Gelar Lokakarya di Malang, Nestlé Dorong Peternakan Rendah Emisi dan Pertanian Regeneratif

0
[Reading Time Estimation: 2 minutes]

Marketing.co.id – Berita Consumer Goods | Sebagai wujud komitmen global terhadap keberlanjutan, termasuk target pengurangan emisi karbon hingga 50% pada tahun 2030, PT Nestlé Indonesia terpilih menjadi tuan rumah Asia Oceania Africa (AOA) Fresh Milk Sourcing Workshop 2025. Lokakarya berskala internasional yang berlangsung selama sepekan penuh, mulai 5 hingga 13 Mei 2025 di Malang, Jawa Timur, ini dihadiri oleh perwakilan dari lebih dari delapan negara di kawasan Asia, Oceania, dan Afrika, termasuk tim dari Global Nutrition Business Unit dan R&D Agriculture Nestlé.

Adapun kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kolaborasi antara Nestlé dan para peternak sapi perah dalam mentransformasi praktik peternakan menjadi lebih tangguh, menerapkan pertanian regeneratif, mengurangi jejak karbon, serta menyelaraskan peta jalan pengembangan peternakan susu untuk mendukung komitmen Net Zero perusahaan.

Materi lokakarya tahun ini berfokus pada standar terbaru Fresh Milk Sourcing yang diinisiasi oleh Nestlé Global, mencakup implementasi Regenerative Agriculture, pemenuhan Hak Asasi Manusia, serta kerangka kerja Youth & Agripreneurship. Selain sesi lokakarya di kelas, para peserta juga akan berkesempatan mengunjungi langsung mitra peternak sapi perah rakyat di Malang untuk mempelajari praktik pengelolaan limbah ternak (manure management system) dan meninjau fasilitas produksi susu PT Nestlé Indonesia di Pabrik Kejayan. Rangkaian lokakarya ini akan ditutup dengan pelatihan mengenai kesehatan tanah (Soil Health Training).

Asisten Deputi Peningkatan Daya Saing Produk Peternakan Kementerian Koordinator Bidang Pangan Republik Indonesia, Karsan, S.Sos., M.M., yang hadir dalam pembukaan lokakarya menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif Nestlé. Susu adalah komoditas pangan strategis yang penting untuk meningkatkan gizi, mendukung kesehatan, dan menggerakkan ekonomi sektor peternakan serta industri pengolahan. Mengingat keterbatasan pasokan susu dalam negeri, maka diperlukan solusi terstruktur untuk meningkatkan kapasitas produksi lokal, memperkuat kemitraan antara peternak dan industri, serta memperkuat ekosistem pendukung.

“Kami mengapresiasi peran PT Nestlé Indonesia yang telah bermitra dengan peternak sapi perah rakyat di Jawa Timur sejak 1975,” ujarnya. Karsan juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk menciptakan rantai pasok susu segar yang efisien, inklusif, dan berkelanjutan,” ujar dia.

Direktur Corporate Affairs & Sustainability PT Nestlé Indonesia, Sufintri Rahayu, menegaskan komitmen Nestlé terhadap pengadaan bahan baku yang berkelanjutan (Responsible Sourcing) sebagai bagian integral dari operasional perusahaan sejak awal berdiri.

“Tahun ini menandai 50 tahun kemitraan PT Nestlé Indonesia dengan peternak sapi perah rakyat di Jawa Timur. Lokakarya AOA Fresh Milk Sourcing 2025 ini menjadi motivasi bagi kami untuk terus konsisten dalam pengadaan bahan baku yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan komunitas peternak,” kata Sufintri. Beliau juga menyoroti perluasan kemitraan dengan peternak di Jawa Tengah seiring dengan pembukaan Pabrik Bandaraya.

Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan Penyegar Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Merrijantij Punguan Pintaria, menyoroti pentingnya penguatan rantai pasok susu segar untuk mengurangi ketergantungan impor bahan baku industri pengolahan susu. “Pemerintah menyadari pentingnya sinergi antara peternak rakyat, koperasi, dan industri pengolahan susu. Kami berharap PT Nestlé Indonesia terus berkomitmen untuk berkolaborasi dan berinovasi dalam mengembangkan program kemitraannya dengan peternak sapi perah,” ujarnya.

Technical Director PT Nestlé Indonesia, Antonio Prochilo, menambahkan, bahwa Nestlé secara konsisten mendorong peternak mitranya untuk membangun mata pencaharian yang menguntungkan dan berkelanjutan. “Menjadi tuan rumah bagi para ahli susu dari berbagai negara di kawasan AOA merupakan kehormatan bagi kami untuk berbagi praktik terbaik global dalam peternakan sapi perah yang mendukung perjalanan kami menuju emisi nol bersih dan berkontribusi lebih banyak kepada komunitas peternak lokal,” katanya.

Lebih lanjut, PT Nestlé Indonesia telah membangun lebih dari 8.700 unit kubah biogas, mendukung pengelolaan limbah slurry untuk pertanian dan produksi kompos, serta mendistribusikan lebih dari 150.000 bibit tanaman legume untuk mendukung pertanian regeneratif. Selain itu, berbagai program edukasi dan pemberdayaan seperti Nestlé Needs Youth, Nesternship, SETARA Internship, Nestlé Management Trainee, dan Agripreneurship juga dijalankan untuk mencetak generasi peternak muda yang berkelanjutan.