Sun Life Sentuh Isu Minimnya Fasilitas Olahraga Anak

0
[Reading Time Estimation: 2 minutes]

Marketing.co.id – Berita Marketing | Minimnya ruang terbuka hijau di kawasan urban seperti Jakarta berdampak langsung pada rendahnya aktivitas fisik anak-anak. Data BPS DKI Jakarta tahun 2023 mencatat ruang terbuka hijau baru mencapai 10% dari luas kota, jauh di bawah target nasional sebesar 30%. Kondisi ini turut menjadi penyebab hanya 19% anak dan remaja di Indonesia yang aktif secara fisik sesuai rekomendasi global, menurut The 2022 Indonesian Report Card.

Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran terhadap tumbuhnya gaya hidup sedentari sejak usia dini. Laporan WHO merekomendasikan anak usia 5–17 tahun untuk beraktivitas fisik setidaknya 60 menit setiap hari, namun kenyataannya hanya 1 dari 5 anak di Asia Tenggara yang memenuhi standar tersebut.

Kaiser Simanungkalit selaku VP, Head of Brand, Communications & Client Experience Sun Life Indonesia (kiri) secara simbolis menyerahkan bola basket kepada Ahmad Fuadi, Wakil Kepala Sekolah SDN Cilandak Timur 03 (kanan), bersamaan saat pembukaan acara Sun Life Volunteer Day di Jakarta (22/5/2025). Foto: Ist.

Untuk merespons tantangan tersebut, sebuah inisiatif lokal dilakukan melalui kegiatan edukatif di lingkungan sekolah. Di SDN Cilandak Timur 03, Jakarta Selatan, anak-anak mengikuti sesi olahraga dan edukasi gizi sebagai bagian dari kampanye Hoops+Health yang digagas secara global.

Inisiatif ini turut melibatkan karyawan dari sektor swasta yang berperan sebagai relawan dalam sesi coaching clinic basket dan permainan seputar gizi.

“Sekolah menjadi tempat yang strategis untuk memperkenalkan gaya hidup sehat kepada anak-anak. Melalui keterlibatan langsung dan pendekatan menyenangkan, kami berharap dapat mendorong perubahan pola hidup sejak dini,” ujar Kah Jing Lee, Chief Client Officer.

Selain memperkenalkan aktivitas fisik dan pilihan makanan sehat, kegiatan ini bertujuan membuka akses terhadap fasilitas olahraga di lingkungan terdekat anak. Penyediaan sarana seperti lapangan dan peralatan olahraga di sekolah menjadi solusi jangka panjang untuk menjembatani ketimpangan akses ruang gerak anak-anak perkotaan.

Kampanye Hoops+Health menyoroti pentingnya kolaborasi antar sektor untuk menjawab tantangan kesehatan masyarakat urban, terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak.

Upaya kolektif seperti ini menunjukkan bahwa pendekatan komunitas dan pendidikan langsung di lapangan masih menjadi strategi paling relevan untuk menciptakan perubahan.