Marketing.co.id – Berita Financial Services | Membiasakan menabung di bank di masyarakat tidak mudah, termasuk di kalangan anak muda (Gen Z dan Milenial). Penyebabnya beragam, yang paling fundamental karena penghasilan pas-pasan, sehingga tidak ada sisa dari penghasilan yang bisa ditabung, Penyebab lainnya, menabung di bank duit kita bisa berkurang. Boro-boro dapat bunga, yang ada duit kita yang mengendap di bank malah menyusut kena potongan biaya administrasi.
Penyebab lainnya, membuka tabungan cukup ribet, meskipun sekarang sudah bisa membuka rekening secara daring. Karena cukup banyak form yang harus diisi dan terkadang kita mesti ke kantor cabang untuk validasi. Membuka tabungan di bank digital juga masih menimbulkan kekhawatiran soal data pribadi yang bisa menyebar kemana-mana, karena kasus pembobolan data penduduk Indonesia kerap muncul di pemberitaan media.
Budaya konsumerisme juga dapat menjadi hambatan budaya menabung di kalangan anak muda. Rayuan iklan menyebar dimana-mana dan dalam periode tertentu e-commerce dan marketplace rutin menggelar promo diskon, sehingga memicu masyarakat untuk berbelanja. Tidak punya uang pun tidak masalah, karena sekarang sudah banyak paylater.
Meski tantangannya berat, pentingnya budaya menabung pun terus digalakkan pemerintah, salah satunya melalui “Hari Indonesia Menabung” yang jatuh setiap 20 Agustus. Selain itu, kehadiran berbagai inovasi layanan perbankan, seperti bank digital, juga diharapkan dapat turut mendorong budaya menabung pada generasi muda.
Baca juga: Bank Muamalat Indonesia Dorong Pertumbuhan Tabungan Haji Dua Digit
Namun, studi dari Populix justru mengungkapkan, bahwa lebih dari 50% generasi Z dan Y menggunakan bank digital hanya untuk transaksi, sementara hanya 36% yang menggunakannya untuk menabung. Menanggapi fenomena ini, Krom Bank sebagai salah satu pelaku perbankan digital, sejak awal telah merancang produk dan layanan perbankan digitalnya agar tidak hanya mampu menjadi solusi yang relevan dengan gaya hidup dan kebutuhan generasi muda, namun juga membantu dalam menabung dan investasi menjadi lebih seamless.
Anton Hermawan, Presiden Direktur PT Krom Bank Indonesia Tbk, menjelaskan, meskipun terkesan sederhana, konsistensi menabung merupakan fondasi yang perlu dibangun kuat sebelum mengakses produk keuangan lainnya seperti investasi. Dia juga menandaskan, menabung bukan hanya tentang menyisihkan uang, tetapi juga tentang membangun disiplin dan kebiasaan yang baik untuk masa depan yang lebih terencana.
“Di kalangan anak muda, kami melihat mereka cenderung menabung dengan tujuan spesifik, seperti untuk liburan, membeli gadget, pendidikan lanjutan, atau down payment rumah. Ini hal yang baik, karena punya tujuan yang jelas membantu mereka lebih disiplin. Oleh karena itu, inovasi digital yang dibawa oleh bank digital seharusnya tidak hanya semakin mempermudah proses menabung bagi generasi muda, tetapi juga membuat menabung jadi lebih fun dan relevan bagi gaya hidup mereka.”
Guna menjawab tantangan dan kebutuhan generasi muda dalam menabung, Krom Bank telah memiliki fitur yang memungkinkan nasabah untuk memiliki 20 tabungan untuk berbagai kebutuhan dalam satu rekening. Fitur ini memudahkan nasabah, yang mayoritas generasi muda, untuk mengalokasikan dana sesuai tujuan keuangannya. Selain itu, deposito dapat menjadi pilihan bagi generasi muda untuk mendapatkan keuntungan yang lebih optimal. Untuk membantu nasabah menumbuhkan uang, Krom Bank juga memungkinkan nasabah untuk memiliki 20 deposito.
Baca juga: Bank Digital ini Berani Patok Bunga Deposito hingga 7,5% per Tahun
“Fleksibilitas berbagai jenis tabungan dan deposito dalam satu rekening akan membantu nasabah mengatur dan memantau tujuan spesifik finansial mereka dengan lebih terstruktur sekaligus memaksimalkan keuntungan. Berbagai inovasi dan fleksibilitas ini dihadirkan Krom Bank untuk membangun kebiasaan menabung bagi anak muda, sejalan dengan fokus Krom Bank untuk membantu generasi muda mencapai kemandirian finansial,” jelas Anton.
Kehadiran teknologi di industri keuangan sudah selayaknya mampu menjadi pendorong bagi generasi muda untuk mengelola keuangannya. “Di tengah tekanan budaya konsumerisme yang kuat saat ini, kebiasaan menabung semakin krusial bagi generasi muda. Oleh karena itu, membangun kebiasaan menabung bagi generasi muda pun tidak hanya dengan edukasi, namun juga inovasi layanan keuangan yang menyenangkan dan mampu menjadi bagian dari gaya hidup mereka. Kami percaya bahwa kolaborasi edukasi dan inovasi tersebut mampu menumbuhkan kebiasaan menabung yang berkelanjutan di generasi muda Indonesia untuk mencapai tujuan finansial mereka,“ tutup Anton.