Marketing.co.id – Berita Marketing | Dalam era konsumen yang semakin sadar akan isu lingkungan, inovasi berbasis keberlanjutan menjadi kunci diferensiasi merek. Menjawab tren tersebut, PT Uni-Charm Indonesia Tbk (Unicharm) meluncurkan CHARM Daun Sirih Bio Materials Organic Cotton Type, pembalut wanita inovatif yang untuk pertama kalinya di dalam grup Unicharm secara global menggunakan bio material di seluruh komponennya.
Peluncuran ini dilakukan secara terbatas di awal Juni 2025 bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup. Produk ini hadir dalam ukuran 23 cm dan 29 cm, dan dipasarkan melalui kanal eCommerce serta toko offline tertentu. Turut hadir dalam acara peluncuran Brand Ambassador CHARM, Syifa Hadju, serta influencer sekaligus aktivis lingkungan, Veronika Krasnasari.
Konsumen Muda Jadi Motor Inovasi Ramah Lingkungan
Kesadaran terhadap pentingnya produk yang ramah lingkungan kian meningkat, terutama di kalangan Gen Z dan milenial muda. Riset internal Unicharm mencatat bahwa dalam empat tahun terakhir, minat terhadap pembalut berbasis material berkelanjutan meningkat lebih dari tiga kali lipat. Hal ini menjadi dasar kuat bagi Unicharm untuk terus berinovasi.
“Sebagai perempuan generasi muda, aku percaya tanggung jawab menjaga bumi bisa dimulai dari pilihan sederhana. Charm Bio Materials Organic Cotton ini adalah salah satu caraku berkontribusi,” ujar Syifa Hadju dalam sesi Talkshow saat peluncuran.
Unicharm menyematkan tiga teknologi utama dalam Charm Daun Sirih Bio Materials, yaitu:
Pemanfaatan Bio Material – Seluruh bagian pembalut, mulai dari inti penyerap, lapisan luar, hingga perekat, menggunakan bahan alami seperti ampas tebu, batu kapur, botanical oil, dan resin nabati. Upaya ini mengurangi ketergantungan terhadap plastik berbasis minyak bumi.
Permukaan dengan Organic Cotton – Lapisan yang bersentuhan langsung dengan kulit dibuat dari katun organik bersertifikasi, memberikan kelembutan ekstra, daya serap tinggi, serta mengurangi rasa pengap.
Kemasan Daur Ulang dan Biomassa – Bekerja sama dengan PT Oji Sinarmas Packaging, kemasan produk dan kardus pengiriman terbuat dari material limbah seperti Empty Fruit Bunch (EFB) dari kelapa sawit. Bahkan, selotip pengemas pun berbasis bahan daur ulang.
Satu langkah strategis lain yang menjadi perhatian khusus adalah penghitungan carbon footprint atau jejak karbon dari produk ini. Ini menjadi kali pertama Unicharm melakukan kalkulasi emisi dari seluruh siklus hidup produk, mulai dari produksi bahan baku, proses pembuatan, hingga pembuangan pasca penggunaan. Langkah ini sejalan dengan target Sustainable Development Goals (SDGs) dan komitmen jangka panjang Unicharm dalam mengurangi emisi gas rumah kaca secara terukur dan transparan.
Ke depan, Unicharm akan terus memperluas portofolio produk berkelanjutan dan mengintegrasikan praktik ramah lingkungan di seluruh rantai pasok, termasuk penggunaan energi bersih dalam produksi.
Presiden Direktur PT Uni-Charm Indonesia Tbk, Takumi Terakawa menegaskan bahwa inovasi ini bukan sekadar upaya bisnis, melainkan misi sosial. “Kami ingin mendorong gerakan dari hal kecil, seperti memilih pembalut ramah lingkungan, untuk menciptakan perubahan besar. Logo ‘Mari Lakukan Kebaikan Kecil’ menjadi simbol dari ajakan ini,” katanya.
Peluncuran ini mencerminkan pemahaman mendalam terhadap behavioral shift konsumen masa kini yang makin peduli akan aspek keberlanjutan. Dengan mengombinasikan nilai fungsional (kenyamanan, kelembutan, daya serap) dan nilai emosional (kepedulian lingkungan), CHARM berhasil menciptakan produk yang relevan dan bermakna. Ini adalah contoh nyata bagaimana brand legacy dapat terus relevan lewat inovasi hijau yang terukur dan tulus.