Perancang Mode Prancis Hadirkan Koleksi Inovatif di JF3 Fashion Festival 2024

[Reading Time Estimation: 2 minutes]

Marketing.co.id – Berita Lifestyle | Di hari ke-4 JF3 Fashion Festival 2024 menampilkan koleksi-koleksi spektakuler dari beberapa desainer ternama. Festival ini tidak hanya menjadi panggung untuk memamerkan koleksi-koleksi terbaru dari desainer ternama, tetapi juga sebagai wadah untuk memperkuat jaringan industri mode nasional.

Salah satu momen puncak dari JF3 Fashion Festival adalah penampilan para desainer asal Perancis. Guillaume Hiriart Carriat, seorang desainer muda dari Espelette, Basque, Perancis, mempersembahkan estetika Basque melalui brand “ATXI” (Atchi). Koleksi-koleksi Guillaume menggunakan material berkualitas tinggi seperti kulit sapi lokal dan wol, menciptakan karya-karya yang memukau, termasuk tas berbentuk rumah yang disebut Etxea. Melalui desainnya, Guillaume tidak hanya menghadirkan keindahan tradisi Basque ke Jakarta, tetapi juga mengajak untuk menjelajahi ide-ide baru dan memperluas batas-batas desain dengan semangat kreativitas yang ceria.

Vincent Garnier, dengan koleksinya yang berjudul “ECHO”, memberikan tanggapan terhadap dinamika dunia saat ini dengan menyoroti perubahan cepat yang terjadi di sekitar kita. Koleksi ini menampilkan siluet gender-neutral, teknik tailoring yang sempurna, serta struktur dengan teknik korset, memberikan penekanan pada keberlanjutan dan langkah menuju fashion sirkular melalui penggunaan bahan monokrom dan deadstock.

Bastien Beny, dengan koleksinya “SUPERMARKET”, menghadirkan interpretasi yang inovatif tentang perpaduan antara pasar lokal dan supermarket. Tujuan dari koleksi ini adalah untuk mengamati perilaku konsumen serta menyoroti komitmen terhadap lingkungan melalui produk kulit ikonik yang mendekonstruksi konsumsi tradisional dengan menggunakan bahan baku ramah lingkungan.

Sementara itu, koleksi “Rising Wardrobe” dari Alice Rio-Derrey, yang diproduksi secara etis di Prancis, menawarkan revolusi fashion yang eklektik, maksimalis, dan multikultural. Dengan sentuhan sulam, lukis kain, dan rajut, Rio-Derrey mengubah bahan daur ulang menjadi karya seni yang dapat dikenakan, membuktikan bahwa keberlanjutan dan gaya dapat berjalan beriringan dengan harmonis.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here