Media dan Institusi Bersatu Perangi Perang Kognitif dan Disinformasi

0
[Reading Time Estimation: 2 minutes]

Marketing.co.id – Berita Marketing | Menghadapi era disrupsi informasi dan tantangan komunikasi publik yang semakin kompleks, empat entitas media dan event terkemuka – LKBN ANTARA, Garuda TV, Indozone, dan ON US Asia – berkolaborasi menggelar talkshow bertema “Bagaimana Menghadapi Medan Perang Baru, Cognitive Warfare: Media, Narasi, dan Membangun Persepsi!” Acara yang berlangsung di ANTARA Heritage Center ini menghadirkan para tokoh kunci di bidang komunikasi publik dan korporat untuk membahas strategi melawan disinformasi.

Diskusi panelis dihadiri oleh Hasan Nasbi, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan yang juga pendiri Cyrus Network; Fadjar Djoko Santoso, VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero); serta Prof. Dr. Widodo Muktiyo, M.Comm., pakar komunikasi dan Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret yang juga mantan Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo. Diskusi ini menyoroti peran krusial media dan komunikasi dalam menjaga stabilitas informasi di tengah maraknya disinformasi, hoaks, dan tantangan digital.

Hasan Nasbi dalam paparannya menekankan, bahwa disinformasi dan polarisasi sosial kini menjadi salah satu dari empat ancaman global terbesar, setelah konflik bersenjata antarnegara, masalah ekonomi, dan perubahan iklim. “Kerugian disinformasi akan mencapai 1.000 triliun per tahun jika dibiarkan, dan angka ini akan terus meningkat,” ujarnya, menyoroti dampak serius dari penyebaran informasi palsu.

Dari perspektif korporasi, Fadjar Djoko Santoso menjelaskan, bagaimana Pertamina sebagai perusahaan publik mengelola komunikasi krisis dan menjaga reputasi melalui transparansi dan kecepatan informasi. “Kami menyiapkan infrastruktur agar masyarakat dapat memeriksa informasi kembali. Dengan adanya call center dan tim 24 jam, kami melayani masyarakat untuk meluruskan disinformasi. Hampir 350 hoaks telah kami tangani, di mana 50 persen di antaranya terkait dengan informasi lowongan pekerjaan di Pertamina,” jelas Fadjar.

Prof. Widodo Muktiyo menambahkan, bahwa di era komunikasi saat ini, kolaborasi antarsektor sangatlah dibutuhkan. Tujuannya adalah memastikan informasi yang disampaikan tidak hanya cepat, tetapi juga bertanggung jawab dan edukatif. “Saat ini yang dibutuhkan adalah kita semua memberikan oksigen pada bangsa ini, sehingga kita semua punya kemampuan menanam rumput-rumput hijau dalam dunia virtual agar ilalang di dalamnya tertutupi dengan rumput hijau itu,” ungkap Prof. Widodo, menggunakan analogi untuk menggambarkan upaya membangun lingkungan digital yang positif.

Prof. Widodo Muktiyo juga menegaskan, bahwa pemerintah dan masyarakat adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk tidak hanya meluruskan disinformasi, tetapi juga secara aktif membentuk lingkungan digital yang kuat, positif, dan tangguh terhadap serangan informasi palsu.

Talkshow ini menandai awal dari rangkaian kerja sama jangka panjang antara LKBN ANTARA, Garuda TV, Indozone, dan ON US Asia. Kolaborasi ini bertujuan untuk membentuk ekosistem komunikasi publik yang sehat, terbuka, dan inklusif, demi mencerdaskan bangsa dalam menyambut Indonesia Emas 2045.