Bos Aloshop “Ramal” Transaksi eCommerce Indonesia Semakin Moncer di 2024

0
Transaksi Digital Melesat 30%, Tapi Risiko Keamanan Jadi Peringatan Serius
[Reading Time Estimation: 2 minutes]

Co-Founder Aloshop Jessica Hendrawidjaja “ramal” transaksi eCommerce Indonesia 2024 akan semakin moncer hingga ratusan triliunan rupiah

Marketing.co.id – Berita Marketing | Transaksi eCommerce di Indonesia secara nyata telah memberikan kontribusi terbesar bagi ekonomi digital Indonesia selama 5 tahun terakhir. Hal ini dilihat dari besarnya nilai transaksi yang semakin meningkat sejak 2019 hingga di pertengahan 2024.

Sejumlah tokoh penting negeri ini, mulai dari Gubernur BI Perry Warjiyo, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto hingga Mendag Zulkifli Hasan, meyakini proyeksi transaksi eCommerce akan terus naik di akhir 2024, hingga di angka ratusan triliun rupiah.

Berasarkan tren pertumbuhan transaksi eCommerce di Indonesia selama beberapa tahun terakhir, Co-Founder & CIO (Chief Innovation Officer) Shipper dan Aloshop Jessica Hendrawidjaja mengatakan, jumlah transaksi eCommerce terus meningkat dan diprediksi bisa mencapai USD 104 di 2024.

Sejak adanya peralihan tren penjualan ke platform online yang semakin bertumbuh sejak masa pandemi hingga kini, jumlah transaksi perdagangan digital atau eCommerce di Indonesia juga mengalami pertumbuhan secara eksponensial dalam beberapa tahun terakhir.

Sebagai gambaran, BI mencatat realisasi transaksi perdagangan elektronik di Indonesia mencapai angka Rp 453,75 triliun sepanjang 2023, meskipun lebih rendah dari pencapaian transaksi pada 2022 sebesar Rp 476,3 triliun. Namun, secara volume transaksi pada 2023 tembus di 3,71 miliar, yang justru lebih meningkat dibandingkan dengan realisasi pada 2022 yang mencapai 3,49 miliar.

Merespon tren pertumbuhan transaksi eCommerce yang semakin membuka peluang menjanjikan sekaligus diiringi berbagai tantangan-tantangannya kedepan, Aloshop hadir untuk mengakselerasi digitalisasi eCommerce sebagai e-commerce enabler yang terintegrasi secara komprehensif.

Jessica menjelaskan bahwa Aloshop hadir berawal dari keluh kesah mitranya di Shipper yang yang melayani kebutuhan logistik untuk beberapa brand ternama di Indonesia. Menurutnya, tren transaksi online memang semakin meningkat, berbagai platform eCommerce juga terus berinovasi dalam menyediakan beragam fitur terbaiknya kepada penjual seperti live streaming.

Para pemain eCommerce dan social commerce saat ini terus berlomba-lomba mengambil peran penting ini, fitur live streaming dimanfaatkan penuh oleh penjual untuk terus berinteraksi dengan pembeli secara real time, sebagai cara jitu untuk membangun kepercayaan masyarakat pada produk mereka sehingga tercapai target penjualan yang diharapkan”.

Namun, kata Jessica, tantangan antar brand pun semakin meningkat dalam membedakan produk mereka di pasar yang semakin kompetitif ini. Tidak hanya sampai di situ, kendala lain yang sering dikeluhkan juga termasuk hal-hal operasional seperti logistik, teknologi, dan perubahan regulasi dari masing-masing platform eCommerce yang terus berubah-ubah. Oleh karena itu, strategi pemasaran yang baik dalam mengedepankan brand value merupakan hal yang penting.

Dalam rangka menangkap peluang dari berbagai tantangan yang dihadapi pelaku usaha dan bisnis, Aloshop hadir sebagai end-to-end e-commerce enabler, dengan memfasilitasi beragam solusi mulai dari pemasaran sampai ke operasional logistiknya. Saat ini, Aloshop telah mengelola lebih dari 100 brand, mulai dari skala UMKM hingga ke level enterprise.

Aloshop membuka akses seluas-luasnya kepada seluruh brand lokal agar dapat mendunia dengan terus berekspansi. Kawasan Asia Tenggara merupakan target market pertama bagi Aloshop untuk memulai perjalanan ekspansinya. Aloshop pun merealisasikannya pada Juli 2024, dengan secara resmi membuka ekspansi Aloshop di Thailand.

“Sebagai e-commerce enabler, Aloshop dapat menjadi mitra terbaik sekaligus menjadi penyokong pertumbuhan, stabilitas, dan produktivitas di sektor perdagangan digital ini. Kedepannya, Aloshop siap berpartisipasi dan mendukung implementasi dari berbagai perkembangan industri perdagangan digital ini”, tutup Jessica.