Ahli Ekonomi: Diversifikasi dan Inovasi Kunci Sukses Perdagangan Internasional Indonesia

0
Young business couple reading list of ingredients they need for making organic soap for selling in online shop
[Reading Time Estimation: 2 minutes]

Marketing.co.id – Berita Marketing |  Perdagangan internasional terus menjadi elemen kunci bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Di balik setiap transaksi ekspor dan impor, terdapat tantangan besar yang perlu dihadapi. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Indonesia aktif merundingkan berbagai perjanjian perdagangan global untuk membuka akses baru bagi produk lokal dan memperkuat posisi negara di pasar internasional.

Salah satu pencapaian besar Indonesia adalah keterlibatan dalam perjanjian-perjanjian penting seperti ASEAN Trade in Goods Agreement (ATIGA) dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). Kedua perjanjian ini tidak hanya memberikan peluang besar bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor, tetapi juga memunculkan tantangan baru.

Pakar Ekonomi dan Dosen Universitas Esa Unggul, Lia Amalia, mengungkapkan bahwa tantangan utama yang dihadapi Indonesia dalam perdagangan internasional adalah ketergantungan pada komoditas mentah. “Indonesia masih sangat bergantung pada ekspor komoditas seperti batu bara, minyak sawit, dan hasil tambang lainnya. Padahal, untuk meningkatkan daya saing di pasar global, Indonesia harus mulai bergerak menuju diversifikasi produk ekspor,” ujarnya.

Lia menambahkan, bahwa diversifikasi ini tidak hanya berarti mengembangkan sektor-sektor baru, tetapi juga melakukan inovasi pada produk yang sudah ada. “Negara-negara maju yang kita hadapi di pasar internasional memiliki produk bernilai tambah tinggi, didukung oleh teknologi yang canggih. Indonesia perlu meningkatkan kapasitas inovasi, terutama di sektor manufaktur, untuk bisa bersaing di panggung global,” jelasnya.

Lebih lanjut, Lia Amalia menjelaskan, bahwa RCEP dan ATIGA memberikan peluang besar bagi Indonesia untuk memperluas pasar, tetapi kesuksesan tidak bisa diraih tanpa peningkatan kualitas dan nilai tambah produk. “Kita harus mulai memanfaatkan teknologi dan rantai pasok global secara lebih efektif. Sektor-sektor seperti manufaktur, produk teknologi, dan pertanian yang diproses harus mendapat perhatian lebih untuk menciptakan produk dengan daya saing yang lebih tinggi,” lanjutnya.

Pentingnya inovasi dalam produk ekspor juga ditegaskan oleh Lia. Ia menekankan bahwa produk-produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi akan membuka peluang lebih besar di pasar global. “Dengan memfokuskan pada inovasi, kita dapat menciptakan produk yang tidak hanya diminati di dalam negeri, tetapi juga memiliki daya tarik di pasar internasional,” ujarnya.

Lia juga menyebutkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk lebih bersinar di perdagangan internasional, asalkan pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat bekerja sama dalam meningkatkan daya saing. “Diversifikasi dan inovasi adalah kunci utama. Jika kita bisa mengatasi ketergantungan pada komoditas dan mulai menciptakan produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi, Indonesia bisa menjadi kekuatan ekonomi global yang lebih diperhitungkan,” tambahnya.

Dalam konteks ini, pemerintah diharapkan dapat menciptakan kebijakan yang mendukung pengembangan sektor-sektor strategis, seperti teknologi informasi, industri kreatif, dan produk pertanian yang terintegrasi dengan teknologi. Ini penting agar Indonesia tidak hanya menjadi pasar bagi produk luar, tetapi juga menjadi produsen yang kuat di pasar global.

Selain itu, penguatan infrastruktur dan logistik juga menjadi faktor krusial dalam mendukung daya saing produk Indonesia di pasar internasional. “Infrastruktur yang baik akan mempermudah distribusi dan akses ke pasar, sehingga produk lokal dapat bersaing lebih baik,” kata Lia.

Lia Amalia juga mengajak semua pemangku kepentingan untuk lebih proaktif dalam beradaptasi dengan dinamika pasar global. “Kita hidup di era globalisasi yang sangat cepat, di mana perubahan bisa terjadi dalam sekejap. Oleh karena itu, kita harus selalu siap untuk berinovasi dan beradaptasi,” tutupnya.