompetisi Baru di Ranah Pembiayaan Konsumen
Marketing.co.id – Berita Financial Services | Dalam beberapa tahun terakhir, wajah industri pembiayaan konsumen berubah drastis. Bila dulu kartu kredit menjadi satu-satunya andalan untuk transaksi tunda bayar, kini muncul pemain baru dengan pendekatan lebih instan, yaitu BNPL (Buy Now Pay Later).
Tren ini tidak bisa diabaikan. Sebab, BNPL kini menjelma menjadi fitur wajib di platform eCommerce, layanan digital, hingga dompet elektronik. Praktis, cepat, dan minim syarat, itulah keunggulan yang dijualnya.
Pertanyaannya, apakah ini akhir dari kejayaan kartu kredit? Jawabannya jelas tidak, jika kita melihat bagaimana pemain-pemain besar seperti BNI menjawab tantangan ini dengan strategi yang lebih adaptif dan berorientasi masa depan.
Grace Situmeang, Card Business Division Head PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk kepada Marketingcoid menjelaskan bahwa BNPL memang menjawab kebutuhan segmen tertentu, terutama anak muda dan pengguna digital native. Tapi, kartu kredit tetap punya kekuatan yang belum tergantikan, khususnya dari sisi kontrol, fleksibilitas, dan perlindungan.
BNPL tumbuh pesat karena sifatnya yang ringkas. Tanpa proses aplikasi rumit, pengguna bisa langsung mencicil barang hanya dengan beberapa klik saja. Layanan ini juga menyasar pengguna dengan akses kredit terbatas, segmen yang selama ini belum optimal dijangkau oleh perbankan konvensional.
Menurut survei internal di industri, pengguna BNPL didominasi oleh usia 21–35 tahun, dengan tren terbesar di pembelian fashion, gadget, dan gaya hidup. Model bisnis ini sangat menggoda karena menawarkan ilusi “utang ringan” dengan tenor pendek dan bunga rendah, atau bahkan tanpa bunga. Namun, pertumbuhan cepat BNPL juga menimbulkan kekhawatiran, terutama dari sisi pengelolaan utang dan kualitas kredit pengguna.
Kartu Kredit Lebih Kuat dan Terkontrol
Menurut Grace, kartu kredit tetap relevan di tengah popularitas BNPL, terutama bagi pengguna yang menginginkan fleksibilitas lebih luas dan fitur yang lebih lengkap. Dengan limit yang bisa disesuaikan, perlindungan transaksi, hingga manfaat seperti point reward, miles, dan asuransi perjalanan, kartu kredit menyasar segmen yang membutuhkan solusi jangka panjang dan kontrol pengeluaran yang lebih canggih.
“Kartu kredit BNI terus berinovasi untuk tetap kompetitif, termasuk dengan menghadirkan fitur-fitur yang menyerupai BNPL seperti ubah transaksi menjadi cicilan, dana tunai fleksibel, serta aktivasi digital lewat aplikasi,” jelas Grace.
Alih-alih melawan arus, BNI mengadopsi pendekatan yang cerdas. BNI menggabungkan kecepatan BNPL dengan keunggulan struktural kartu kredit. Super apps Wondr by BNI adalah jawabannya. Di dalam aplikasi ini, pengguna dapat mengakses layanan-layanan instan seperti mengubah transaksi menjadi cicilan langsung dari aplikasi, dana tunai instan (card to cash), fitur aktivasi dan monitoring transaksi real-time, dan mengontrol kartu secara digital untuk pemegang kartu komersial.
Lebih dari itu, BNI juga memperkuat segmentasi produknya dengan menyediakan kartu untuk segmen khusus, mulai dari individu hingga institusi, serta memperluas kerja sama merchant secara nasional. “Kami ingin memberikan pengalaman ‘BNPL feel’ tapi dengan sistem yang lebih kuat dan berkelanjutan. Kami hadirkan kenyamanan digital tanpa meninggalkan struktur manajemen risiko yang sehat,” tambahnya.
BNPL dan kartu kredit bukan soal siapa yang menang. Keduanya akan berkembang dalam ekosistem yang saling melengkapi. BNPL akan terus melayani kebutuhan mikro, impulsif, dan cepat. Sementara itu, kartu kredit akan menjadi andalan transaksi bernilai tinggi, langganan premium, dan pembayaran terintegrasi secara global.
Perbankan seperti BNI yang mampu membaca tren dan merespons dengan lincah justru akan mengukuhkan posisi di tengah disrupsi ini. Inovasi bukan lagi pilihan, tapi keharusan. Ketika inovasi digabungkan dengan kepercayaan konsumen dan reputasi brand yang kuat, kartu kredit akan tetap jadi pemain utama dalam sistem pembayaran modern.