5 Pelajaran Penting dari Strategi Branding Kang Dedi Mulyadi

0
[Reading Time Estimation: 2 minutes]
Personal Branding Ala Kang Dedi Mulyadi. (Ilustrasi/ YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel)

Helmy Yahya Bongkar Strategi Personal Branding ala Kang Dedi Mulyadi

Marketing.co.id – Berita Marketing | Tokoh publik Kang Dedi Mulyadi (KDM) menjadi sorotan dalam kanal YouTube Helmy Yahya Bicara. Dalam episode bertajuk “Belajar Personal Branding dari KDM? Ini Tipsnya!“, Helmy Yahya memaparkan bagaimana pendekatan otentik dan konsisten dari KDM menjadikannya figur publik dengan citra yang kuat dan berpengaruh.

Menurut Helmy, kekuatan branding KDM bukan berasal dari pencitraan yang disengaja, melainkan dari keaslian yang terus dipertahankan. “KDM itu tidak dibuat-buat. Apa adanya, dan itu yang membuat orang percaya,” ujar Helmy dalam video berdurasi 10 menit tersebut.

Kang Dedi Mulyadi dikenal luas sebagai mantan Bupati Purwakarta dan aktif sebagai tokoh masyarakat yang vokal melalui platform media sosial. Gaya komunikasinya yang merakyat dan kontennya yang menyoroti kehidupan masyarakat kecil telah membangun hubungan emosional dengan publik.

Pendekatan Otentik Jadi Kunci

Helmy menyoroti bahwa ciri khas KDM, seperti penggunaan bahasa Sunda yang kental, pakaian adat, serta gestur-gestur khas saat berbicara, justru menjadi elemen penting dalam membangun personal branding yang kuat. “Brand yang berhasil adalah brand yang konsisten dan relevan. Dan, KDM punya keduanya,” ujar Helmy.

Helmy juga menambahkan bahwa konsistensi KDM tidak hanya terlihat dalam penampilan, tapi juga dalam narasi yang dibawa seperti keberpihakan kepada rakyat kecil, kepedulian sosial, dan kehadiran nyata di tengah masyarakat.

Pelajaran untuk Publik dan Profesional

Dalam video tersebut, Helmy Yahya merinci lima pelajaran penting dari strategi branding KDM, yaitu:

  • Otentik – Menjadi diri sendiri adalah fondasi dari brand yang dipercaya publik.
  • Konsistensi Gaya dan Pesan – Publik mudah mengenali seseorang yang tidak berubah-ubah.
  • Cerita yang Menyentuh – Mengangkat kisah nyata lebih efektif daripada sekadar promosi.
  • Interaksi dengan Audiens – Respons terhadap komentar dan keterlibatan langsung membangun kedekatan.
  • Relevansi – Pesan yang dibawa harus menyentuh kebutuhan dan realitas masyarakat.

“Kalau brand tidak relevan, sekuat apapun promosinya, tidak akan menempel,” ujar Helmy.

Brand Pribadi sebagai Aset Sosial

Lebih jauh, Helmy Yahya mengajak para profesional dan tokoh publik untuk membangun personal branding bukan semata untuk popularitas, melainkan sebagai aset sosial yang berdampak luas. Ia menekankan bahwa setiap orang memiliki potensi membangun brand pribadinya sendiri asalkan berani menunjukkan keunikan diri dan peduli terhadap audiens.

“Jangan menunggu dikenal baru membangun personal branding. Justru itu yang harus dibangun sejak awal,” tegasnya.

Video ini mendapatkan respon positif dari warganet. Banyak komentar yang menyatakan bahwa kisah KDM adalah contoh bagaimana keaslian dan konsistensi dapat menjadi kekuatan di era media sosial yang penuh dengan pencitraan. Dalam dunia yang serba digital dan serba cepat, pesan utama dari episode ini jelas bahwa menjadi otentik adalah strategi branding terbaik.