Industri otomotif dunia sedang mengalami transformasi besar-besaran. Peralihan dari pameran otomotif ke acara teknologi seperti CES menjadi bukti nyata evolusi industri ini. Berikut lanskap dan tren utama yang diperkirakan akan mengubah industri otomotif dunia
Marketing.co.id – Berita Otomotif | Industri otomotif dunia sedang bergerak cepat menuju arah baru. Jika dulu yang jadi sorotan adalah desain dan kecepatan, sekarang perbincangan lebih banyak soal teknologi, kendaraan listrik (EV), dan bagaimana caranya agar mobil bisa terkoneksi dengan kehidupan digital kita sehari-hari.
Baru-baru ini, CARMA ASIA Pte Ltd melakukan studi tentang bagaimana para pemilik mobil memandang brand Tiongkok dan bagaimana media massa memberitakan brand-brand tersebut. Studi ini memanfaatkan minat global yang semakin meningkat terhadap kebangkitan brand mobil Tiongkok, kemampuannya untuk bersaing dengan produsen-produsen mobil Barat dan Jepang yang sudah mapan, dan bagaimana kepercayaan konsumen yang bervariasi di seluruh wilayah.
5 tren utama yang akan membentuk industri otomotif di 2025
Dalam laporan tersebut, Insights Consultant di CARMA Paige Lingwood menjelaskan 5 tren utama yang diperkirakan akan membentuk industri otomotif di 2025.
Dominasi brand mobil Tiongkok di Pasar EV
Salah satu perubahan paling mencolok adalah kebangkitan brand-brand mobil dari Tiongkok. Mereka sekarang menjadi pemain besar di pasar mobil listrik dunia. Bahkan, 7 dari 10 brand EV paling laris saat ini berasal dari Tiongkok, dengan BYD sebagai bintangnya. BYD sendiri menyumbang lebih dari seperempat penjualan EV global pada 2024.
Namun, brand-brand besar seperti Toyota, Tesla, Ford, dan Honda belum tergeser sepenuhnya. Tesla Model Y bahkan jadi mobil terlaris di dunia tahun lalu. Tapi, mereka kini harus menghadapi tantangan baru: persaingan teknologi, aturan perdagangan baru, dan konsumen yang makin cerdas.
Perang Tarif Mengubah Peta Persaingan
Tarif impor jadi topik panas di industri ini. Uni Eropa dan Amerika Serikat mulai mengenakan tarif tinggi untuk mobil listrik buatan Tiongkok. Hal ini membuat produsen harus memutar otak. Beberapa menyesuaikan harga, ada yang menghentikan produksi, bahkan ada yang berhenti mengimpor ke negara tertentu. Ini bukan sekadar persoalan bisnis, tapi soal bagaimana strategi global harus diubah total.
Kolaborasi Jadi Kunci Bertahan
Di tengah tekanan, produsen mobil kini makin sering menggandeng perusahaan teknologi. Mereka sadar, untuk tetap relevan kerja sama dengan para pemain digital seperti Tencent, Baidu, dan bahkan perusahaan AI seperti Mistral jadi sangat penting. Ke depan, mungkin saja kita akan melihat lebih banyak merger, akuisisi, atau kolaborasi teknologi yang lebih dalam.
Masa Depan Ada di Mobil Pintar dan Otonom
Kendaraan masa depan tidak hanya akan bertenaga listrik, tapi juga pintar. Di 2025, sekitar 60% mobil baru akan dibekali fitur-fitur mengemudi otomatis seperti cruise control dan lane assist. Lebih dari itu, mobil akan semakin bergantung pada perangkat lunak—update software, fitur baru. Bahkan, keamanan siber akan jadi hal penting yang diperhatikan konsumen.
Cara Menjangkau Konsumen Berubah
Dengan media yang semakin terfragmentasi, produsen mobil harus mencari cara baru untuk menjangkau pembeli. Salah satu kunci keberhasilan adalah konten digital. YouTube kini sangat berpengaruh dalam proses pembelian mobil. Test drive dan ulasan di platform ini sering jadi penentu keputusan.
Bahkan, pameran mobil pun ikut berubah. Sekarang, Consumer Electronics Show (CES) di Las Vegas lebih ramai daripada pameran mobil tradisional. Ini menunjukkan bahwa mobil bukan hanya alat transportasi, tapi juga bagian dari gaya hidup teknologi.
TikTok: Masa Depan Pemasaran Mobil?
TikTok mulai dilirik sebagai platform masa depan untuk pemasaran mobil, terutama bagi Gen Z. Meski baru 4% calon pembeli yang menggunakan TikTok, platform ini dinilai punya potensi besar untuk memengaruhi keputusan mereka. Bahkan, TikTok sudah meluncurkan fitur iklan khusus untuk membantu konsumen membeli langsung dari aplikasinya.
Artinya, semua perubahan ini menuntut tim PR, pemasaran, dan komunikasi untuk beradaptasi dengan cepat. Mereka harus bisa bercerita dengan cara baru, menggunakan platform yang tepat, dan membangun koneksi yang kuat dengan generasi baru pembeli. Di dunia otomotif yang kini mirip dengan dunia teknologi, siapa yang bisa bergerak cepat, kolaboratif, dan dekat dengan konsumen dialah yang akan menang.