Marketing.co.id – Berita Properti | Di tengah dinamika pasar properti nasional, Depok menunjukkan ketahanan yang cukup solid. Berdasarkan data Rumah123 Flash Report Mei 2025, indeks harga rumah seken di Depok mencatatkan pertumbuhan sebesar 1,3% secara tahunan (year-on-year). Angka ini memang tergolong moderat, namun tetap menunjukkan tren positif di tengah kondisi ekonomi yang penuh tantangan.
Menurut Head of Research Rumah123 Marisa Jaya, Depok termasuk dalam tujuh kota yang mengalami kenaikan harga rumah seken sepanjang tahun. Kenaikan 1,3% di Depok memang tidak setinggi Yogyakarta atau Makassar. Namun, ini menjadi indikator bahwa pasar properti di Depok tetap resilient, khususnya di segmen hunian terjangkau yang masih menjadi tulang punggung.
Fakta menarik lainnya dari pasar properti Depok adalah dominasi segmen hunian terjangkau. Rumah dengan harga di bawah Rp1 miliar masih menjadi pilihan utama bagi sebagian besar pencari properti. Kawasan-kawasan seperti Beji, Pancoran Mas, Cimanggis, Sawangan, dan Bojongsari menjadi magnet karena menawarkan harga yang relatif lebih kompetitif dibandingkan Jakarta, namun tetap memiliki aksesibilitas tinggi ke ibu kota.
Permintaan tinggi di segmen ini didorong oleh beberapa faktor kunci, di antaranya:
- Kedekatan dengan Jakarta – Banyak pekerja komuter yang memilih Depok sebagai tempat tinggal karena akses mudah ke Jakarta melalui KRL, jalan tol, dan transportasi umum.
- Fasilitas yang terus berkembang – Pusat perbelanjaan, rumah sakit, sekolah, hingga kampus-kampus ternama seperti UI terus menjadi daya tarik.
- Pertumbuhan kawasan – Proyek-proyek infrastruktur seperti Tol Desari dan rencana perpanjangan MRT yang nantinya menjangkau Depok semakin meningkatkan nilai kawasan.
Meskipun segmen terjangkau mendominasi, segmen menengah dengan kisaran harga Rp1 miliar hingga Rp3 miliar juga menunjukkan pertumbuhan yang stabil. Kawasan seperti Cinere, Limo, dan Sukmajaya menjadi favorit bagi kelas menengah yang mencari rumah dengan spesifikasi lebih tinggi, lingkungan lebih eksklusif, dan fasilitas yang lebih lengkap.
Cinere misalnya, menjadi kawasan incaran karena posisinya yang strategis dekat dengan Jakarta Selatan dan akses tol yang memudahkan mobilitas. Selain itu, kehadiran cluster-cluster baru dengan konsep modern juga turut mendorong permintaan di segmen ini.
Sedangkan untuk segmen properti di atas Rp5 miliar, pasar di Depok memang belum sebesar kota-kota seperti Jakarta Selatan atau Tangerang Selatan. Namun, geliat mulai terlihat di kawasan-kawasan premium seperti Cinere dan Margonda, terutama untuk produk rumah mewah atau townhouse dengan konsep private living.
Keterbatasan lahan dan meningkatnya permintaan akan hunian yang dekat dengan fasilitas premium menjadi faktor pendorong. Selain itu, sebagian investor mulai melirik Depok sebagai alternatif investasi properti dibanding Jakarta yang harga tanahnya sudah sangat tinggi.
Prospek pasar properti Depok diprediksi akan terus menguat seiring dengan pengembangan infrastruktur yang terus berjalan. Beberapa proyek yang akan menjadi game changer bagi Depok antara lain perpanjangan MRT fase selanjutnya yang akan menyentuh Depok dan sekitarnya, tol Cinere-Serpong yang memperlancar akses ke BSD dan kawasan barat Jakarta, dan tol Desari yang menghubungkan Depok dengan Jakarta Selatan dan Jakarta Barat.
Dengan tren harga yang stabil, dominasi segmen terjangkau, serta dorongan dari infrastruktur, Depok tetap menjadi kawasan hunian yang strategis dan investasi properti yang menarik. Bagi masyarakat yang ingin memiliki hunian dekat Jakarta namun dengan harga yang lebih bersahabat, Depok terus menjadi pilihan utama.
“Data kami menunjukkan bahwa tren pencarian properti di Depok tetap tinggi, terutama di kalangan keluarga muda dan pekerja urban yang mencari keseimbangan antara harga, aksesibilitas, dan kualitas hidup,” tutup Marisa.